bab 33

1.4K 70 4
                                    

Shila masih betah duduk sendirian di balkon kamar Tarisa. Langit sore yang tampak indah dengan campuran warna oren dan ungu kini telah di gantikan dengan warna langit yang hitam gelap.

Tapi jangan salah mengartikan, yang gelap tak selalu menakutkan. Kadang kita terlalu fokus dengan gelapnya malam, sehingga lupa bahwa diantara malam gelap tersebut terdapat hiasan bintang yang begitu indah.

Hawa dingin mulai menusuk ke tulang Shila. Tubuhnya tak mampu melindunginya dari dingin malam ini. Setelah menghabiskan minum yang sudah di ambilkan oleh Tarisa sore tadi, Shila segera masuk membawa beberapa camilan yang ada di sampingnya.

Di kamar tampak Tarisa dan Aliya yang sudah terlelap di kasur ukuran king size milik Tarisa. Shila tersenyum, sudah cukup lama mereka tidak menginap bersama dan ngobrol hingga fajar dan akhirnya berujung bangun siang hari. Shila rindu hangat peluk kedua sahabatnya itu.

Dengan langkah yang perlahan, Shila mulai melihat ponsel yang memang sejak dia memutuskan kabur dari rumah hingga sekarang tepat jam tujuh malam belum ia sentuh sedikitpun.

52 miscall from supermom
48 miscall from Kak Dani sayang
46 miscall from Kak Dhila
34 miscall from superdad
157 chat from 5 person.


Melihat begitu banyak notifikasi yang ada di ponselnya, Shila memutuskan hanya menjawab pesan dari Mamanya.

Supermom
Shila baik-baik aja ma, Shila lagi di rumah Tarisa. Shila nginep disini ya.
(You send pict
Nih kalo ga percaya, mereka udah tidur dan sekarang Shila mau gabung juga.
Mama gak perlu khawatirin Shila, Shila baik-baik aja. Sekalian bilang ke Papa sama Kak Dhila ya Ma. Shila baik-baik aja.
Night Ma, have a nice dream.

Setelah semua pesannya terkirim, tiba-tiba ada panggilan masuk dari Dani. Shila menghela nafasnya kemudian membiarkan ponselnya hingga getarnya habis. Segera Shila matikan ponselnya kemudian di charge.

“Maaf Kak, Shila belum siap buat bicara sama Kak Dani” ujar Shila dalam hati.

Shila segera mengganti bajunya dengan baju tidur milik Tarisa kemudian membersihkan diri dari mulai cuci muka hingga gosok gigi, seperti biasa rutinitasnya ketika mau tidur.

Setelah selesai dengan kebutuhan kamar mandinya, Shila segera merebahkan tubuhnya tepat di tengah antara Tarisa dan Aliya. Karena memang tempat itu yang paling longgar dan strategis untuk merebahkan tubuh. Shila memejamkan matanya namun pikirannya melayang hingga kemana-mana.

Tubuh dan mata Shila terlalu lelah menangis dan meratapi kenyataan yang begitu mengejutkan, hingga membuat Shila terlelap dalam tidurnya.

🌟🌟🌟

Suara ayam yang bersahutan serta suara adzan shubuh membangunkan Shila dari tidurnya semalam, Shila melirik jam yang ada di meja Tarisa, jam menunjukkan pukul empat tepat. Shila segera beranjak dari tidurnya dan segera mengambil wudhu kemudian menunaikan kewajibannya sebagai makhluk beragama.

Seusai sholat, Shila mengadukan semua masalahnya kepada Tuhannya, Allah SWT. Meski tidak terjawab secara langsung semua keluh kesahnya, setidaknya Shila jauh lebih lega setelahnya. Karena Shila yakin bahwa Tuhan tidak akan pernah membuatnya bersedih lama-lama.

Terkadang Shila malu, dia terlalu banyak meminta kepada Tuhan. Menganggap Tuhan tidak adil atas takdirnya. Padahal kenyataannya Shilalah yang terlalu egois dengan selalu menuntut semua keinginannya kepada Tuhan, sedangkan syariat dan hukum islam saja belum dia lakukan dengan baik.

Berdoa serta menceritakan semua beban di pundak serta hatinya, membuat Shila jadi menangis hingga terisak. Tiba-tiba ada sebuah tangan yang memeluknya dari belakang, setelah menoleh, ternyata tangan itu milik Aliya.

Shila [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang