bab 22

1.7K 78 0
                                    

Semalam merupakan malam yang indah, malam yang tidak pernah Shila pikir akan terjadi, Dani yang sebelumnya sangat tampak jauh kini kembali dekat seperti urat nadi.

Pagi yang cerah ini di awali dengan senyum yang cerah juga dari wajah Shila, hari ini kembali dia berangkat sekolah dengan motor andalan Dani yang mampu membelah kemacetan di kotanya.

Dan yang paling menyenangkan adalah, hari ini Shila mendapat ucapan selamat pagi yang tidak terasa hambar seperti kemarin-kemarin saat Putra yang mengucapkannya.

Ternyata benar, takdir Tuhan tidak pernah salah. Mungkin jika Shila diberi kemudahan membuka hatinya untuk Putra, rasa kecewanya sudah sampai ke ubun-ubun. Meskupun sekarang Shila memang kecewa dengan Putra.

Tapi tak mengapa, yang penting Dani sudah kembali lagi padanya, itu sudah hal yang membahagiakan untuknya pagi ini.

“Shila, ada kabar baik apa nih yang Mama belum tau?” tanya Mama.

Nothing ma, nothing special” sahut Shila sembari melahap sarapannya dengan semangat.

Mama Shila menggelengkan kepalanya, “Udah ada yang mulai rahasia-rahasiaan nih sama Mama” sahut Mama.

Shila mengerucutkan bibirnya, “Apaan sih Mama nih” sahut Shila dengan kesal.

“Hehehe, cerita dong sayang. Gimana ceritanya Dani bisa anterin kamu pulang semalem? Sampe ijin Mama segala?” tanya Mama.

“Iya deh, Shila udah baikan sama Kak Dani Ma” jawab Shila.

Mama Shila tersenyum dan Mamanya mengelus rambut Shila dengan sayang.

“Bagus deh, sekarang udah nggak ada lagi yang bangun-bangun matanya bengkak dan bantalnya basah ya” sindir Mama, Shila memutar bola matanya kesal.

“Oh iya Ma, Papa mana kok nggak makan?” tanya Shila

“Emm, Papa kamu tadi nggak sarapan sayang. Katanya mau sarapan di kantor aja” sahut Mama, wajahnya sedikit cemas.

“Udahlah Ma, nggak apa-apa sekali-kali Papa makan di luar. Segitu sayangnya Mama sama Papa sampai khawatir gitu” ucap Shila menggoda mamanya.

Mama Shila menghela nafas panjang, “Kamu ini bisa aja ya godain mama” keluh Mama Shila

Beberapa saat setelahnya, tiba-tiba terdengar suara klakson dari luar rumah Shila. Sesegera mungkin Shila melahap suapan terakhir makanannya dan meneguk susunya hingga habis.

“Shila berangkat dulu ya Ma” pamit Shila sembari mencium tangan dan pipi kedua orang tuanya.

“Baik-baik di sekolah ya sayang. Salam buat Dani” pesan Mama, Shila menganggukkan kepalanya kemudian melangkahkan kakinya keluar rumah.

“Assalamu’alaikum” sindir Mama, Shila kemudian tertawa kecil.

“Oh iya sampai lupa. Assalamu’alaikum” salam Shila.

“Waalaikum salam” sahut Mama.
Shila mendekati motor Dani kemudian mengambil helm yang memang selalu Dani bawa khusus untuk Shila. Shila memakai helmnya kemudian naik ke motor Dani.

“Kebiasaan deh” ucap Dani sembari memasangkan pengaman helm yang Shila pakai.

“Kan yang penting pakai helm Kak” ujar Shila.

“Kata siapa? Pakai pengaman itu juga penting. Percuma nanti ternyata terjadi hal yang buruk dan kita belum pasang pengaman helm dengan baik kan bisa aja helmnya lepas. Nanti yang melindungi kepala kita apa kalau helmnya lepas?” jelas Dani, Shila menganggukkan kepalanya.

“Yaudah setelah ini nggak bakal lupa benerin deh” ucap Shila, Dani tersenyum.

“Nggak papa lupa kalau lagi sama aku. Kan bisa aku benerin, biar romantis” sahut Dani, disambut dengan cubitan maut di perut Dani, Dani kemudian meringis kesakitan.

Shila [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang