“Oke, aku bakal dengerin semua penjelasan kalian. Aku harap nggak ada kebohongan dan pengkhianatan lagi” ucap Shila dengan ekspresi juga nada bicara yang datar.
Ucapan Shila seketika membuat hati Dani semakin tak karuan, begitupun Dhila.
“Oke, dari gue. Shila lu harus dengerin gue. Pertama, gue sama sekali nggak tau kalau Dani itu pacar lu. Kedua, Kakak dan Dani ngelakuin ini semua karena terpaksa. Dan ketiga, kami melakukan dalam keadaan sama-sama hancur dan putus asa” jelas Kak Dhila.
“Aku nggak faham yang kedua dan ketiga Kak” ucap Shila.
“Shila, aku mohon kamu dengerin aku. Aku tau ini salah dan yang di bilang Dhila semuanya bener. Aku sama Dhila ngelakuin itu karena terpaksa, karena kita nggak tau lagi gimana cara memisahkan kedua orang tua kita yang terjebak dalam perselingkuhan. Jadi kalau kita melakukan hal itu, sudah bisa di pastikan orang tua kita akan mengakhiri hal buruk tersebut” sahut Dani yang mulai angkat bicara sembari terus menatap Shila dengan tatapan yang sulit di artikan.
“Maksud Kak Dani, selingkuhan Papa itu Bundanya Kak Dani? Jadi selingkuhan papa itu Namanya Kak Dani?” tanya Shila meyakinkan diri atas perkataan Dani yang memang kurang jelas.
Dani menganggukkan kepalanya.
Tangis Shila seketika menjadi-jadi. Gemuruh dalam hatinya tak bisa di bendungnya lagi.“Kenapa kakak nggak pernah cerita ke Shila kalau kakak juga punya masalah yang sama kayak aku kak? Kenapa?” ucap Shila dengan sedikit histeris.
“Aku cuman gak mau kamu semakin banyak pikiran, apalagi kamu mau UN” sahut Dani sembari duduk di samping Shila, kini Dhila berdiri untuk duduk di tempat Dani.
“Kalau kakak cerita, endingnya nggak akan sesakit ini kak” keluh Shila.
Air mata Shila sudah menetes sejak tadi. Dadanya terasa sesak karena menahan suara isak tangisnya.
Dani terlihat ingin menghapus air mata di pipi Shila, namun di tepis seketika oleh Shila.
“Nasi udah jadi bubur Shil. cukup nangisnya” sahut Dhila.
Shila menggelengkan kepala tanda bahwa dirinya tidak ingin menyudahi tangisannya, hatinya belum seratus persen lega dan masih ingin menangis karena kecewa sekaligus menyesal.
Shila terlalu fokus dengan rasa sakit dan khawatir akan keluarganya. Hingga lupa bahwa Dani juga butuh untuk di dengarkan atau sekadar di mengerti bahwa Dani juga memiliki masalah yang sama.
Shila yang sebelumnya hanya menundukkan kepalanya, kemudian menatap Dani yang duduk di depannya “Kenapa bukan aku aja yang kakak hamilin? Hah?” ucap Shila frustasi.
Jantung Dani rasanya seperti berhenti berdetak mendengar ucapan Shila barusan.
“Hush, jangan rusak masa depan kamu dek” ucap Dhila.
“Kakak nggak ngebolehin aku ngerusak masa depan aku. Sedangkan kakak ngerusak masa depan kakak sendiri? Iya? Isn’t fear kak” ucap Shila dengan nada sedikit membentak.
Dhila menghela nafasnya, terlihat sekali bahwa Shila sama sekali belum ikhlas jika Dani akan menjadi suaminya.
“Semua udah terlanjur, Kakak minta maaf karena kebodohan kami ini ngebuat hati kamu sakit bahkan berkali-kali lipat. Dan maaf, Kakak sama sekali nggak tau kalau kamu sama Dhila bersaudara. Dunia memang begitu sempit” jelas Dani, Shila hanya diam dengan suara sesenggukan suara khas tangisan.
Dhila menghela nafasnya, “Shil, kamu boleh kok tetap pacaran sama Dani. Aku cuman pengen anak ini punya akta kelahiran kemudian hidup seperti anak sewajarnya. Aku dan Dani akan bercerai setelah anak ini lahir dan kamu serta Dani boleh melanjutkan kisah cinta kalian yang sempat tertunda” sahut Kak Dhila.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shila [SELESAI]
Teen FictionTerimakasih sudah datang, memporak-porandakan hatiku, serta membuat hidupku lebih berwarna. -Shila Adhwa Maharani- Shila, anak yang sangat pintar di pelajaran, namun sangat payah dalam urusan percintaan. Bagaimana jadinya jika dia harus bertemu Da...