Hari ini Shila UN terakhir, ada perasaan lega di hati Shila. Bagaimana tidak? Hal yang sejak tiga bulan yang lalu di perjuangkan akhirnya selesai juga. Walaupun belum tau apa hasilnya, paling tidak Shila sudah berusaha sekuat tenaga dan menguras banyak energy.
Hari ini Dani tidak bisa menjemput ataupun mengantar Shila untuk ujian terakhir, karena ada event kampus yang mengharuskan Dani untuk lebih lama berada di kampus. Shila memutuskan untuk meminta Kak Dhila untuk menjemputnya.
Yah, Shila yang sudah menunggu Dhila di depan gerbang sekolah kini tampak tersenyum melihat mobil yang tak asing lagi di matanya.
“Tarisa, Haidar, Aliya, Satrio. Shila duluan ya? Kak Dhila udah jemput” seru Shila sembari melambaikan tangannya kearah keempat temannya.
“Iya, hati-hati di jalan Shil” sahut Tarisa.
“Ayo pulang sayang” ucap Satrio, Aliya menganggukkan kepalanya kemudian mengikuti arah tangan Satrio membawanya.
Ya, Aliya dan Satrio selalu romantis. Bahkan ketika bertengkar sekalipun, mereka tidak pernah berteriak saling memaki atau marah marah tidak jelas seperti pasangan muda biasanya. Mereka terlihat kalem dan dewasa dalam menjalani hubungan cinta mereka.
Sedangkan Tarisa dengan Haidar. Tarisa yang banyak tingkah harus dipertemukan dengan spesies malas berbicara seperti Haidar sungguh membuat mereka terlihat menggemaskan. Walaupun Tarisa sering marah dan memaki Haidar, namun jika sekali Haidar sudah berbicara dan memerintah Tarisa, seketika Tarisa tak bisa menolaknya.
🌟🌟🌟
Dhila dan Shila mampir disebuah café yang baru diketahui Shila tempatnya, agak jauh dari rumah dan sekolahnya namun dekorasinya sangat klasik dan aroma khas yang ada di ruangannya membuat kesan klasiknya bertambah. Dengan nuansa coklat, sangat menenangkan hati.
“Kak” panggil Shila.
“Kenapa dek? Nggak cocok sama makanannya? Boleh kok pesan yang lain. Hari ini harimu, jadi boleh pesen apa aja” sahut Dhila sembari meminum minumannya.
“Shila suka kok sama makanannya, Shila mau ngomongin yang lain” ujar Shila, Kakaknya tampak mengarahkan matanya kearah Shila.
“Kemarin kakak kan janji bakal minta pertanggung jawaban dari laki-laki yang udah buat Kakak hamil, gimana jadinya?” tanya Shila.
Dhila menghela nafasnya, “Kakak belum bilang ke dia kalau kakak hamil” ucap Dhila.
“Kakak harus bilang sama dia. Gimana dia bisa tau dan bertanggung jawab kalau kakak aja nggak ngasih tau ke dia” protes Shila.
Dhila menganggukkan kepalanya, “Iya iya. Ini kakak chat dia” sahut Dhila sembari mengetik sesuatu di ponselnya. Kemudian keduanya melanjutkan kegiatan makannya.
Selang beberapa menit, ponsel Dhila bergetar. Ada panggilan masuk. Dengan cekatan Shila mengangkat telfon tersebut.
“Kamu serius hamil?” tanya lelaki itu dengan suara agak cemas.
“Oh jadi kamu yang udah berani hamilin kakak aku? Kamu harus tanggung jawab! Awas aja kalo nggak tanggung jawab, seumur hidupmu nggak bakal tenang pokoknya” ucap Shila.
“Ini siapa? Dhilanya mana?” tanya lelaki tersebut.
Shila mendengus, “Kan tadi udah di bilang, ini adiknya Dhila, pokoknya harus tanggung jawab” perintah Shila.
“Tapi kan,” sahut orang tersebut menggantung.
“Nggak mau tau ya, kamu enak laki-laki nggak ada bekas sedangkan kakak aku? Dia hamil anak kamu! Kamu harus tanggung jawab apapun alasannya” cerocos Shila. Terdengar orang yang sedang di telfon menghela nafas panjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shila [SELESAI]
Teen FictionTerimakasih sudah datang, memporak-porandakan hatiku, serta membuat hidupku lebih berwarna. -Shila Adhwa Maharani- Shila, anak yang sangat pintar di pelajaran, namun sangat payah dalam urusan percintaan. Bagaimana jadinya jika dia harus bertemu Da...