bab 9

1.7K 80 0
                                    

Menunggu jadwal olahraga selesai, mereka membicarakan banyak hal, dari mulai menebak siapa orang yang meneror Shila, bagaimana pacar baru Tarisa sampai bagaimana tips Aliya yang bisa awet banget berpacaran dengan Satrio.

Mereka membicarakan semua tentang mereka. Shila juga sesekali membanggakan Dani yang selalu berbaik hati mau menemaninya kemana saja, tidak pernah kasar ataupun menyakiti Shila.

Dari bahasa tubuhnya, Shila tampak sangat bahagia bersama Dani, ini membuat kedua sahabatnya lega.

Setidaknya Shila melewatkan masa SMA nya dengan baik dan bahagia. Meskipun harus ada drama dihubungannya.

“Gue ngerasa kalo orang yang neror Shila tuh orang terdekat ya. Nyatanya dia tau Shila punya ketraumaan sama dream charter. Persis dengan darah di setiap ujung runcingnya” ujar Aliya.

“Iya bener. Lu cerita sama siapa aja Shil?” tanya Tarisa

“Nggak sama banyak orang kok. Sama kalian aja, paling yang tau ya Radit, Andre. Sekelas aja nggak banyak yang tau” jawab Shila.

Pandangan Aliya tiba-tiba mengarah ke Tarisa dengan tajam “Eh, kenapa lu lihat gue begitu? Lu mau nuduh gue?” tanya Tarisa dengan emosi, merasa di fitnah.

“Gue nggak bilang gitu ya. Tapi kita semua tau kalau lu nggak suka sama Dani. Mungkin dengan ini lu bisa balas dendam lu sama Alex. Dengan menjauhkan Dani dari Shila, you know lah. Alex kan bakal sakit kalau Dani juga sakit. Se antero sekolah juga tau gimana setianya persahabatan Alex, Dani, sama Dimas” sahut Aliya dengan enteng. Tarisa yang merasa di pojokkan jelas marah besar. Kemudian dia menjambak rambut Aliya.

“Gue emang benci sama Alex dan gue emang nggak suka sama Dani, tapi gue nggak mungkin bakal ngorbanin kebahagiaan sahabat gue” ucap Tarisa dengan penuh kemarahan.

“Udah deh udah, kenapa kalian jadi saling tuduh sih? Nggak mungkin Tarisa kayak gitu kok. Udah ya Sa, di lepas tangannya dari rambut Aliya” pinta Shila dengan memegang tangan Tarisa yang berada di rambut Aliya. Kemudian di lepaslah oleh Tarisa.

“Aliya minta maaf sama Tarisa” perintah Shila, Aliya menganggukkan kepalanya.

“Maafin gue ya. Gue nggak ada niat buat nuduh lu. Gue cuman takut aja kalo persahabatan kita ini pecah gara-gara ternyata lu pelakunya. Gue salah” ucap Aliya, Tarisa kemudian menganggukkan kepalanya

“Iya gue paham. Tapi beneran bukan gue pelakunya” sahut Tarisa, kemudian mereka berdua berpelukan.

Seperti inilah mereka, bukan hal baru jika saling curiga, saling marah marahan. Dan penengahnya akan mendadak jadi sangat bijaksana.

Jika Tarisa dan Aliya berantem seperti dari, Shila yang akan mendadak jadi mamah dedeh dan menceramahi mereka berdua. Jika yang berantem Shila dan Tarisa, Aliya yang akan menjadi penengah. Dan ini paling sering terjadi.

Kalau Aliya dan Shila jarang sih berantem, cuman suka adu mulut saja. Dan Tarisa mendadak jadi sangat bijaksana, melupakan sifatnya yang terkadang kekanakan.

Tak terasa, ternyata bel pelajaran kedua berbunyi. Segera mereka bertiga turun dari rooftop untuk segera memasuki kelas.

Sebelumnya Tarisa mengajak untuk bolos pelajaran ini, namun Aliya menolaknya karena dia sudah janji pada Satrio kalau dia hanya akan bolos di pelajaran olahraga.

Aliya memang cocok pacaran dengan ketua kelas, dia sangat berpegang teguh dengan janji-janjinya.

Cocoklah jika nanti jadi ibu Negara, dia pasti akan memarahi suaminya jika tidak memenuhi janjinya saat kampanye.

Aduh, malah sampai sini.

Sesampainya di kelas, mereka mendapat tatapan aneh dari beberapa temannya yang mungkin sadar jika tidak ada mereka di pelajaran olahraga tadi.

Shila [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang