bab 15

1.5K 80 2
                                    

Mengapa hatiku masih saja mengarah padamu? Padamu yang sama sekali tak lagi bisa disentuh hati maupun raganya.


Seminggu ini sekolah sangat sibuk dengan materi-materi pelajaran yang belum selesai karena minggu depan sudah akan Ujian Akhir Semester.

Siswa yang sebelumnya bisa asik-asik bermain bahkan tidur di kelas kini sudah tidak bisa lagi. Karena sekarang hampir semua guru mendadak menjadi singa. Semuanya akan marah jika ada siswa yang tidak fokus pada pelajarannya.

Dikelas Shila saat ini adalah pelajaran biologi, pelajaran tentang klasifikasi makhluk hidup. Tampak terlihat Bu Beta menjelaskan dengan rinci namun sangat cepat. Karena Bu Beta sempat beberapa kali kosong dan ada beberapa bab yang belum terselesaikan.

“Shila, kamu mau ngelamun di luar atau ikut pelajaran saya dengan fokus!” ucap Bu Beta tiba-tiba.

“Maaf bu” ucap Shila seketika tersadar namanya di panggil.

“Kamu memang siswa yang cerdas, tapi jika kamu tidak mau fokus mendengarkan saya dan merasa sudah pintar. Silahkan keluar dari kelas saya” sindir Bu Beta.

Shila yang kondisi hatinya sedang tidak enak di tambah kelas yang selalu penuh dengan tekanan merasa tersinggung dengan apa yang diucapkan oleh Bu Beta.

“Maaf bu, tapi saya baru kali ini tidak fokus. Biasanya dari teman sekelas hanya saya dan beberapa siswa lain yang mendengarkan dan ibu tidak pernah mencibir siswa lain yang selalu berbuat onar” sahut Shila dengan berani. Seketika semua penghuni kelas kaget dengan kenekatan Shila. Baru kali ini seorang Shila berani manjawab ucapan guru.

“Kamu keberatan dengan ucapan saya Shila?” tanya Bu Beta namun dengan nada ucapan yang kurang bersahabat.

“Jelas saya keberatan bu. Saya selalu menjaga sopan santun saya dengan guru siapapun itu. Tapi kenapa sekarang saya hanya melakukan kesalahan kecil ibu malah mencibir dengan kalimat yang tidak enak di dengar? Apalagi didepan teman-teman sekelas seperti ini. Seolah saya ini pembuat onar” sahut Shila lagi.

"Lagipula saya tau kenapa guru-guru saat menjelang UAS selalu sensitif, karena mereka gagal menyusun target pembelajaran dengan baik. Buktinya, setiap mendekati UAS kita seolah dihujani materi-materi yang tidak sempat dijelaskan dengan baik" Lanjut Shila.

Bu Beta benar-benar kaget dengan respon Shila yang sedemikian beraninya.

“Kamu itu terlalu banyak main sama Dani kemarin. Kamu jadi anak yang tidak sopan dengan guru. Dani berefek buruk untuk kamu” ujar Bu Beta dengan menggelengkan kepalanya.

“Maaf bu. Dengan seluruh hormat saya, jika ibu memang tidak suka dengan sikap saya, tolong hanya lihat diri saya sendiri. jangan salahkan orang lain yang sama sekali tidak tau menahu tentang hal ini” jelas Shila, kemudian berdiri dan melangkahkan kakinya ke depan kelas.

“Maaf bu, daripada saya mengganggu kegiatan belajar mengajar yang ada di kelas ini. Lebih baik saya keluar kelas dan saya harap, hal ini yang mungkin menurut ibu tidak sopan, tidak berpengaruh dengan hasil akhir saya di lapor UAS saya nantinya” lanjut Shila kemudian melangkahkan kakinya keluar kelas.

“Selamat pagi” salam Shila sebelum menutup pintu kelas.

Seketika kelas menjadi hening. Bu Beta kembali menjelaskan materinya yang mulai menggunung dan beberapa siswa lain hanya mengikuti.

Kaget, jelas. Shila yang biasanya hanya diam dan menurut dengan apa yang diucapkan oleh guru, hari ini mencetak rekor berani membantah guru kemudian keluar kelas.

Shila [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang