Setelah dua minggu ujian, hari ini tepat hari senin di adakan classmeeting seperti rutinitas biasanya.
Hari ini banyak bermain di lapangan, banyak guru yang ikut asik bermain, namun ada juga yang masih berkutat di kelas untuk melakukan ujian susulan ataupun remedial.
Yah, kejadian kemarin Shila mendadak tuli saat ujian hanya berjalan tiga hari.
Shila tidak tega dengan teman-temannya yang tetap mau berteman dengannya namun tidak dibantu. Bukan hal baik ya, tapi mau bagaimana lagi? Teman seperjuangan.
Disinilah Shila sekarang, melihat orang-orang sedang bertanding futsal. Jadwal hari ini adalah lomba futsal.
Banyak teman-temannya yang histeris ketika pacar atau idolanya bisa memasukkan bola ke gawang.
Bahkan hanya dengan mengusap peluh di keningnya atau membenarkan rambut saja bisa membuat mereka teriak sangat kencang, hingga membuat gendang telinga hampir lepas dari tempatnya.
Shila yang memang bukan jenis orang yang suka histeris seperti itu memilih duduk di bagian belakang lapangan indoor.
Paling atas dan paling jarang di tempati orang. Ditemani oleh Aliya dan Tarisa yang fokus melihat pertandingan futsal yang sudah mulai memanas itu.
“Shil” panggil Aliya.
“Iya?” respon Shila setelah namanya terpanggil.
“Ngapain lu ngelamun?” tanya Aliya, Shila menggelengkan kepalanya.
“Nggak kok. Aku nggak ngelamun” sahut Shila. Kedua sahabatnya itu memeluk Shila dari samping.
“Udahlah, jangan flashback terus. Life must go on Shila” ucap Tarisa, Shila menganggukkan kepalanya.
“Iya Sa, tapi aku tuh heran. Meskipun ada lelaki lain di sebelahku, kenapa masih aja dia yang memenuhi hatiku?” tanya Shila sembari tatapannya lurus ke depan, Aliya dan Tarisa makin mengeratkan pelukannya.
“Takdir Tuhan tidak pernah salah, percaya bakal ada sesuatu yang luar biasa setelah ini” sahut Aliya, senyum Shila mengembang meski terlihat ada titik air mata di pipinya.
“Udah dong jangan galau. Keep smile” seru Tarisa.
Setelah cukup lama melihat pertandingan futsal dan membuat Shila baper teringat Dani lagi. Shila, Tarisa, Aliya memilih untuk ke kantin untuk menunaikan kebutuhannya perutnya yang sudah ribut ingin diisi.
“Lu pesen apa Shil?” tanya Tarisa.
“Mie ayam sama jus melon ya” sahut Shila.
“Jangan makan mie ayam Shil, terlalu banyak minyaknya. Nggak baik buat badan kamu” sahut seseorang di belakang Shila. Setelah tau orangnya, Tarisa memutar bola matanya kesal.
“Putra, lu siapanya Shila sih? Sampe makan aja lu atur-atur? Lu bokapnya?” cibir Tarisa, Putra malah tertawa.
“Gue ini orang yang paling ngerti Shila melebihi kalian. Shila bisa jadi gemuk kalo makan yang banyak berminyak. Mending makan siomay atau salat buah aja tuh disitu lebih sehat” bujuk Putra, Shila menggelengkan kepalanya.
“Shila pengen mie ayam” sahut Shila dengan sedikit merengek manja, Putra menggelengkan kepalanya.
“Nggak Shila, makan salat buah aja” jawab Putra.
“Shila nggak masalah kalo gendut, toh gendut itu gemesin. Shila juga rajin olahraga kok. Boleh ya Putra?” bujuk Shila, sebal melihat sifat posesif Putra yang keterlaluan.
Tarisa memilih pergi memesan makanan. Tarisa membelikan apa yang di pesan Shila tadi tanpa sepengetahuan Putra.
“Nih makan Shil. lu nggak usah kebanyakan bacot Put” ujar Tarisa sembari memakan baksonya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shila [SELESAI]
Teen FictionTerimakasih sudah datang, memporak-porandakan hatiku, serta membuat hidupku lebih berwarna. -Shila Adhwa Maharani- Shila, anak yang sangat pintar di pelajaran, namun sangat payah dalam urusan percintaan. Bagaimana jadinya jika dia harus bertemu Da...