Shila menatap pantulan wajahnya dari cermin yang ada di kamarnya. Yah, kakaknya sudah selesai memoleskan beberapa alat make up yang sudah mulai dia kenal ketika di pakaikan oleh Tarisa tempo hari.
Dengan balutan gaun warna biru yang di kombinasi dengan sedikit warna abu-abu, juga bando kain warna abu-abu yang menempel dengan sempurna di rambutnya. Shila tampak sedikit berbeda hari ini.
Jam menunjukkan jam setengah tujuh, itu berarti setengah jam lagi Dani akan datang dan melihat penampilannya yang sedikit berbeda dan sangat baru baginya.
Shila yang selalu menggunakan bedak bayi andalannya kini berubah menggunakan alas bedak, eyeshadow, eyeliner, lipstick warna merah muda agak gelap. Yah, kakaknya memang pintar sekali menyesuaikan make up dengan acara.
“Udah, gausah gugup. Kakak mau pergi dulu ya dek. Semangat sayang. You look so beautifull tonight” seru Dhila sembari mencium pipi adiknya dan pergi dari kamar adiknya.
Shila hanya diam sembari melihat wajahnya dari cermin. Sebenarnya malam ini bukan tampilan berbeda saja yang membuatnya banyak melamun, hanya saja Shila takut setelah ini Dani akan semakin jauh darinya.
Kejadian kemarin sudah membuat air matanya terkuras. Jangan sampai ada kejadian yang kedua, ketiga, atau selanjutnya.
Ya, kalau bukan karena keluarganya, Dani dan kedua sahabatnya itu, Shila tidak pernah tau bagaimana dia bisa kuat menjalani hidupnya sekarang.
“Hei, kok ngelamun? Kenapa sayang?” tanya Mama, Shila menggelengkan kepalanya kemudian tersenyum kepada mamanya.
“Nggak papa kok Ma” sahut Shila.
Mamanya tersenyum sembari melihat pantulan wajah cantik anak gadis kecilnya itu. “Kamu cantik banget sayang”Shila tersenyum, “Ma,” panggil Shila
“Iya sayang”
“Mama sama Papa sayang kan sama Shila?” tanya Shila.
“Pasti sayang dong. Kamu ini kok tanyanya aneh” sahut mama, Shila tersenyum lebar.
“Udah ah, itu Dani udah nunggu kamu dibawah”
Shila mengganggukkan kepalanya. Kemudian keluar dari kamarnya dan menemui Dani di ruang tamu.
Dani duduk sembari melihat jam tangannya, jam tujuh kurang 10 menit, masih ada waktu sepuluh menit untuk perjalanan ke gedung yang di gunakan sekolahnya untuk promnight.
Dengan balutan celana dan jas warna abu-abu, dan baju putih dengan dasi warna biru sama persis dengan gaun yang di gunakan oleh Shila. Jas yang Dani gunakan tidak begitu resmi, tapi sangat pas dan cocok di tubuh tinggi milik Dani.
Shila tersenyum, ternyata pacarnya ini sungguh tampan dan hampir bisa dikatakan perfect. Hanya saja, sikap posessif dan pencemburunya itu yang kadang membuat kepala Shila pusing.
“Kak Dani” panggil Shila, si pemilik nama tersebut menoleh mendapati gadis yang dia tunggu memanggilnya.
Dani terdiam sejenak, mengamati Shila dengan lekat. Shila tampak berbeda malam ini, bukan Shila yang dominan dengan wajah imut seperti biasanya.
Shila, terlihat sangat cantik dan anggun. Walaupun kesan wajah imut khas miliknya masih terlihat sedikit.
“Kakak, kapan kita berangkatnya. Bengong mulu” keluh Shila
Dani tersadar dari lamunannya, kemudian menganggukkan kepalanya, “Ayo berangkat sekarang” sahut Dani sambil menggenggam tangan Shila dan menemui mama Shila.
“Tante, Dani pinjam Shilanya ya” ijin Dani, mama Shila terkekeh mendengar ucapan kekasih anaknya itu.
“Kayak apaan aja di pinjam nak, hati-hati di jalan dan pulangnya jangan kemaleman ya?” sahut Mama Shila, Dani mengangguk mantap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shila [SELESAI]
Teen FictionTerimakasih sudah datang, memporak-porandakan hatiku, serta membuat hidupku lebih berwarna. -Shila Adhwa Maharani- Shila, anak yang sangat pintar di pelajaran, namun sangat payah dalam urusan percintaan. Bagaimana jadinya jika dia harus bertemu Da...