Kamu adalah salah satu bintang penerang hidupku. Jadi, bagaimana mungkin aku bersinar dengan sempurna jika salah satu bintang penerang nya hilang?
~Shila Adhwa Maharani~
Sejak sabtu siang Tarisa dan Aliya sudah ada di rumah Shila untuk membantu Shila berdandan. Sejak satu jam yang lalu, Tarisa masih saja mencoba mengkreasikan rambut Shila. Rambut Shila jenis rambut yang sangat lembut dan lurus alami sehingga agak sulit untuk di bentuk.“Yakin Shil, susah banget bentukin rambut lu” keluh Tarisa
“Udah lah Sa, rambut Shila tuh bagus di urai aja” sahut Aliya
“Ini loh dia tampil Al, bukan mau main atau sekedar jalan ke mall” ucap Tarisa. Shila hanya diam saja karena enggan ikut-ikut berdebat dengan sahabatnya itu.
“Di apain ya Shil? yang sederhana tapi elegan” tanya Tarisa, Shila kemudian berfikir sembari melihat kaca besar yang ada di depannya.
“Udahlah, diurai aja biar nggak ribet” usul Shila
“Yakin?” tanya Tarisa
“Yaudah di urai tapi pakai anting ini” seru Aliya sembari mengambil anting cantik.
“Perfect!” seru Tarisa dan Aliya bersamaan setelah anting tersebut di pasang di telinga Shila. Senyum Shila mengembang.
“Sekarang tinggal lanjut make up yang belum selesai” seru Tarisa
“Make up apa lagi Sa?” tanya Shila, Tarisa hanya merespon dengan meletakkan jadi telunjuk ke depan bibirnya, isyarat menyuruh Shila untuk diam.
Aliya kemudian memutar tubuh Shila agar membelakangi cermin, “Lho kenapa Al?” tanya Shila.
Aliya tersenyum, “Biar surprise”
Shila menghela nafasnya, “Kalo make upnya ketebelan, aku nggak mau berangkat di malam puncak. Bukannya naik panggung buat nyanyi, malah di kira badut sewaan” ujar Shila, disambut tawa oleh kedua sahabatnya itu.
“Shila, percaya deh kita nggak mungkin bikin lu malu” sahut Tarisa, Shila hanya menganggukkan kepalanya.
Tarisa mulai memoles wajah Shila dengan alat-alat make up milik Shila yang selama ini sangat jarang di sentuh oleh pemiliknya.
Bukan karena tak bersyukur dibelikan sekotak make up lengkap oleh mamanya. Hanya saja, Shila tidak tau bagaimana cara mengaplikasikan alat-alat itu.
Hampir setengah jam berlalu, Tarisa akhirnya selesai dengan aksinya tadi. Segera Shila membalikkan tubuhnya untuk melihat bagaimana bentuk wajahnya sekarang.
“Bagus banget, makasih” ucap Shila sembari memeluk kedua sahabatnya.
“Gimana? Masih takut ketebelan terus di sangka badut?” sindir Tarisa, Shila menggelengkan kepalanya.
“Yaudah ayo berangkat. Udah jam lima dan Shila belum tau bentuk panggungnya nanti kayak apa” ujar Aliya, kemudian mereka bertiga keluar dari kamar Shila.
Di ruang keluarga ada Mama, Papa, dan Kak Dhila yang asik dengan kegiatannya masing-masing.
“Mama, Papa, Kak Dhil, Shila berangkat dulu ke sekolah” pamit Shila sembari mencium tangan Papanya.
Setelah mengangkat wajahnya, Papa Shila kaget melihat anaknya sudah cantik dengan perpaduan gaun, make up dan tatanan rambut yang bagus.
“Wah, gadis kecil Papa udah besar ya sekarang, cantik” celetuk Papa
“Iya dong Om, kan Tarisa sama Aliya yang sulap Shila” sahut Tarisa.
“Tapi Shila udah bawaannya cantik, di make up jadi makin cantik deh” sahut Aliya, semuanya tertawa kecuali Shila yang wajahnya sudah merah malu seperti udang rebus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shila [SELESAI]
Teen FictionTerimakasih sudah datang, memporak-porandakan hatiku, serta membuat hidupku lebih berwarna. -Shila Adhwa Maharani- Shila, anak yang sangat pintar di pelajaran, namun sangat payah dalam urusan percintaan. Bagaimana jadinya jika dia harus bertemu Da...