“Ayo buruan keluar Shila!” seru Tarisa sembari menarik tangan Shila keluar kamar Aliya.
“Tar, ini aku kayak ondel-ondel kamu buat begini!” keluh Shila sembari mengikuti Tarisa untuk keluar kamar Aliya.
Aliya menggelengkan kepalanya, “Shil, Shil. mana ada sih ondel-ondel cantik kayak gini?” sahut Aliya.
Shila menghela nafasnya, “Yaudah ayo berangkat”
Sesampainya di gedung yang digunakan untuk melangsungkan promnight, Shila dan kedua sahabatnya itu langsung turun dari mobil dan segera berjalan di red karpet. Ketiganya sangat cantik, sangat. Tak dapat di pungkiri, tidak sedikit mata yang mengarah pada ketiganya.
Tak sedikit bukan berarti semuanya melihat kearah mereka ya. Shila, Tarisa, dan Aliya juga seperti gadis-gadis biasa lainnya. Bukan seperti kisah most wanted yang selalu menjadi sorotan tiap orang. Karena sejatinya setiap orang akan menjadi peran utama di hidupnya masing-masing.
Shila yang melihat ada minuman segera mendekati meja tersebut dan meminum air berwarna kemerahan yang ada di atas meja dengan antusias.
“Haus bu?” sindir Tarisa.
“Banget Sa, tenggorokan aku udah mau patah rasanya” sahut Shila
“Ih, alay banget” timpal Aliya, Shila hanya terkekeh dengan memamerkan jajaran giginya.
Acara sudah di mulai, Shila hanya duduk di kursi samping kolam renang. Tepat melihat kearah panggung. Ya, dia sendirian.
Tarisa sudah asik dengan Haidar yang khas dengan sikap dinginnya, Aliya juga asik dengan Satrio yang khas dengan sikap hangatnya, terutama saat bersama Aliya.
Shila merasa sedih, tentu. Shila dulu membayangkan bahwa saat promnight seperti ini ada seseorang yang menemaninya, membuat senyumnya semakin merekah dan melengkapi kebahagiannya.
Tetapi, lagi-lagi kenyataan tidak sesuai dengan ekspektasi. Seperti malam ini, Shila sendirian. Merasakan kesepian di tengah keramaian.
Shila menghela nafas panjang. Malam ini adalah harinya, dia harus bahagia dan bersyukur karena telah melewati masa putih abu-abu dengan baik dan mendapat predikat sesuai dengan keinginannya. Meski kisah cintanya tak semulus dan sesempurna nilai akademiknya.
“Mari kita sambut suara emas dari orang nomor satu di acara wisuda kemarin, Shila Adhwa Maharani. Silahkan kak maju” ujar seorang MC dari anggota OSIS. Shila tersenyum, menganggukkan kepala kemudian melangkah maju menuju panggung.
Shila duduk di kursi yang sudah di sediakan di atas stage, tak lupa dengan stand mic yang ada di depannya. Setelah membenarkan posisi stand mic agar pas dengan mulutnya, Shila kemudian mengintrupsi kepada petugas orgen untuk memulai music yang dia inginkan.
“Lagu ini aku nyanyikan bukan di spesialkan untuk satu atau dua orang, melainkan untuk kalian semua. Kalian semua yang setelah ini akan merasakan beratnya perpisahan” ucap Shila dengan hiasan senyum indah di wajahnya.
“Tapi percaya deh, berpisah tidak semenyakitkan itu kok. Kita hanya perlu terbiasa dengan sesuatu yang baru dan berbeda” lanjut Shila.
Kemudian musik mulai mengalun, tak sedikit yang mulai menggerakkan kepalanya, menggerakkan kakinya juga begian tubuh lain atas wujud enjoy mendengar suara musik yang akan Shila bawakan lagunya.
Makan di resto terenak,
Membaca di sudut paling tenang
Menonton pertunjukan music
Telusuri jalanan, dari malam hingga pagi.
Jeda lagu yang hanya sebentar Shila gunakan untuk tersenyum dengan tangan yang di tepuk-tepukkan di pahanya, Shila begitu menikmati musik tersebut,
KAMU SEDANG MEMBACA
Shila [SELESAI]
Teen FictionTerimakasih sudah datang, memporak-porandakan hatiku, serta membuat hidupku lebih berwarna. -Shila Adhwa Maharani- Shila, anak yang sangat pintar di pelajaran, namun sangat payah dalam urusan percintaan. Bagaimana jadinya jika dia harus bertemu Da...