bab 11

1.6K 81 0
                                    

Sudah hampir satu jam Shila belum kunjung kembali dari kamar mandi. Siapa yang tidak cemas?

Anak itu selalu cepat jika ijin keluar, karena dia bukan tipe anak yang suka memanfaatkan kesempatan di dalam kesempitan.

Shila tidak akan pernah keluar dari ijinnya pada guru, seperti ke kantin atau ke koperasi untuk sekadar santai-santai memperlama kembali ke kelas.

“Sa, Shila lama banget ke kamar mandinya?” tanya Aliya, mata pelajaran setelahnya harus kosong karena gurunya berhalangan hadir lantaran sakit.

“Gatau tuh. Boker kali” sahut Tarisa sambil terfokus pada ponselnya.

“Yakali boker satu jam. Patah kakinya jongkok” ujar Aliya.

“Gue kok ngerasa ada yang nggak beres ya?” Tarisa mulai memasukkan ponselnya kemudian berlari ke kamar mandi, di ikuti dengan Aliya di belakangnya.

Sesampainya keduanya di kamar mandi, kamar mandi kosong. Kondisi kamar mandi juga bersih seperti telah di bersihkan kembali oleh cleaning service di sekolah.

Sekolah ini memang sangat mengutamakan kebersihan, tak heran jika ada kotor sedikit langsung di bersihkan.

“Pak, ada apa ya kok tiba-tiba di bersihkan lagi? Biasanya kan hanya pagi dan sore?” tanya Aliya pada salah satu cleaning service yang ada.

“Itu neng, tadi banyak air di sini dan ada bekas jus jeruk” sahut cleaning service itu.

“Hah? Kapan pak ada kotor-kotor itu?” tanya Tarisa.

“Nggak tau pastinya sih neng, cuman saya ngertinya sekitar setengah jam yang lalu. Saya lanjut bersih-bersihnya ya neng, permisi” sahut cleaning service itu. Dijawab anggukan oleh keduanya, Aliya dan Tarisa.

“Jangan-jangan ada hubungannya sama Shila lagi” ucap Aliya semakin khawatir.

What the fuck! Ayo ke kelas Dani” ujar Tarisa langsung jalan cepat ke kelas Dani.

Langkah kakinya yang panjang membuat Aliya harus sedikit berlari untuk menyamakan langkahnya. Susah memang punya teman yang tingginya semampai.

Di perjalanan ke kelas Dani, Tarisa mendapati Dani dan teman-temannya sedang bermain di lapangan. Padahal di kelasnya masih ada pelajaran.

“Kak Dani” panggil Tarisa sambil berjalan mendekati Dani.

“Wah, nikung bos?” sahut Dimas dengan nada mengejek.

“Iya tuh, kalo lu mau sama mantan gue. Gue juga boleh dong deketin calon mantan lu” sahut Alex kemudian tawa mereka berdua pecah.

“Bacot kalian berdua” sahut Tarisa, masih dengan wajah khawatir dan tegang.

“Biarin aja lambe mereka emang turah-turah. Lebih hobi gossip dari akun lambe turah” sahut Dani sambil berjalan ke Tarisa dan Aliya.

“Jadi gini” sahut Tarisa sambil bgos-ngosan, kemudian Aliya menepuk punggung Tarisa tanda Aliya saja yang menjelaskannya.

Kemudian Aliya menjelaskan semuanya dengan terperinci. Dari awal Shila ijin ke kamar mandi hingga jawaban cleaning service tenteng kondisi kamar mandi tersebut.

Dani mendengar itu terlihat urat wajahnya mulai menegang, wajahnya menampakkan ke khawatiran sekaligus kemarahan.

Setelah menyuruh keduanya untuk kembali ke kelas, Dani langsung saja mencari dimanapun Shila bisa di temui.

Dani takut, cukup perih karena di tinggal ayahnya saja yang membuat dia patah semangat dan kehilangan arah dulu, hingga akhirnya dia kembali bisa bangkit dan semangat sekolah demi Shila.

Shila [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang