Malam ini suasana langit sangat ramai. Bulan tak lagi kesepian, dia di temani oleh bintang-bintang yang bertaburan di langit. Kebersamaan mereka, memperindah suasana langit malam ini.
Gadis remaja yang mulai beranjak dewasa ini sedang termenung sambil melihat langit yang sangat indah dari balkon kamarnya. Hatinya sedang bergemuruh karena kertas yang ia dapat sore tadi saat pulang sekolah.
Dia tau bahwa Dani memiliki banyak fans, tapi apakah fansnya sefanatik itu? Sampai-sampai memberikan surat ancaman kepada pacar idolanya? Shila galau kali ini.
Hari ini Shila jadi pendiam karena surat tadi.
Shila ingin memberitahu Dani, tapi dia takut lelaki itu malah emosi dan menuduh orang yang ternyata bukan pelakunya. Jika dia tidak cerita, kepada siapa Shila harus berbagi?
Tarisa dan Aliya tak akan pernah bisa di ajak diskusi karena dari awal memang mereka tak pernah bisa berfikir positif kepada Dani. Shila terus saja menatap langit sambil menggigit kuku dan ujung jarinya.
"Dek, kenapa?" ucap seseorang dari belakangnya, siapa lagi kalau bukan kakaknya? Kak Dhila. Shila hanya tersenyum merespon pertanyaan kakaknya.
"Senyum bukan jawaban dek. Cerita" perintah Kak Dhila sembari duduk di bangku samping Shila.
"Kakak janji jangan marahin Shila ya?" ujar Shila, kakaknya menganggukkan kepalanya.
Shila menceritakan semua yang dia rasakan dan yang terjadi sore tadi. Dia juga menceritakan Dani, kasihnya.
Semuanya dia ceritakan tanpa terkecuali, dari mulai Dani itu most wanted, Dani itu mantan play boy, banyak fans.
Dan yang terakhir surat ancaman itu. Dhila tersenyum mendengar cerita tentang surat ancaman tersebut.
"Siapa yang ngirim surat ancaman ke kamu?" tanya Dhila.
"Shila nggak tau lah kak" sahur Shula kesal. Mana mungkin dia takut dan kaget kalau dia tau siapa yang mengirim surat ancaman tersebut.
"Udah nggak usah takut, nggak usah jauhin si Dani itu. Yang ngirim surat ancaman itu terlalu sering nonton sinetron Indonesia. Makanya hidupnya sok mendramasitir. Itu hak kamu untuk dekat dan berpacaran dengan siapa saja, masa bodoh itu fansnya lah, mantannya yang banyak itu lah, mereka itu nggak berhak larang kamu dan dia pacaran. Toh kalo emang pacarmu itu setia dan beneran sayang, dia pasti bakal jagain kamu kok dek." Tutur Dhila dengan bijaksana sekaligus konyol.
Shila menganggukkan kepalanya. Sekarang Shila bisa sedikit lega karena ucapan kakaknya tadi.
"Makasih ya kak" ucap Shila sambil memeluk kakaknya dari samping. Dhila membalas pelukan dari adiknya tersebut.
Dreeetttt, dreeettt, dreeettt. Getar dari ponsel Shila terdengar. Shila segera membuka ponselnya dan mengangkat telfon tersebut. Dari siapa lagi kalau bukan Dani?
Selain hobi mengantar jemput dan menemani Shila makan, Dani juga hobi menelfon ataupun videocall Shila saat malam hari hingga Shila ngantuk, bahkan sampai Shila tidur.
Melihat adiknya sudah asik telfonan dengan pacarnya, Dhila kemudian memberi kode Shila untuk pamitan pergi ke kamarnya dan di iyakan oleh Shila.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shila [SELESAI]
Teen FictionTerimakasih sudah datang, memporak-porandakan hatiku, serta membuat hidupku lebih berwarna. -Shila Adhwa Maharani- Shila, anak yang sangat pintar di pelajaran, namun sangat payah dalam urusan percintaan. Bagaimana jadinya jika dia harus bertemu Da...