Terkadang ada sesuatu yang memang lebih baik disembunyikan terlebih dahulu. Harus di tutupi hingga waktu tepat untuk mengatakan semuanya.
Plak, satu tamparan mengenai pipi Shila. Seketika Shila terjatuh dan terbentur oleh sofa yang ada di ruangan itu.
Shila memegang pipinya kemudian berusaha berdiri di bantu oleh mama dan kakaknya. Shila berdiri sembari memegang pipinya.
Shila tersenyum, senyum penuh dengan luka. Papanya tak hanya menyakiti pipinya dan keningnya, tapi juga hati. Hati yang selama ini menganggap bahwa Papa adalah superhero paling kuat di muka bumi.
“Sekarang Shila mau Papa, Mama, Kak Dhila jujur sama Shila. Sejak kapan ada masalah ini di keluarga kita? Dan, kenapa ini semua seolah hanya di sembunyikan dari Shila? Bahkan Kak Dhila pun nggak bilang apa-apa sama Shila” tanya Shila dengan serius.
Tatapan mata yang sama kini tak hanya mengarah kepada Papanya saja, tapi juga kepada Dhila dan Mamanya.
Mama menggelengkan kepalanya, “Nggak ada yang di sembunyikan sayang” jelas Mama.
“Mama bohong!” Shila menghela nafasnya
“Pantes aja akhir-akhir ini Papa jarang sarapan dan makan malam bareng kita, Shila juga jarang lihat Mama berduaan sama Papa lagi kayak biasanya. ternyata ada rahasia besar yang keluarga ini sembunyikan dari Shila” lanjut Shila
Shila tangisnya makin meledak, hatinya sakit menerima kenyataan bahwa hanya dirinya yang tidak tau bahwa keluarganya tidak dalam kondisi baik baik saja.
“Shila udah besar Ma, Shila juga harus tau” tutur Shila memelan, suaranya lebih lembut dari sebelumnya.
“Dek, terkadang ada sesuatu yang memang lebih baik disembunyikan terlebih dahulu. Harus di tutupi hingga waktu tepat untuk mengatakan semuanya” jelas Dhila.
Shila tersenyum sedang di pipinya penuh dengan deraian air mata,
“Oh, begitu” sahut Shila“Baiklah Shila ngerti. Maaf Shila malah tau masalah ini lebih cepat” Shila menghela nafasnya, agak panjang.
“Dari pada ini malah jadi beban buat semuanya, anggap aja Shila nggak pernah tau tentang masalah ini. Shila nggak tau apa-apa” sahut Shila sembari meninggalkan ruang keluarga dan beranjak naik tangga rumahnya.
“Shila tidur dulu, selamat malam” ucap Shila kemudian berlari kearah kamarnya.
Sesampainya di kamar, Shila langsung ke kamar mandi untuk menggangti bajunya dan membersihkan wajahnya dari make up yang sudah luntur terkena air mata. Juga menggosok gigi dan segera ke kasur kesayangannya.
Shila membenamkan wajahnya di bantal, menangis sejadi-jadinya disana. Shila tak kuasa menahan tangis yang sejak tadi hanya di keluarkan sedikit.
Sekarang, Shila bisa melepaskan semuanya. Shila tak pernah bisa membayangkan jika kedua orang tuanya harus berpisah dan Shila harus memilih salah satu.
Shila tidak bisa memilih, karena kedua orang tuanya itu bukan pilihan.
Suara dering ponsel Shila terdengar, Shila tau pasti itu Dani. Tadi Dani sudah mendapat chat dari Dani bahwa dia sudah sampai dirumah dengan selamat dan di iyakan oleh Shila.Malam ini, Shila terpaksa berbohong kalau dia ingin langsung tidur. Shila tak ingin Dani jadi cemas dengan kondisinya sekarang.
Shila mengambil ponsel yang sedang berdering itu, kemudian memasukkan ponselnya ke dalam lemari dan dikunci rapat-rapat.
Malam ini, Shila menangis tak henti hingga akhirnya terlelap.
🌟🌟🌟
KAMU SEDANG MEMBACA
Shila [SELESAI]
Teen FictionTerimakasih sudah datang, memporak-porandakan hatiku, serta membuat hidupku lebih berwarna. -Shila Adhwa Maharani- Shila, anak yang sangat pintar di pelajaran, namun sangat payah dalam urusan percintaan. Bagaimana jadinya jika dia harus bertemu Da...