Layak nya sebuah permainan, saat kita mengalami GAME OVER. Selalu ada tulisan lain yaitu TRY AGAIN. Seperti itu juga kehidupan, jangan pernah putus asa hanya karena game over. Karena kita bisa try again. Walaupun sulit, tapi setidak nya kita terus berusaha dan mencoba.
“Kayak nya kembaran lo bisa di jinakan kalau lo selalu ada di dekat gue.” Ucap Raka.
“Jangan macam-macam sama Bulan.” Ucap Bintang sambil memakan bakso nya.
“Siapa yang macam-macam, yang ada Bulan yang bakalan macam-macam sama gue.” Protes Raka yang masih setia di samping Bintang sambil memakan siomay nya.
“Minggir-minggir, sempit banget sih.” Ucap Bulan.
“Lo yang bikin sempit, jangan di tengah-tengah sini.” Protes Bintang karena makan nya terganggu.
Akhirnya Bulan mengalah dan duduk di samping kanan Bintang, jadi posisi sekarang Raka – Bintang – Bulan. Dan Bintang tetap merasa terganggu oleh keributan Bulan dan Raka.
“Lo jangan dekat-dekat Bintang, lo flu kan ? Nanti Bintang ketularan.” Celetuk Bulan.
Raka menatap Bulan bingung, siapa yang flu ? Raka tidak mengalami flu sama sekali.
Raka tidak habis fikir dengan cara Bulan untuk menjauhkan Bintang dari diri Raka benar-benar konyol.
“Lo jangan dekat-dekat juga, lo kan kena cacar api.” Celetuk Raka santai.
Bulan memicingkan mata nya ke arah Raka, di balas Raka dengan smirk yang menyebalkan menurut pandangan Bulan.
“Gue mau dekat-dekat Bintang.” Ucap Bulan merapatkan badan nya dengan badan Bintang.
“Gue juga mau.” Ucap Raka tidak mau kalah menghimpitkan badan nya Bintang.
Karel hanya mengeleng-gelengkan kepala nya dan melanjutkan makan nya, sedangkan Daren menatap malas ke arah Raka, Bintang, dan Bulan.
“Sebentar lagi singa ngamuk, nggak mau ngurus gue. Terserah.” Ucap Daren.
Bintang benar-benar kesal dengan Raka dan Bulan, akhir nya Bintang mengebrak meja dan berteriak.
“Lo berdua bisa diam nggak sih ??!!!” Teriak Bintang.
Seluruh orang di kantin terkejut dan memandang Bintang sebentar lalu melanjutkan aktivitas mereka lagi. Raka dan Bulan langsung terdiam dan tak berkutik, mereka pun melanjutkan makan nya dengan nikmat.
***
“Asik juga ya tempat nongkrong lo.” Ucap Raka.
Bintang tersentak dan langsung berbalik ke arah suara tersebut, Raka terus berjalan ke arah Bintang sambil mengendus-endus seperti anjing.
“Apaan sih lo ?!” Bentak Bintang.
“Nggak ada bau nya, lo sembunyikan dimana rokok lo ?” Tanya Raka.
“Gue nggak ngerokok, rokok gue di ambil Karel dan lo juga menghancurkan rokok gue kan.” Jawab Bintang.
“Ya kan siapa tahu lo punya cadangan, kalau gue lihat kan bisa gue hancurkan di hadapan lo rokok nya.” Ucap Raka.
Bintang menatap tajam ke arah Raka yang tepat di hadapan nya. Raka yang merasa risih langsung mengusap wajah Bintang dengan tangan nya. Bintang langsung memukul kepala Raka dengan cepat.
“Aduh, nggak ada baik-baik nya nih cewek. Kasar banget.” Protes Raka sambil mengusap kepala nya yang di pukul Bintang.
“Eh, tang rindu gue terbalaskan dengan selalu berantem gak jelas sama Bulan. Ya walaupun dia masih benci banget sama gue.” Jelas Raka.
“Tang ? gak sekalian gitu lo ganti nama gue linggis atau obeng ?” Sindir Bintang.
“Ribet banget sih lo, biasa nya juga nggak protes. Sekarang lo makin cerewet ya, lagi jatuh cinta ya ? Atau punya teman baru ?” Tanya Raka.
“Apaan sih lo, mending urusin persahabatan lo itu. Bisa kayak dulu lagi atau nggak.” Ucap Bintang.
“Nggak sadar diri lo, ini gue lagi usaha. Setidak nya gue mencoba, nggak kayak lo.” Ucap Raka.
“Gue juga lagi mencoba… Tapi ya gitu deh, susah. Malas ah gue ngomong sama lo, bikin emosi.” Ucap Bintang.
Raka tersenyum dan mengarahkan tangan nya ke pipi Bintang, Raka menarik pipi Bintang sambil tertawa. Bintang memukul-mukul lengan Raka, tetapi Raka masih setia menarik pipi Bintang.
“Ugh… Bintang udah mulai dewasa nih. Lo bawel banget kalau sudah ngomong sama gue ya.” Ucap Raka menggoda Bintang.
“Ehem…”
Raka dan Bintang langsung mengarahkan pandangan nya ke arah orang berdehem cukup keras.
“Hai Karel, ada apa ?” Tanya Raka.
“Obat lo.” Ucap Karel memberikan obat yang ada di tangan nya ke Bintang.
“Aw, So sweet.” Ucap Raka.
“Gue bukan anak kecil, gue bisa minum obat gue sendiri tanpa lo suruh. Dan--- Lo berani-berani nya buka tas gue.” Ucap Bintang.
“Lo harus diingatkan, gue nggak yakin lo bakalan minum obat lo tanpa di suruh.” Ucap Karel.
“Harus nya lo tahu batasan dong, jangan sok baik kayak gini. Gue muak ngelihat kelakuan lo yang sok perhatian kayak gini.” Jelas Bintang sambil merampas obat yang ada di tangan Karel.
Bintang pergi dari hadapan Karel dan Raka, Raka bingung harus mengejar Bintang atau tetap di rooftop bersama Karel.
“Kejar Bintang.” Ucap Karel.
Raka mengangguk dan mengejar Bintang, Karel hanya menghela nafas nya pelan dan mengacak rambut nya pelan.
[To Be Continue💕]
Hai semua nyaaa....
Update lagi nihhhh, karena para pembaca mulai bermunculan diriku jadi senang ❤Terima Kasih sudah mampir ke cerita ini, Terima Kasih kepada para pembaca atas like nya ❤
So sweet banget sih Karel ya ampun ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
BINTANG & BULAN [COMPLETE]
Teen Fiction"Bintang tidak selalu terang, Bintang juga bisa redup." -Bintang Putri Angkasa- "Bulan tidak selalu lingkaran sempurna, Bulan juga tidak semulus yang terlihat." -Bulan Putra Angkasa- ©2018 Cover by Pinterest + Edit by Storychic