Sekarang Bulan dan Karel sedang berada di taman kompleknya Bulan, mereka sedang duduk di lapangan basket yang ada di dalam taman komplek tersebut. Mereka sedang menunggu kedatangan Daren dan Raka. Karel langsung merebahkan di lapangan tersebut menatap langit malam yang terlihat bagus. Bintang-bintang menampakan dirinya dan bersinar terang, begitu pula dengan bulan yang ikut bersinar terang.
Daren datang dengan membawa bola basket dan melemparkan ke arah Bulan, dengan sigap Bulan menangkap bola tersebut lalu memasukan ke dalam keranjang.
"Lo berdua udah baikan ?" Tanya Daren.
"Nggak lihat ?" Tanya Karel.
"Iyadeh gue lihat, kan punya mata." Jawab Daren.
"Gue sudah maafin Raka." Ucap Bulan.
"Gue tahu." Jawab Karel.
"Gue juga." Celetuk Daren.
"Tahu dari mana lo pada ? Raka aja nggak tahu kalau gue udah maafin dia." Ucap Bulan.
"Dari awal lo udah maafin Raka, lo nggak pernah dendam sama dia. Lo emang sering berantem sama Raka, tapi lo sayang kan sama Raka. Ingat nggak waktu lo berantem sampai matahin hidung Raka ? Itu kan supaya dia nggak ikut pemotretan. Supaya Raka ada alasan buat jemput orang tua nya di bandara." Ucap Daren.
"Tapi Raka tetap nggak bisa ketemu sama orang tuanya." Jawab Bulan.
(Flashback On)
"Tante, mama sama papa mau pulang ke Indonesia. Raka bisa ketemu yeay !!" Ucap Raka dengan riang.
"Wah akhirnya tante bisa ketemu sahabat tante. Kamu pasti kangen banget ya." Ucap Matahari.
"Iya tante, mama sama papa dari dulu kan kerja di Singapura dan dari kecil Raka sama tante Zora terus. Jadi jarang ketemu, kalau mama papa ke Indonesia. Raka mau main seharian, Raka mau menyambut mama papa di bandara. Tapi nggak bisa, karena udah ada jadwal pemotretan baju anak-anak." Jelas Raka dengan semangat.
"Bulan, main dulu sama Raka. Bulan punya mainan baru kan ?" Tanya Matahari dengan lembut.
"Nggak ah, Raka nyebelin. Kemarin Raka nyulik Bintang. Jadi nya Bulan sendirian di kelas." Ucap Bulan.
"Raka nggak nyulik Bintang, Raka cuma ngajak Bintang main di perosotan TK. Bulan nya aja yang nggak mau ikut." Celetuk Raka.
"Maafin Raka ya Bulan ? Raka kan sahabat nya Raka. Nanti mama beli mainan baru lagi. Main ya sama Raka, mama nyiram tanaman dulu. Nanti tante Zora jemput Raka ya." Ucap Matahari.
Raka dan Bulan hanya mengangguk pelan, Matahari hanya tersenyum melihat kedua nya.
***
"Mbak Ari, Raka di dalam ya ?" Tanya Zora.
"Iya Ra, lagi main sama Bulan."Jawab Matahari.
"Aku bawa dia pergi ya mbak, ada pemotretan." Ucap Zora.
"Ra, mbak mau ngomong sama kamu." Ucap Matahari.
"Iya ada apa mbak ?" Tanya Zora.
"Bisa nggak kamu cancel pemotretan pas Mbak kamu pulang ke Indonesia ? Biar Raka bisa jemput di bandara ?" Tanya Matahari.
"Nggak bisa mbak, kita udah tanda tangan kontrak. Nanti perusahaan yang menaungi Raka bakalan di denda." Jawab Zora.
"Nanti aku bantu deh bayar denda nya ya Ra. Mas Langit pasti mau bantu juga." Ucap Matahari.
KAMU SEDANG MEMBACA
BINTANG & BULAN [COMPLETE]
Teen Fiction"Bintang tidak selalu terang, Bintang juga bisa redup." -Bintang Putri Angkasa- "Bulan tidak selalu lingkaran sempurna, Bulan juga tidak semulus yang terlihat." -Bulan Putra Angkasa- ©2018 Cover by Pinterest + Edit by Storychic