Raka benar-benar menjadi orang lain jika sudah di dalam studio pemotretan, Raka benar-benar berbeda. Seluruh sinar seakan terpancar dari diri nya, cara Raka mengendalikan diri nya benar-benar terlihat hebat.
“Bintang ya ?”
“Tante Zora ?” Tanya Bintang.
“Iya, sudah lama ya kita nggak ketemu. Kamu disuruh anak nakal itu kesini ya ?” Tanya Zora.
Bintang hanya mengangguk, Tante Zora langsung menarik Bintang ke ruang make up. Menyuruh Bintang agar tetap di ruang make up menunggu Raka.
“Kamu tunggu aja ya disini, ada Karel juga disini. Kalian bicara aja dulu sambil nungguin Raka selesai. Tante tinggal dulu ya.” Ucap Zora.
Bintang dan Karel sama-sama terdiam, tidak ada yang mengeluarkan sepatah kata pun. Karel masih fokus membaca buku yang di bawanya, sedangkan Bintang memainkan ponsel nya. Sampai dimana Raka datang dengan hebohnya.
“Lah berdua aja ?” Tanya Raka.
“Daren nganterin mama nya arisan, Shasa lagi ada les di rumah nya.” Jawab Karel.
“Bulan ?” Tanya Raka.
“Lo gila ? Gue aja sembunyi-sembunyi dari Bulan supaya bisa kesini.” Jawab Bintang.
“Ah, nggak asik. Padahal gue mau pamer kalau gue jadi model lagi, keren kan penampilan gue. Raka gitu loh…” Ucap Raka.
“Lo nggak apa-apa ?” Tanya Bintang.
“Emang nya gue kenapa ?” Tanya Raka balik.
Bintang hanya menggelengkan kepala nya pelan dan terus menatap wajah Raka, entah kenapa senyuman Raka terlihat sangat rapuh.
“Raka, 5 menit lagi lanjut pemotretan.”
“Oh, oke bos.” Jawab Raka dengan semangat.“Raka…” Ucap Bintang.
Raka menatap Bintang, lalu tersenyum sambil mengusapkan tangan nya kepada kepala Bintang dengan lembut agar Bintang tidak khawatir.
“Jangan kayak gitu deh, kan gemas jadi nya. Ini minum atau makan dulu, kelihatan lemas banget lo.” Ucap Raka.
Bintang hanya mengangguk dan tidak bersuara, Bintang menyandarkan punggung nya ke dinding. Entah kenapa Bintang merasa lemas, keringat mulai bermunculan di pelipis Bintang.
“Jagain Bintang ya Rel, gue lanjut kerja dulu.” Ucap Raka.
Karel hanya mengangguk tanda mengiyakan, tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut nya.
***
Bintang menunduk dan mencengkram tas yang di pegang nya, entah kenapa kepala nya sakit. Telinga nya mulai berdengung lagi, Bintang memandang Karel yang masih fokus membaca buku nya. Karel memakai earphone dan masih asik dengan dunia nya sendiri. Bintang berjalan pelan keluar ruangan make up tersebut. Kepala nya terus berdenyut, telinga nya juga mulai sakit. Karel tersentak karena ponsel nya berdering menunjukan nama Shasa di layar tersebut.
“Hal---“
“…”
“Sha lo kenapa ?! Bertahan ya, gue sekarang kesana !”
Karel langsung mematikan ponsel nya, mata nya mencari keberadaan Bintang. Karel pun langsung keluar ruangan dan menemukan Bintang bersandar di dinding, keringat Bintang terus bercucuran.
“Sakit ?” Tanya Karel.
Bintang hanya mengangguk lemah dan langsung menutup telinga, seperti ada sesuatu yang menyerang telinga nya. Karel menatap jam tangan nya, dia harus segera pergi karena Shasa membutuhkan nya. Karel mengedarkan pandangan nya mencari seseorang yang bisa membantu Bintang. Jika terlambat, Bintang mungkin akan merasa sangat kesakitan. Tapi Karel juga tidak bisa menolong nya, jika dia terlambat menolong Shasa. Shasa akan benar-benar tak berdaya.
“Sakit Rel…” Ucap Bintang pelan mencengkram tangan Karel.
“Tante Zora, bisa tolongin Bintang ?” Tanya Karel.
“Astaga Bintang ?? Kamu kenapa ?? Ayo sini sama tante.” Zora panik lalu memanggil staff yang berada disana.
“Karel ada hal penting, jadi Karel minta bantuan tante.” Ucap Karel.
Zora hanya mengangguk, Karel melepas cengkraman Bintang dan pergi meninggalkan Bintang, mata sayu Bintang terus menatap Karel yang mulai menjauh.
***
Karel menyelimuti Shasa yang terbujur kaku, keadaan gadis itu benar-benar lemah. Lebam yang ada di leher gadis itu melebar dan ada beberapa lebam di lengan atas nya, sudut bibir gadis itu ada bercak darah yang mengering. Saat mendapatkan telepon dari Shasa, hati nya benar-benar mencelos. Mengingatkan kepada kenangan masa lalu, begitu juga saat Karel melepas cengkraman Bintang. Kenangan pahit itu muncul, sekali lagi Karel membuat sebuah luka dalam diri nya.
Raka Alaska
Lo kemana ?! Bulan hampir aja
mau bunuh gue.
Nanti gue jelasin ke Bulan.
(read)Lo juga harus jelasin
ke gue ! Lo ninggalin
Bintang, mana janji lo ?!Maaf.
(read)
Minta maaf ke Bintang,
ruangan mawar no.10
di sebelah ruangan nenek lo.Iya.
(read)
Karel meninju cermin yang ada di depan nya, darah segar terus keluar dari tangan nya. Karel bersandar di depan ranjang sambil mengacak rambut nya kasar. Dalam diam nya, Shasa menitikan air mata nya. Kedua kali nya, Shasa membuat luka di dalam diri Karel.
-To Be Continue 💕-
Team siapa nih ?
Karel x Bintang
Karel x Shasa
Raka x Bintang
Raka x Shasa
Atau...
Bulan x Raka
Daren nggak ada shipperan nya 😌 Sabar ya nak 😂
![](https://img.wattpad.com/cover/137260461-288-k111250.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BINTANG & BULAN [COMPLETE]
Novela Juvenil"Bintang tidak selalu terang, Bintang juga bisa redup." -Bintang Putri Angkasa- "Bulan tidak selalu lingkaran sempurna, Bulan juga tidak semulus yang terlihat." -Bulan Putra Angkasa- ©2018 Cover by Pinterest + Edit by Storychic