Hari ini Shasa mulai bersekolah, Shasa beberapa hari ini menetap di rumah Bintang. Sedangkan ayah Shasa di bawa Langit ke tempat rehabilitasi. Jadi untuk sementara waktu, Shasa di rawat oleh Langit. Shasa menuruni tangga dan berhenti di tangga, di ruang makan ada Langit yang menyaksikan kedua anak nya dan ada Bulan yang menganggu Bintang yang sedang makan. Ada sedikit rasa iri dalam diri Shasa, tapi Shasa menggelengkan kepala nya.
"Sha, ayo sini." Panggil Bulan.
Shasa hanya mengangguk dan berjalan menuju meja makan, Shasa mengambil duduk di sebelah Bintang. Bintang mengambilkan nasi goreng untuk Shasa, Shasa sedikit terkejut. Tap jika mengingat diri nya dahulu yang selalu bersama Bintang. Ini bukanlah hal yang aneh, Bintang selalu seperti ini terhadap Shasa. Shasa berfikir dia benar-benar bodoh mengkhianati Bintang. Padahal Bintang sangat baik dengan nya.
"Nggak usah canggung gitu, Bintang nggak kesurupan kok. Bintang itu lagi bahagia." Celetuk Bulan.
Bintang langsung memukul kepala Bintang yang ada di seberang nya. Bulan hanya bisa mengelus-elus kepala nya.
"Kasar..." Ucap Bulan.
Langit hanya terkekeh pelan dan melanjutkan makan nya, sedangkan Bintang dan Bulan saling menatap tajam seperti biasa nya.
***
Bintang berjalan sejajar dengan Shasa, mengingatkan kepada nya yang selalu kemana-mana dengan Shasa sewaktu SMP. Semua mata tertuju kepada mereka berdua, karena hampir seluruh anak-anak di sekolah Bintang mengetahui perang dingin antara Bintang dan Shasa. Banyak sekali yang saling berbisik-bisik membicarakan mereka. Bintang memutar bola mata nya malas dan menutup telinga nya dengan headphone yang selalu setia menemani nya. Shasa memberanikan diri memegang tangan Bintang dan tersenyum menatap Bintang. Bintang membalas senyuman Shasa.
"Cieeee !!!" Teriak Raka sambil menarik pelan headphone Bintang.
"Apaan sih." Gerutu Bintang.
"Jangan mulai lo !!" Bentak Bulan menepuk kepala Raka.
"Ah nggak asik ada Bulan." Ledek Raka.
"Ngomong lagi, gue hajar disini." Ucap Bulan.
"KASAR !!!" Teriak Raka yang langsung melarikan diri.
Bulan mengejar nya, begitu juga dengan Daren yang ikut-ikut menangkap Raka. Bintang hanya menggelengkan kepala nya dan tersenyum melihat tingkah mereka. Bintang menatap Karel yang menghampiri Shasa.
"Sha, gue mesan makanan duluan ya." Pamit Bintang.
Shasa hanya mengangguk dan Karel melewati Shasa begitu saja dan menahan tangan Bintang, Bintang berbalik dan memandang Karel penuh tanya.
"Gue mau ngomong sama lo." Ucap Karel.
"Izin dulu sama Shasa, lo nggak sopan ngelewatin Shasa gitu aja." Ucap Bintang.
Karel berbalik menatap Shasa, seakan tahu apa yang akan dilakukan Karel. Shasa mengangguk pelan dan tersenyum menatap Karel.
***
"Mau ngomong apa ? Kalau mau minta maaf, gue malas dengar nya. Gue udah tahu kok semua nya dari Shasa. Jadi jangan merasa bersalah gitu." Ucap Bintang.
"Lo canggung sama gue ?" Tanya Karel.
"Nggak, setelah gue tahu semua nya. Gue nggak canggung atau benci lagi, mungkin sedikit kesal karena baru sekarang gue tahu yang sebenarnya. Tapi nggak masalah." Jawab Bintang.
"Kelulusan nanti gue langsung berangkat ke Inggris." Ucap Karel.
"Lo dapat beasiswa nya ?" Tanya Bintang.
"Lo tahu darimana gue dapat beasiswa ?" Tanya Karel balik.
"Nggak sengaja lihat berkas-berkas lo di kamar ayah. Bulan belum tahu kalau lo mau pergi, jangan langsung pergi aja. Pamitan sama mereka bertiga dan juga Shasa. Gue bakalan sering ngurus nenek, jangan khawatir. Lo harus sukses, bangkitkan perusahan ayah lo." Jawab Bintang.
"Kalau lo tahan gue, gue bisa batalin beasiswa nya. Gue bisa kuliah di Indonesia aja." Ucap Karel.
"Emang gue siapa tahan-tahan lo segala, ya nggak lah. Banyak orang yang mau beasiswa kayak lo, jadi jangan anggap itu hal sepele. Mentang-mentang pintar jadi sombong gitu. Lo harus kejar impian lo." Ucap Bintang.
"Lo bakalan nungguin gue nggak ?" Tanya Karel.
"Ngapain nungguin lo ? Seharusnya pertanyaan ini buat Shasa." Jawab Bintang.
Karel menghela nafas pelan dan melirik Bintang yang masih duduk di samping nya, lalu memberi kalung dengan mata kalung berbentuk bunga Lily.
"Buat Shasa ya ? Bagus banget. Baru tahu gue, kalau lo bisa so sweet kayak gini." Tanya Bintang yang fokus kepada mata kalung tersebut.
"Buat lo." Jawab Karel.
"Hah ?"
[To Be Continue]
D
ouble update hehe 😌
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Awas ya Karel kalau bikin Bintang sakit hati 😌 Bahaya kalau Bulan ngamuk lagi. Sekarang Bulan menjadi pribadi yang mulai sabar, apapun untuk Bintang kembarannya 💕