"CHAPTER 31 : RASA INI"

101 9 0
                                    

Hari-hari setelah berita hubungan Bintang dan Raka, semua nya berjalan seperti biasa. Mereka kembali untuk berkerja seperti biasa, walaupun ada beberapa model permpuan yang terlihat sinis dan iri terhadapa hubungan mereka berdua.

Seperti biasa Bintang dan Raka terlihat professional, sesekali Bintang melihat hasil jepretan nya dan tersenyum puas. Begitu juga dengan Raka yang tersenyum melihat tingkah Bintang.

***

Bulan sedang memeriksa keadaan nenek Karel yang sedang tertidur nyenyak, memastikan infus nya, memastikan oksigen nya, dan melihat seluruh kondisi nenek Karel.

“Lo ada ketemu Karel nggak di perusahaan nya ?” Tanya Bulan.

Bintang hanya menggeleng sambil menatap Bulan sebentar, lalu kembali fokus mengelap wajah dan tangan nenek Karel.

“Dia nggak ada jengukin nenek nya beberapa hari ini dan juga dia minta obat anti depresi sama Shasa.” Ucap Bulan.

“Di beri ?” Tanya Bintang.

“Nggak, Shasa bilang kalau Karel ada masalah konsultasi aja sama Shasa. Shasa takut Karel kecanduan.” Jawab Bulan.

Bulan sedikit melirik pipi Bintang yang terlihat sangat merah, Bulan mengibaskan sedikit rambut Bintang ke belakang dan melihat pipi Bintang.

“Kenapa ?” Tanya Bulan.

“Jangan ngamuk tapi.” Ucap Bintang.

Bulan mengangguk dengan semangat, mata nya berbinar agar kakak nya itu mau memberitahukan masalah yang sedang di alami nya.

“Di tampar.” Jawab Bintang.

“Sama siapa ?! Sialan, cari mati sama gue emang tuh manusia !” Bentak Bulan.

Bintang hanya menghela nafas nya pelan, seharusnya tidak usah diberi tahu saja. Tapi jika  tidak diberi tahu, Bulan akan mencari tahu sendiri. Dan akan tambah rumit.

“Sama model terkenal, eh terkenal apa nggak ya.” Ucap Bintang.

“Sama…Raka ?” Tanya Bulan.

“Emang cuma Raka yang jadi model ?” Tanya Bintang lagi.

“Ya kan model yang gue kenal cuma Raka.” Jawab Bulan.

“Pokoknya model cewek satu agensi sama Raka.” Ucap Bintang.

“Kenapa nggak lo lawan ? Biasa nya lo anti di tindas.” Ucap Bulan.

“Lo nggak tahu aja kejadian nya gimana.” Bintang sedikit menunjukan smirk nya.

Bulan mengerutkan kening nya dan menatap Bintang penuh tanya.

(Flashback On)

“Plakkk”

Semua orang yang ada di studio memandang ke arah suara tersebut, semua orang terkejut dengan pemandangan yang mereka lihat.

“Lo pakai pelet apa sih ?! Lo guna-guna Raka kan ?! Seujung kuku pun lo nggak pantas untuk Raka !!! Dasar cewek sialan !!”

Bintang memejamkan mata nya dan mengepalkan kedua tangan nya, tangan nya bergerak ingin membalas perlakuan gadis gila yang memakai seragam SMA  tiba-tiba menyerang nya ini. Tapi tangan nya di tahan seseorang, Bintang menoleh ke arah samping nya dan terdapat Raka yang menggenggam tangan nya erat.

“Mending tangan cantik lo buat melakukan sesuatu yang berguna daripada buat menyakiti seseorang. Lo public figure, jangan buat diri lo sendiri hancur dengan kelakuaan lo. Jangan.Pernah.Ganggu.Tunangan.Gue.” Ucap Raka penuh penekanan.

“Ra…Ka…”

Raka tidak mempedulikan panggilan pelan dari gadis itu, Raka hanya fokus menuntun Bintang menjauh dari tempat ini. Gadis tersebut mengepalkan tangan nya dan berjalan menuju Bintang, tangan nya sudah berada di rambut Bintang dan bersiap untuk menarik rambut Bintang.

“Eitss… Mau ngapain lo nenek lampir, mau bikin celaka anak orang lo. Sini gue bikin celaka lo duluan.”

Raka dan Bintang benar-benar terkejut dengan kedatangan seorang gadis lain, gadis lain itu adalah Nala. Seorang gadis yang beberapa hari ini ada di dalam lingkungan Raka dan Bintang, dengan sadis nya Nala menjambak rambut gadis tersebut dan menyeretnya keluar dari studio.

“Apaan lo gila !!! Lo mau bikin gue malu hah !!!” Teriak Alana yang masih meronta-ronta.

“Lo emang mau bikin diri lo sendiri malu kan ? Sekalian sini gue bikin lo malu. Di luar lagi banyak wartawan, lumayan kan jadi bahan berita. Seorang perancang busana yang berkerja di sebuah perusahaan majalah fashion I GREAT sedang beradu jotos dengan seorang model yang juga berkerja di perusahaan yang sama. Lalu lo tahu kan sendiri bumbu yang bakalan mereka tambahin ?” Ucap Nala yang masih setia menjambak rambut nya.

“Berhenti Nala !!! Lo bocah gila !!!” Teriak Alana.

“Tanggung, dikit lagi sampai luar.” Ucap Nala.

“Gue minta maaf !! Gue nggak bakalan macam-macam lagi…” Ucap Alana.

Nala tersenyum dan melepaskan jambakan nya dan sedikit mendorong Alana menjauh dari diri nya. Alana dengan kesal berlari menjauhi Nala, sedangkan Nala menatap Bintang dan Raka. Lalu melambaikan tangan nya dan berjalan menjauh dari dalam studio. Sedangkan Raka dan Bintang memandang kagum.

“Lebih ngeri dari lo ya.” Ucap Raka.
Bintang hanya mengangguk pelan dan menggeleng-geleng kan kepala nya.

(Flashback Off)

***

Karel terus memandang benda persegi yang ada di tangan nya, sesekali memutar-mutar benda persegi tersebut dan membuka tutup benda persegi tersebut. Keadaan nya benar-benar tidak bisa dikatakan baik. Rambut acak-acakan, dasi yang terlepas, dan kancing kemeja bagian atas nya terbuka. Benar-benar berantakan. Karel menaruh kepala nya di atas meja dan pelan-pelan mata nya mulai terlelap.

Pintu ruangan Karel terbuka sedikit menampilkan seorang gadis cantik dengan kemeja berwarna merah muda dan celana kain. Gadis itu membawa selimut yang berada di tangan nya.

“Lo kenapa sih…” Ucap Bintang pelan.
Mata Bintang tertuju kepada benda persegi yang masih setia berada di genggaman Karel.

“Gue…Belum yakin sama rasa ini.” Ucap Bintang sambil menyelimuti tubuh Karel.

[To Be Continue]

BINTANG & BULAN [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang