"CHAPTER 9 : PERTEMUAN"

189 14 0
                                    

Bolehkah menyalahkan sebuah takdir ? Kenapa takdir begitu kejam ? Kita hidup di dunia ini memiliki peran masing-masing. Kita semua bagaikan sebuah aktor / aktris yang sedang memainkan peran nya masing-masing. Memainkan sebuah drama yang sama sekali tidak kita ketahui ending nya bagaimana. Jika kita dipertemukan, pasti selalu ada alasan mengapa kita dipertemukan. Pasti ada sebuah kisah yang harus kita jalani dari pertemuan tersebut.

Bulan memandang figura kecil ada di dalam laci meja belajar nya, Bulan memegang erat figura kecil tersebut. Bulan menghela nafas kasar dan menutup laci tersebut.

***

Bulan dan Raka akhirnya bertatap muka secara langsung setelah sekian lama nya.

Semenjak kejadian itu, mereka tidak pernah menjalin komunikasi. Untuk bertemu saja Bulan sangat sangat enggan. Dan hari ini, mereka tidak bisa berpaling dari takdir yang sudah ditentukan.

“Hai Bulan, long time no see ? Rindu gue nggak ?” Tanya Raka sambil melambaikan tangan nya.

“Gue bukan Dilan, ngapain rindu-rindu.” Jawab Bulan duduk di kursi nya.

“Yang rindu kan Milea, bukan si Dilan. Gimana sih lo, Lan.” Celetuk Daren.

Kepala Daren langsung di dorong oleh Karel yang baru saja datang, Daren mengelus-elus kepala nya dan menatap tajam ke arah Karel.

“Rel, lo kok ke belakang ? Lo kan duduk sama gue.” Ucap Bulan.

“Karel sekarang duduk sama gue, pintar tuh bagi-bagi dong. Kan pas, Karel bagi kepintaran nya sama gue. Lo bagi kepintaran nya sama Raka. Gue mau menabung dulu, perut gue sakit. Dahhh” Jelas Daren.

“Eh Daren !!! Lo aja duduk sama gue nih, ini orang duduk sama Karel aja !!!” Protes Bulan.

“Gue punya nama kali, kenalan dulu sini.” Ucap Raka.

“Gak penting, gak guna. Sana lo, jauh-jauh.” Ucap Bulan.

“Gak peduli gue, kalau perlu gue tempelin lo kemana-mana.” Ucap Raka.

Bulan menatap Raka tajam, tangan nya mengepal. Lalu mata nya mengarah ke pintu kelas, disana terdapat Bintang memandang nya. Bulan tersenyum dan menepuk-nepuk punggung Raka.

“Eh Raka !!! Teman gue waktu kecil yang nakal pake banget itu kan ???!!! Lo udah gede ya, Bintang pasti rindu sama lo.” Teriak Bulan tidak jelas.

Raka menatap Bulan tajam sambil menahan sakit nya tepukan Bulan yang mendarat di punggung nya berkali-kali. Bolehkah Raka bilang ini pukulan ? Ini adalah pukulan yang sangat keras.

“Ngapain kakak ku sayang ke kelas adik tercinta ?” Tanya Bulan yang masih setia memukul punggung Raka.

“Lo berdua nggak adu jotos kan ?” Tanya Bintang.

“Nggak lah, gue ini udah gede. Gue harus berfikiran dewasa, jangan khawatir. Iya kan, Raka.” Jawab Bulan sambil merangkul Raka erat.

Raka sebenarnya risih dengan perlakuan Bulan yang sangat pura-pura ini, tapi Raka merindukan momen seperti ini.

“Ya udah gue ke kelas gue dulu.” Ucap Bintang.

“Lo jangan berantem lagi ya,baru juga selesai skorsing masa di skorsing lagi.” Ucap Bulan.

Bulan melambai-lambaikan tangan nya sambil menatap punggung Bintang yang mulai menjauh, dengan cepat Bulan melepaskan rangkulan nya dan mendorong tubuh Raka.

“Lo bipolar ya ? cepat banget berubah nya.” Gerutu Raka.

“Lo bisa kan pura-pura ? Bintang kambuh lagi, gue nggak mau bikin dia kefikiran sama hubungan kita yang nggak pernah baik ini. Lo bisa kan memainkan peran sahabat yang baik ?” Tanya Bulan.

“Seorang Bulan meminta bantuan Raka ?  Gue kira, gue bakalan babak belur. Gue kira lo bakalan balas dendam. Kenapa tiba-tiba kayak gini ? Kata nya lo mau balas dendam, kata nya mau bikin gue menderit—“ Ucap Raka terputus. Tangan Bulan mencengkram kerah baju Raka.

“Gue emang mau balas dendam, gue emang mau bikin lo hancur. Tapi saat ini gue nggak bisa, gue nggak bisa menghancurkan orang yang Bintang sayang.” Ucap Bulan melepaskan cengkraman nya.

Sedari tadi Karel hanya diam dan memandang kedua sahabat nya, Karel mendengar semua nya. Walaupun dia terlihat tidak peduli dengan earphone yang selalu terpasang di telinga nya itu. Tapi Karel mendengar semua nya.

***

Keadaan saat ini benar-benar canggung, guru sejarah di kelas Bintang memberi tugas kelompok. Dan Bintang satu kelompok dengan Shasa, satu kelompok 2 orang. Dari awal pelajaran sampai sekarang ini mereka saling diam. Shasa benar-benar bingung, dia sangat tidak enak untuk menegur Bintang. Sedangkan Bintang, dia malas untuk berbicara dengan Shasa. Shasa pun memberanikan diri nya utuk berbicara kepada Bintang.

“Nanti aku aja yang selesaikan tugas kita.” Ucap Shasa.

“Terus nanti lo bilang, Bintang cuma numpang nama aja pak.” Ucap Bintang menatap tajam ke arah Shasa.

Shasa tersentak dengan pernyataan Bintang, Shasa langsung mengelengkan kepala nya cepat.

“Nggak gitu, aku nggak bakalan bilang apa-apa.” Ucap Shasa cepat.

“Hari minggu jam 10 pagi gue tunggu di kota tua. Jangan telat.” Ucap Bintang.

“Kenapa nggak di Monas ? Kayak nya kalau kita buat tugas tentang Monas bagus juga.” Ucap Shasa bersemangat.

“Emang nya gaya bicara gue kelihatan kayak orang yang lagi ngajak diskusi ?” Tanya Bintang.

Shasa langsung diam dan menggeleng.

“Monas tempat pertama kali nya kita jadi sahabat, gue nggak mau kesana. Gue nggak mau bikin pertemuan ulang sama lo.” Jelas Bintang sambil memasang headphone nya.

(Flashback On)

Seluruh anak murid sangat bersemangat karena hari ini mereka melakukan perjalanan bersama teman-teman sekelas mereka. Mereka sedang bertamasya di Monas, tetapi hanya dua orang anak  perempuan yang terlihat tidak menikmati suasana tamasya tersebut.

“Ayo semua nya, saat nya game. Satu kelompok 2 orang ya, ayo bikin kelompoknya !!” Teriak sang wali kelas.

Gadis yang memegang kamera nya hanya menghela nafas nya pelan, dia adalah murid yang baru memasuki masa SMP dan belum memiliki teman karena dia memang tidak bisa bergaul.

“Daren segala sakit, kalau ada dia kan gue nggak usah mikir cari orang.” Batin gadis yang setia memegang kamera tersebut.

“Ya, yang berdua disana. Satu kelompok ya.” Ucap sang wali kelas.

Dua gadis tersebut saling menatap satu sama lain, sampai dimana. Salah satu gadis memberanikan diri nya untuk bersalaman.

“Nama aku Shasa.”

“Aku Bintang.”

(Flashback Off)

“Kenapa kita di pertemukan dan menjadi seorang sahabat ? Jika pada akhirnya kata persahabatan antara kita berakhir menyakitkan ?” Batin Shasa.

[To Be Continue💕]

Haiii semua nya ❤❤❤
Terima Kasih yang berkenan ke lapak gue ini 💃💃💃

Pokok nya semoga kalian suka sama karya gue ❤❤


BINTANG & BULAN [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang