"EPILOG"

229 14 4
                                    

Bintang dan Bulan duduk di teras rumahnya sambil menikmati susu coklat hangat, memandang langit malam yang dihiasi Bintang yang bertaburan dan di sinari Bulan yang sangat terang.

“Saat lo menikah kelak, apa kita masih sepasang Bintang dan Bulan seperti dulu ?” Tanya Bulan.

“Saat lo menikah kelak, apa masih lo overprotektif melindungi Bintang seperti dulu ?” Tanya Bintang.

“Waktu kecil, gue selalu berpikir gue akan selalu di sisi lo. Menjaga lo, menjadi sebuah tameng yang siap melindungi lo kapan aja. Tanpa berpikir kita bakalan punya kehidupan masing-masing.” Jawab Bulan.

“Seiring berjalan nya waktu, kita sadar bahwa kita berdua nggak akan jadi anak kecil terus. Kita juga sadar, bahwa kita akan memiliki kehidupan masing-masing yang dimana kita berdua nggak bisa ikut campur dalam masalah itu.” Ucap Bintang.

“Banyak yang mengira gue mengalami sister complex sama lo, karena sikap overprotektif gue. Tapi semua itu secara alami terjadi untuk melindungi kakak gue, kembaran gue, anak kesayangan ayah dan bunda.” Ucap Bulan.

Bintang memandang Bulan dan tersenyum, lalu mengelus puncak kepala Bulan.

“Semenjak pacaran sama Shasa, adik gue jadi dewasa banget ya.” Ucap Bintang.

“Lo kesurupan ? Merinding gue nih.” Ucap Bulan.

“Plakk´ Kepala Bulan di pukul oleh Bintang dan bunyi nya lumayan terdengar nyaring, Bulan mengusap pelan kepala nya dan menatap datar ke arah Bintang.

“Lo nggak kesurupan, lo emang Bintang kembaran kesayangan gue.” Ucap Bulan.

Bintang hanya terkekeh pelan dan melanjutkan menyeruput susu coklat nya.

***

Bintang dengan tergesa-gesa berlari ke arah gedung pernikahan dengan menggunakan kebaya dan rok batik. Dengan susah payah dia berlari memakai high heels 10 cm tersebut, sedikit mengangkat rok nya agar diri nya bisa berlari.

“Plakkk” Pukulan keras mendarat di kepala Bulan yang menunggu di depan gedung, Bulan hanya meringis sambil mengelus kepala nya.

“Di pukul terus kepala gue, jadi bego gimana nanti ?” Tanya Bulan.

“Lo emang bego, kok bisa-bisanya sampai ketinggalan cincin pernikahan sih ? Untung Shasa sabar menghadapi lo, kalau nggak. Sudah di putusin lo dari dulu, ada aja kelakuan lo di hari-hari penting.” Omel Bintang.

“Udah belum marah nya nih ? Gue mau ijab Kabul nih.” Ucap Bulan.

“Astaga… Kan sampai lupa lo belum ijab Kabul, ayo cepetan.” Ucap Bintang menarik tangan Bulan ke dalam gedung.

***

Semua acara berjalan lancar, untung saja Bulan tidak melakukan kesalahan saat ijab kabul. Bulan benar-benar melafalkan nama Shasa dengan lantang dan fasih, semua bersorak gembira karena akhir nya Bulan menikah. Resepsi nya juga berjalan dengan lancar, mereka semua bersenda gurau dan terlihat bahagia.

“Mana kamera lo ?” Tanya Daren.

”Di rumah.” Jawab Bintang.

“Kenapa nggak di bawa kesini ?” Tanya Daren.

“Kan ada fotografer nya, lo mau nyuruh gue jadi fotografer di nikahan adik gue sendiri ?” Tanya Bintang.

“Siapa tahu Bulan nggak mau keluar banyak duit kan, jadi dia nyuruh lo jadi fotografer nya gitu.” Ucap Daren.

“Itu sih kalau lo yang nikahan.” Celetuk Raka.

“Tahu banget sih ampas gue yang satu ini.” Ucap Daren.

“Bintang !!! Bintang !!!” Teriak Bulan.
Bintang berbalik dan melihat Bulan melambaikan tangan nya dan menyuruh Bintang mendekati nya. Karel, Raka, dan Daren pun berjalan mengikuti Bintang untuk berfoto bersama dengan Bulan dan Shasa.

“Eh, kenapa lo samping gue.” Ucap Bulan.

“Pelit lo ampas.” Ucap Daren.

“Bintang samping gue sini.” Ucap Bulan sambil menarik lengan Bintang.

“Say cheese semua nya !!!” Teriak Bulan.

“Sok Inggris lo ampas.” Celetuk Raka.

“Say sawi semua nya !!!” Teriak Daren.

“Sialan, ngakak gue pake sawi segala.” Celetuk Bulan.

Semua nya berdiri dengan rapi untuk di foto bersama, dengan senyuman lebar Bulan mencoba merangkul semua nya menjadi satu rangkulan. Bintang memandang kembarannya tersebut sambil mengulas sebuah senyuman manis.

Bintang dan Bulan memang bersatu, tetapi mereka bukanlah sebuah pasangan yang menjalin hubungan.
Bintang dan Bulan memang bersama, tetapi mereka menempuh jalan mereka masing-masing yang berbeda.
Bintang dan Bulan memiliki kisah yang berbeda, tetapi mereka satu kesatuan yang sama.

“Selamat berbahagia, Bulan adiknya Bintang…” Bisik Bintang.

“Selamat berbahagia juga, Bintang kakaknya Bulan…” Bisik Bulan.

[END]

Benar² END yaaa 💛
Terima kasih yang selalu mengikuti cerita² aku, terima kasih yang selalu menunggu cerita aku walaupun aku mageran :') , terima kasih yang selalu mengapresiasi cerita aku 💛

Semoga aku kembali bersemangat untuk bikin cerita² baru lagi dan menghibur kalian.

See You Again teman² wattpad kuuuu 💛

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BINTANG & BULAN [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang