Raka terus menatap ke arah Bulan yang tiba-tiba datang ke lokasi pemotretan nya dengan keadaan sudut bibir nya terluka, Bulan membawakan burger tanpa bawang bombay kesukaan Raka, aneh nya Bulan masih mengingat kesukaan Raka padahal mereka pernah tidak saling mempedulikan satu sama lain.
“Kenapa lo Ular ?” Tanya Bulan.
“Lo yang kenapa ampas ?!” Bentak Raka.
“Ngegas banget sih.” Jawab Bulan.
“Lo duluan yang ngegas, nggak sadar diri ya lo.” Protes Raka.
“Apapun yang lo lakuin, bunda selalu bilang. Maafin dan maafin, Raka kan sahabat Bulan. Berantem itu pasti terjadi dalam persahabatan, tapi jangan pernah saling meninggalkan.” Ucap Bulan.
“Sahabat itu pelengkap dalam hidup, semenyebalkan apapun jangan pernah berfikir untuk membuang. Itu kan yang selalu bunda bilang.” Lanjut Raka.
“Bunda aja selalu maafin lo, kenapa gue nggak ya ?” Tanya Bulan.
“Mungkin karena gue penyebab kematian bunda dan penyakit Bintang.” Jawab Raka.
“Apa yang gue lakukan ini benar nggak ya ? Bunda mungkin marah.” Ucap Bulan.
“Lo kesambet apa sih ? tiba-tiba minta kontak line gue, terus datang ke sini, terus lo berantem sama Karel sampai wajah lo yang kata nya rupawan ini jadi lebam-lebam ? Lo mau melakukan hal yang bermakna sebelum meninggal apa gimana sih ? Kalau mau melakukan hal sebelum meninggal itu memperbanyak amal, bukan nya melakukan hal konyol.” Jelas Raka.
“Sok bijak banget sih lo, nggak cocok sama wajah.” Ledek Bulan.
“Jadi ??? Kenapa berantem sama Karel ?” Tanya Raka.
“Karena gue nggak mau kehilangan lagi. Tapi entah kenapa tonjokan Karel membuat gue senang, gue senang dia bisa marah sama gue. Tingkat kesabaran dia udah full, nggak sanggup buat di tampung lagi” Jawab Bulan.
“Kehilangan apa ?” Tanya Raka.
“Ck…SA.HA.BAT.” Jawab Bulan penuh penekanan.
“Kehilangan lagi nya itu buat siapa ?” Tanya Raka.
“Sumpah ya lo cerewet banget, sahabat yang hilang waktu dulu itu lo !!! Puas lo ?” Teriak Bulan.
Raka hanya mengangguk dengan semangat, hari yang di tunggu nya tiba. Walaupun dia tahu kalau Bulan belum sepenuhnya memaafkan Raka. Tapi Raka menyukai saat seperti ini, saat dia mulai melakukan hal yang tidak dia sukai, seseorang yang dia sayangi membangkitkan semangat nya.
Raka mengingat kejadian dimana mereka semua mulai tercerai berai.
(Flashbak On)
Tangan kecil Karel menahan tangan kecil Bintang yang ingin berlari mengejar Raka.
“Biarkan Raka sendiri dulu, dia harus tenangin diri nya. Bintang ikut Karel aja ya ?” Tawar Karel.
“Raka nggak kayak Karel, dia nggak bisa tenangin diri nya sendiri. Bintang khawatir sama Raka. Raka nggak ada siapa-siapa lagi Rel, Bintang harus ada di sisi Raka kalau Raka sedih.” Ucap Bintang melepaskan tangan Karel.
“Bintang pilih Karel atau Raka ?” Tanya Karel.
Bintang berhenti sejenak, lalu melanjutkan langkah nya mengejar Raka. Karel terdiam menatap punggung Bintang yang mulai menjauh.
“Raka !!! Jangan ke jalan raya !!! Bahaya sayang !!!” Teriakan Matahari tidak di pedulikan Raka.
Raka terus berlari tanpa mau menoleh kesana kemari, dibelakang nya ada Bintang yang terus mengejar nya dan dibelakang Bintang terlihat Matahari yang juga mengejar nya. Bunda dari Bintang dan Bulan itu berlari untuk menangkap Raka dan Bintang.
“Cittttt….Brak !!!”
Semua mata tertuju kepada suara tersebut, semua nya berlari ke arah jalan raya. Teriakan dari karyawan perkebunan teh terdengar. Badan Raka bergetar melihat pemandangan di depan nya, Matahari yang sedang memeluk Bintang.
Mereka berdua tidak sadarkan diri, darah terus mengalir dari tubuh mereka. Sedangkan Raka hanya mendapat luka lecet karena Bintang mendorong Raka menjauh.
***
Tangisan Bulan terus mengisi lorong UGD. Daren juga ikut menangis, sedangkan Karel terdiam menatap lantai putih rumah sakit. Kedua orang tua Daren, Kedua orang tua Karel beserta nenek nya dan tante Zora juga berada di UGD. Sedangkan Raka sedang diobati karena badan nya penuh dengan luka.
“Bagaimana kondisi Matahari dan Bintang, mas ?” Tanya Zora.
“Kita berdoa saja, gimana Raka ?”Tanya Langit.
“Sudah diobati luka-luka nya, dia sedang menenangkan diri nya.” Jawab Zora.
Langit hanya mengangguk dan terus meredakan tangisan Bulan, sampai dimana dokter keluar dan menundukkan kepala nya. Dari situ tubuh Langit langsung merosot dan terduduk di lantai. Dokter hanya bisa menyelamatkan Bintang, sedangkan Matahari benar-benar tidak bisa di selamatkan.
“Ini semua karena Raka !!!” Teriak Bulan.
Bulan berjalan menyusuri lorong mencari keberadaan Raka, ayah Karel langsung menangkap tubuh kecil Bulan. Nenek Karel memeluk tubuh Langit yang benar-benar kaku.“Jangan halangin Bulan om…Hiks…Hiks… Semua karena Raka !!!” Teriak Bulan, air mata nya terus mengalir dan badan nya terus meronta.
Daren juga ikut menangis karena melihat Bulan, Karel terus menatap lantai rumah sakit. Mata nya mulai berkaca-kaca, sudut mata nya mulai mengeluarkan air mata. Dibalik ruangan lain, Raka terus menangis mendengar jeritan Bulan. Raka benar-benqr tidak bisa apa-apa. Raka benar-benar merasa bersalah.
“Maafin Raka, tante Matahari. Maafin Raka juga mama. Raka sudah mencelakakan sahabat mama.” Batin Raka.
(Flashbak Off)
“Ka, lo nggak apa-apa kan ?” Tanya Bulan.
“Nggak apa-apa kok, emang gue kenapa ? Lo yang kenapa-kenapa, udah sana. Minta maaf sama Karel. Lo kan nggak bisa lama-lama marahan sama Karel.” Ucap Raka.
“Iya, gue minta maaf kok. Si Daren udah ngomel-ngomel supaya gue baikan sama Karel.” Jawab Bulan.
“Bintang gimana ? Gue jadi agak sibuk, jadi agak susah buat nemanin dia kemana-mana sekarang.” Tanya Raka.
“Emang gue patung ya ? Gue bisa kok nemanin kemana pun dia mau.” Jawab Bulan.
“Udah sana lo, gue mau pengambilan gambar nih. Beli ya majalah yang ada gue nya, like foto yang ada gue nya juga. Awas lo berkhianat.” Ucap Raka.
“Kalau terasa berat, beritahu gue ya.” Ucap Bulan.
“Apaan sih lo Lan, mau main Dilan-Milea pakai berat-berat segala ?” Tanya Raka.
Bulan hanya tersenyum dan mendorong kepala Raka pelan, Raka hanya menggeleng-gelengkan kepala nya. Lalu tersenyum memandang punggung Bulan yang mulai menjauh.[To Be Continue❤]
Aku kembali dengan cepat yuhuuuuuuuu ❤
Terima kasih bagi pembaca² yang dengan cepat membuka notifikasi dari cerita Bintang & Bulan :')
Terima Kasih atas apresiasi kalian 😍
Walaupun sering berantem, Bulan itu sayang banget sama Raka 😊
Udah sana baikan lagi sama Karel, kasihan Daren jadi gundah gulana hatinya kalau kalian pada berantem gini 😂
See You ❤🌹
KAMU SEDANG MEMBACA
BINTANG & BULAN [COMPLETE]
Genç Kurgu"Bintang tidak selalu terang, Bintang juga bisa redup." -Bintang Putri Angkasa- "Bulan tidak selalu lingkaran sempurna, Bulan juga tidak semulus yang terlihat." -Bulan Putra Angkasa- ©2018 Cover by Pinterest + Edit by Storychic