Bulan terus meminta maaf kepada Maya dan Ibu nya agar memaafkan kesalahan Bintang yang menyerang Maya. Awal nya hanya Bintang, Maya, dan Ibu nya Maya yang berada di ruang BK. Tapi tiba-tiba Bulan masuk kedalam ruang BK dan langsung meminta maaf.
“Saya mohon bu, jangan keluarkan Bintang dari sekolah ini. Maya, maafkan kesalahan Bintang ya ?” Tawar Bulan.
“Saya tidak mau tahu, pokok nya keluarkan anak ini. Kamu tidak pernah diajarkan etika dengan kedua orang tua kamu ? Kamu mau jadi preman ya ?!” Sambar Ibu dari Maya sambil menunjuk kepala Bintang.
Sedangkan Maya memandang Bintang dengan tatapan sinis.
“Maaf tante, apa anda tidak terlalu kasar kepada kembaran saya ?” Tanya Bulan.
“Kembaran kamu ini harus diberi pelajaran supaya tahu sopan santun.”
Bulan mengepalkan tangan nya, Bintang mengenggam tangan Bulan erat.Bintang tidak mau kembaran nya itu mengeluarkan amarah nya.
“Maaf tante, pernah mendengar kata pepatah ? Tidak ada asap kalau tidak ada api ? Kenapa tidak tante tanyakan kepada anak tante sendiri, kenapa saya jadi menyerang nya. Jika memang dia tidak memulai duluan dan saya menyerang tanpa sebab. Mungkin saya gila atau saya seorang psikopat.” Jelas Bintang menatap tajam kearah Maya.
“Tapi gue korban disini !!!” Teriak Maya.
Guru BK tersebut menghela nafas dan memberi keputusan.
“Bintang, kamu saya skorsing selama seminggu dan untuk Maya, kamu sudah dapat SP 2”
“Loh ? Kok gitu sih bu ?! Anak saya kenapa diberi SP2 ?” Tanya Ibu dari Maya.
“Asal ibu tahu, anak ibu sudah pernah dapat SP1 karena melabrak adik kelas nya dan terjadi perkelahian. Apa Maya tidak memberi surat nya kepada anda ?”
Maya hanya menunduk dan bersikap tidak tenang, Ibu dari Maya langsung berdiri dan meninggalkan ruang BK karena malu dengan anak nya.
“Mama !!! Dengarin Maya dulu !!!” Teriak Maya.
“Beri surat ini ke Ayah kamu, Ibu mohon jangan buat masalah lagi ya Bintang. Kamu sudah kelas 3, poin kamu bisa habis kalau seperti ini terus.”
Bintang hanya mengangguk dan berjalan keluar ruangan BK diikuti oleh Bulan.***
Bintang sekarang berada di rooftop sendirian, dia mengeluarkan rokok dari balik saku rok nya. Awal nya dia hanya mencoba untuk melepas stress nya, tetapi dia sudah tercandu, sangat sulit untuk melepaskan rokok nya. Saat dia ingin menghidupkan rokok nya. Tiba-tiba tangan seseorang terulur mengambil rokok tersebut dari mulut Bintang dan menghancurkan rokok tersebut.
“Sudah gue bilang, jangan konsumsi rokok lagi. Kalau lo stress makan permen aja kan bisa !” Bentak Karel sambil memberikan lollipop.
Bintang membuka bungkus lollipop tersebut, tapi tiba-tiba telinga nya terasa berdengung. Bintang hanya mengernyitkan kening nya menahan dengungan sesaat. Tapi tidak berapa lama, dengungan itu makin menjadi-jadi. Rasa sakit itu muncul lagi.
“Akh…” Jerit Bintang, Bintang langsung berjongkok dan menutup telinga nya. Telinga nya benar-benar terasa sakit. Suara dengungan itu tidak dapat berhenti dan hanya Bintang yang merasakan suara dengungan itu.
Mata Karel melotot saat melihat telinga Bintang mengeluarkan cairan bening, sudah lama dia tidak melihat kondisi Bintang yang seperti ini karena dia selalu hebat menyembunyikan. Tapi kali ini, Bintang sudah sampai batas nya.
Karel langsung mengendong Bintang dan membawa nya ke Rumah Sakit, karena UKS tidak bisa membantu penyakit Bintang yang satu ini.
***
Bulan menatap kearah Bintang, Bintang sekarang tidak sadarkan diri karena efek obat penenang. Langit datang menghampiri Bintang dan menatap Bulan dengan penuh tanya. Bulan hanya menunduk.
“Kenapa kamu tidak bilang sama Ayah kalau Bintang masih merokok ? Kamu tahu kan rokok itu sangat berbahaya.” Ucap Langit.
“Bulan juga nggak tahu yah, Bulan kira dia sudah berhenti. Maafin Bulan, Ayah boleh mukul Bulan kalau Bintang kenapa-kenapa. Ayah jangan marahin Bintang karena dia masih konsumsi rokok. Ini semua karena kelalaian Bulan yang nggak bisa jaga Bintang dengan baik. Ini kesalahan Bulan yah.” Jelas Bulan.
“Ayah nggak akan marah, tapi ayah tidak mau mendengar lagi kalau Bintang konsumsi rokok lagi. Kamu periksa kamar Bintang, jika masih ada rokok. Langsung buang.” Ucap Langit.
Karel bersandar di dekat pintu ruangan Bintang, awalnya Karel ingin masuk kedalam ruangan tersebut. Tetapi karena mendengar suara Bulan dan ayah nya, Karel memutuskan untuk tidak masuk. Karel menghela nafas nya dan berjalan menuju kantin Rumah Sakit.
***
“Kenapa lo nggak bilang ?”
Karel tersentak dan menoleh ke samping, Bulan menarik kursi di samping Karel lalu duduk di kursi tersebut.“Gue nggak mau lo terbebani dengan kondisi Bintang. Gue sudah ditugaskan untuk jaga Bintang kan.” Ucap Karel seraya meminum minuman kaleng nya.
“Gue cuma mau mengingatkan lo, gue ini kembaran Bintang. Bintang adalah urusan gue juga, lo harus sadar. Lo bukan pesuruh ayah gue. Lo.Sahabat.Gue.Bukan.Pelayan.Gue.Dan.Bintang!” Ucap Bulan penuh penekanan di akhir.
Karel meremas kuat minuman kaleng nya dan terus meneguk air yang ada di dalam minuman kaleng tersebut tanpa menoleh kearah Bulan.
“Lo pulang aja, gue yang bakalan jagain Bintang disini. Jaga kesehatan lo, tubuh lo milik lo. Bukan milik orang lain, ada batas dimana lo harus berada untuk orang lain dan lepas dari orang lain tersebut. Lo juga harus jagain nenek lo kan.” Ucap Bulan seraya memegang bahu Karel.
***
Sekarang Bintang sudah kembali kerumah nya dan sudah beberapa hari Bintang melewati masa skorsing nya di rumah sakit. Dan yang paling menyebalkan adalah Bulan sangat cerewet dengan Bintang selama masa skorsing nya. Hampir setiap hari Bintang selalu ke rumah sakit dan Bulan menjadikan rumah sakit seperti rumah nya sendiri. Bulan membawa perlengkapan PS nya ke rumah sakit dan Bulan juga membawa Daren yang sama rusuh nya untuk menemani Bulan bermain PS.
“Lo dirumah aja, jangan kemana-mana. Jangan stress, rileks aja. Apa gue bolos juga ya ? Gue jagain lo aja deh, nanti kalau lo merasa sakit lagi gimana ? Ada ayah sih dirumah, tapi Ayah kan payah dalam ngurusin lo.” Ucap Bulan panjang lebar.
“Yang ada gue tambah stress kalau lo ada di rumah.” Balas Bintang.
“Enak aja bilang ayah payah, yang ngurus kalian sampai jadi ganteng dan cantik gini siapa lagi kalau bukan ayah ?” Ucap Langit.
“Kenapa lo masih disini ?” Tanya Bintang.
“Sekolah sana !!! Mau Ayah antar juga kayak Bintang ?” Tanya Langit.
“Kalau udah marahin Bulan, baru kalian kompak. Huh… Bulan berangkat dulu !!! Assalamualaikum” Ucap Bulan.
“Wa'alaikumssalam”
“Ayah, Bintang mau pergi dulu. Dia datang.” Ucap Bintang.
Tanpa banyak bertanya, Langit hanya mengangguk dan melanjutkan makan nya. Bintang menghela nafas dan berfikir sejenak, apakah dengan kedatangan “DIA” akan membangkitkan amarah Bulan ? Akankah Bulan tak terkontrol ? Atau Bulan akan memaafkan nya ? Bintang hanya menggelengkan kepala nya.
[To Be Continue 💕]
.
.
.
.
.
.
.
.
.Terima Kasih kepada para readers yang berkenan membaca cerita ini, jika cerita ini semakin menarik. Jangan lupa share ke teman-teman yang suka baca wattpad ya 💕💋
KAMU SEDANG MEMBACA
BINTANG & BULAN [COMPLETE]
Ficção Adolescente"Bintang tidak selalu terang, Bintang juga bisa redup." -Bintang Putri Angkasa- "Bulan tidak selalu lingkaran sempurna, Bulan juga tidak semulus yang terlihat." -Bulan Putra Angkasa- ©2018 Cover by Pinterest + Edit by Storychic