Bintang membolak-balik majalah yang ada di tangan nya, melihat setiap gambar yang ada di majalah fashion tersebut. Sekarang Bintang berada di restoran Daren, menikmati makanan sambil melihat-lihat majalah tersebut.
"Keliaran mulu kayak cabe-cabean lo. Pesan gedung pernikahan sudah nggak ?" Tanya Daren.
"Urusan Raka." Jawab Bintang.
"Tuh calon laki lo datang, gue tinggal dulu ya." Ucap Daren.
Raka langsung duduk di samping Bintang dan mengambil majalah tersebut. Lalu mencari wajah nya sendiri.
"Wihh proyek kita berjalan lancar, brand perusahaan kita juga laku banget. Senang banget pasti Karel, tambah kaya raya aja si Karel." Ucap Raka.
"Lo tahu Karel mau balik ke Inggris ?" Tanya Bintang.
"Hhmm... Maka nya gue sengaja biar lo fitting gaun sama Karel supaya kalian nggak menghindari satu sama lain." Jawab Raka.
"Lo tahu ?" Tanya Bintang.
"Yaiyalah, Raka gitu loh. Kita kan sudah mau nikah, masa iya lo menghindari Karel. Gimana nanti pas acara nikahan, masa lo lari gara-gara menghindari Karel." Jawab Raka.
"Kapan dia pergi ?" Tanya Bintang.
"Kalau itu...Gue juga nggak tahu." Jawab Raka.
"Bintang... Kita kencan yuk." Lanjut Raka.
"Besok ?" Tanya Bintang.
Raka mengangguk dengan semangat, Bintang hanya tersenyum bertanda setu dengan ajakan Raka.
***
Shasa melambaikan tangan nya kepada Bulan, Bulan dengan semangat berlari menghampiri Shasa.
"Lama nggak aku nya ?" Tanya Bulan.
"Nggak kok." Jawab Shasa membuka kotak bekal yang selalu di buat nya untuk Bulan.
"Kita malam mingguan nya kalau nggak di kantin Rumah Sakit tempat aku kerja, ya di kantin Rumah Sakit Jiwa tempat kamu kerja. Kamu nggak bosan kan kita kencan nya kayak gini terus ?" Tanya Bulan.
"Nggak bosan kok, habis nya kita susah juga kan dapat waktu senggang buat kencan. Kalau kamu yang lagi banyak waktu, aku nya yang banyak kerjaan. Begitu juga sebalik nya." Jawab Shasa.
"Perasaan... Kita berdua sudah merencanakan nikah dari dulu, eh malah yang mau nikah si Bintang." Gerutu Bulan.
"Kamu masih nggak rela melepas Bintang ?" Tanya Shasa.
"Berat banget sebenarnya melepas Bintang, tapi masa kakak aku jadi perawan tua karena aku nggak rela melepas dia. Ya nggak lah." Jawab Bulan.
"Semakin dilihat, kamu beneran sister complex deh Lan." Ledek Shasa.
"Nggak Sha... Sumpah di sambar kepiting deh, aku nggak sister complex. Kamu jangan kebanyakan bergaul dengan Daren deh, nanti otak kamu jadi konslet." Ucap Bulan.
"Hahahaha...Iya-iya, aku tahu kamu cuma khawatir aja." Ucap Shasa.
"Untung aku dapat kamu Sha, kalau sama cewek lain mungkin aku udah disumpahin kali ah. Mungkin udah di putusin lebih parah nya." Jelas Bulan.
"Putusin aja Sha, sama abang Daren aja sini." Ucap Daren yang muncul entah dari mana.
"Setiap gue lagi pacaran, kenapa lo datang kesini mulu sih ampas !!! Ini bukan café woy !!" Gerutu Bulan.
"Gue bosan, gue sendirian. Gue perlu teman, jangan jahat-jahat gitu deh mulut nya." Jawab Daren.
Bulan memutar bola mata nya malas, sedangkan Shasa hanya tertawa melihat tingkah Bulan dan Daren.
"Eh, Karel ngapain mau balik ke Inggris lagi ?" Tanya Daren.
"Mungkin ingin mencari suasana baru, hidup baru, cinta baru..." Jawab Bulan.
"Berasa baru kemarin Karel pergi dari Indonesia, eh dia pergi lagi sekarang." Ucap Daren sambil melahap bekal buatan Shasa.
"Eh ampas !!! Bekal gue !!!" Teriak Bulan.
"Pelit banget lo nyet, minta sedikit doang. Nanti gue buatkan bekal termantap deh buat lo." Ucap Daren.
"Nggak mau !!! Ini buatan Shasa !!!" Bulan merengek dengan kecang seperti anak kecil.
"Besok aku buatin lagi, kita makan makanan kantin aja ya. Aku pesan dulu ya." Ucap Shasa lembut.
"Jangan...Biar si ampas aja yang pesan. Woi Daren !! Pesanin gue sama Shasa makanan." Ucap Bulan.
"Apa lo melotot gitu hah ?! Mau ngamuk lo ?!" Lanjut Bulan.
"Kagaaaa !! Jangan ngegas gitu lo !!" Teriak Daren.
***
Hari ini Raka dan Bintang tidak ada pekerjaan, jadi mereka memutuskan untuk kencan seharian. Mereka sangat menikmati hari ini, penuh dengan tawa dan canda. Waktu pun menjelang senja, Raka dan Bintang sedang berada di pantai. Merasakan deru ombak dan angin pantai, menunggu matahari terbenam sambil menikmati es kelapa.
"Lo jadi pakai kebaya bekas bunda nikahan dulu buat akad nanti ?" Tanya Raka.
Bintang hanya mengangguk.
"Emang muat ?" Tanya Raka.
Bintang mengangguk lagi."Lo senang bisa nikah sama gue ?" Tanya Raka.
Bintang sejenak terdiam lalu Bintang kembali mengangguk dan tersenyum manis menatap Raka.
"Gue senang... Lo selalu ada di sisi gue, dari kecil sampai kita besar sekarang. Lo selalu milih gue, lo selalu ada buat gue, lo selalu bersama gue." Ucap Raka.
"Gue juga." Jawab Bintang sambil mengelus puncak kepala Raka, Raka hanya memejamkan mata nya merasakan sentuhan lembut di puncak kepala nya.
"Bintang... Hari ini adalah kencan terakhir kita..." Ucap Raka.
Bintang menatap Raka dengan penuh tanya.
"Sebelum menikah, hehehe." Lanjut Raka.
Bintang hanya menganggukan kepala nya dan menatap matahari yang mulai terbenam, suasana senja ini mengakhiri kencan nya bersama Raka.
[To Be Continue]
KAMU SEDANG MEMBACA
BINTANG & BULAN [COMPLETE]
Teen Fiction"Bintang tidak selalu terang, Bintang juga bisa redup." -Bintang Putri Angkasa- "Bulan tidak selalu lingkaran sempurna, Bulan juga tidak semulus yang terlihat." -Bulan Putra Angkasa- ©2018 Cover by Pinterest + Edit by Storychic