Langit hanya menghela nafas panjang seraya menatap kedua anak nya yang sedang menikmati sarapan. Langit hanya bingung dengan sifat dari anak kembar nya ini, sifat mereka berdua benar-benar berbeda. Padahal mereka anak kembar.
Bintang Putri Angkasa, anak yang selalu membanggakan sang ayah. Selalu menjadi nomor 1, tetapi setelah memasuki dunia Sekolah Menengah Atas, semua sinar yang ada pada diri Bintang mulai meredup. Bintang sangat menyukai dunia fotografi, hanya ada 3 yang disukai nya Ayah nya, Bulan, dan Fotografi.
Lalu bagaimana dengan kepribadian Bulan Putra Angkasa ? Bulan lahir 5 menit setelah lahirnya Bintang. Bulan adalah seorang adik, Bulan bisa dikatakan hampir sempurna. Tampan, cerdas, berkepribadian baik, dan selalu ceria. Benar-benar anak yang bisa dibanggakan. Banyak hal yang disukai Bulan, tapi hal yang selalu difikirkan nya setiap hari adalah Bintang. Bintang satu-satu nya wanita yang selalu memenuhi isi kepala Bulan.
“Bintang, hari ini nggak masuk ruang BK lagi bisa ?” Tanya Langit.
“Ayah , nggak usah sok masih muda bisa ?” Tanya Bintang.
“Ayah, hari ini menang debat dari Bintang bisa ? Hahahahaha…” Ucap Bulan sambil tertawa.
Langit yang melihat anak laki-laki nya tertawa terbahak-bahak hanya memandang datar dan menepuk leher Bulan dengan keras sampai tersedak.
“Uhuk…uhuk… Ya ampun yah, tega banget sama anak sendiri. Nanti kalau anak nya mati tersedak gimana ?” Tanya Bulan.
Umur langit memang sudah tidak muda lagi, Langit sudah berkepala empat. Tapi jika Langit disatukan dengan Bulan, mereka terlihat seumuran dan itu membuat Bintang risih karena Langit selalu tebar pesona dan sok muda.
“Om Langit !!! Daren numpang makan, papi sama mami bulan madu lagi.” Teriak Daren.
“Assalamulaikum Om, Pagi.” Ucap Karel seraya menyalami Langit.
“Bulan, Ayah mau ganti anak aja. Ayah mau anak kayak Karel.” Ucap Langit menatap Bulan.
“Kalau Ayah mau Karel perang sama Bintang sih nggak apa-apa… Wleee” Jawab Bulan sambil menjulurkan lidah nya.
“Ck… Pagi-pagi udah nyusahin di rumah orang, yah cepetan antar Bintang ke sekolah. Kalau lama, Bintang berangkat sendiri nih.” Ucap Bintang ketus.
“Eh princess nya ayah Langit, baik-baik ya di sekolah. Jangan masuk ruang BK mulu.” Ucap Daren.
“Berisik lo !” Ucap Bintang sambil menatap tajam Daren.
“Mata lo mau keluar itu…” Ucap Bulan.
Bintang hanya memutar bola mata nya malas dan melewati geng atau bisa dibilang sahabat nya Bulan dari kecil. Ngomong – ngomong sahabat, Bintang juga punya. Tetapi itu dulu dan apakah masih bisa dibilang sahabat ya ? Ah Bintang tidak mau ambil pusing.
“Sudah-sudah… Ayo berangkat Bintang.” Ucap Langit menuju keluar rumah.
Bintang mengikuti ayah nya keluar, tapi langkah nya berhenti. Bintang merasakan tangan nya ditarik seseorang. Bintang pun menoleh dan langsung mendorong orang yang memegang tangan nya. Orang tersebut tetap menahan tangan Bintang dan menyerahkan headphone berwarna hitam kepada Bintang.
“Headphone lo ketinggalan.” Ucap Karel cuek dan melepaskan tangan Bintang.
“Lo kenapa selalu kesini ? Gue muak sama sikap lo yang seolah-olah lo orang yang baik.” Ucap Bintang.
Langkah Karel berhenti dan berbalik menatap Bintang yang masih setia berdiri di tempat nya.
“Mungkin lo lupa, gue.sahabat.nya.Bulan.” Jawab Karel.
Karel memasang earphone nya yang bergelantungan di leher nya dan pergi dari hadapan Bintang. Sedangkan Bintang mencengkram kuat headphone yang ada di tangan nya.
[To Be Continue 💕]
.
.
.
.
.Jrenggggg~~~~~
Selamat menikmati gaez 💃💃💃
Baca aja doloe, urusan vote + komen nya gampang. Kalau mulai suka sama cerita nya, nanti juga di vote+komen 💕💕💕
KAMU SEDANG MEMBACA
BINTANG & BULAN [COMPLETE]
Novela Juvenil"Bintang tidak selalu terang, Bintang juga bisa redup." -Bintang Putri Angkasa- "Bulan tidak selalu lingkaran sempurna, Bulan juga tidak semulus yang terlihat." -Bulan Putra Angkasa- ©2018 Cover by Pinterest + Edit by Storychic