Mata Karel masih terus tertuju kepada aquarium yang ada di dalam ruangan tersebut, terus memandang ikan yang berenang bebas di dalam aquarium.
“Terlihat bebas, tapi masih ada pembatas.” Batin Karel yang masih tertuju kepada ikan yang ada dalam aquarium.
“Om kelamaan ya Karel ?” Tanya Langit yang baru tiba di dalam ruangan nya.
Karel berbalik dan melihat ke sumber suara tersebut, lalu menggeleng pelan.
“Ayo duduk. Om tadi ada rapat dulu.” Ucap Langit.
Karel masih tidak bersuara, dia hanya mengangguk dan duduk di sofa yang ada di ruangan tersebut.
“Gimana ? Semua terkendali ?” Tanya Langit.
“Iya om, beberapa hari ini Karel nggak ada lihat Bintang merokok lagi dan dia juga mulai ke rumah sakit buat cek kondisi dia. Walaupun bukan sama Karel atau Bulan, setidak nya dia mau pergi kesana sama Raka.” Jelas Karel.
“Bulan ?” Tanya Langit.
“Bulan juga tidak masalah dengan kedatangan Raka. Walaupun sering adu mulut, tapi emosi Bulan tidak memuncak.” Jawab Karel.
“Jika benar begitu, om tidak akan khawatir dengan keadaan mereka lagi. Ini yang om janjikan ke kamu, om mendapatkan beasiswa untuk kamu di Oxford University. Segala sesuatu nya om sudah siapkan, kamu tinggal menuruti semua nya saja. Pokok nya lulus SMA, kamu langsung berangkat, urusan nenek kamu biar om yang urus. Om harus menjadikan kamu sukses sesuai permintaan terakhir ayah kamu. Kamu akan membangun perusahaan ayah kamu dari awal lagi, om akan membantu kamu.” Jelas Langit.
“Terima kasih om. Karel pamit dulu.” Ucap Karel.
Karel keluar dari ruangan tersebut, dia menghela nafas nya.
“Lo jadi lebih sering kesini ya ?”
Karel tersentak dan menoleh ke sumber suara, Karel terkejut dengan kehadiran Bintang yang bersandar di dinding dekat pintu ruangan ayah nya.
“Lo ngapain kesini ?” Tanya Karel.
“Ini kantor ayah gue, ya terserah gue lah.” Jawab Bintang.
“Gue suka.” Ucap Karel.
“Apaan sih ?” Tanya Bintang sinis.
“Gue suka saat kita bicara kayak gini.” Jawab Karel.
Bintang memutar bola mata nya malas dan beralih membuka pintu ruangan ayah nya.
***
Karel dengan telaten mengelap lengan nenek nya dengan air hangat dan menyisir rambut nenek nya. Sudah lama nenek nya di rawat di rumah sakit dan dengan setia Karel merawat nenek nya sendirian. Kedua orang tua Karel sudah meninggal karena kecelakaan, Karel hanya tinggal bersama nenek nya. Semenjak orang tua Karel meninggal, perusahaan orang tua nya mengalami kebangkrutan dan Langit lah yang mengurus semua keperluan Karel dan nenek nya sampai sekarang. Jadi Karel selalu bersedia melayani Langit untuk membalas budi Langit.
“Gadis kesayangan nenek datang.”
“Siapa ?” Tanya Karel yang masih fokus menyisir rambut nenek nya.
“Itu..” Nenek Karel menunjuk ke arah nakas.
“Lily putih ?” Batin Karel.
“Kata perawat, ketika nenek tertidur. Ada seorang gadis yang membawakan Bunga tersebut.”
Karel tersenyum dan menatap bunga lily putih tersebut.
(Flashback On)
“Kenapa bunga Lily ? Bukankah kebanyakan wanita menyukai mawar ?”
“Karena, Lily yang putih tampak sangat suci, Lily terlihat anggun bukan ?Lily putih melambangkan ketulusan.”
Karel yang masih kecil hanya mengangguk-angguk.
“Karel mau memberi seseorang ya ?”
Karel tersenyum dan menggeleng pelan, wanita itu lalu membelai rambut Karel pelan.“Kalau kamu tidak bisa mengungkapkan perasaan kamu, beri saja sesuatu yang di sukai nya.”
“Gadis itu mungkin menyukai bunga yang seperti tante suka, karena kalian sama.”
(Flashback Off)
[To Be Continue 💕]
Haiii semua nya ❤❤❤
Selamat membaca yaaaa, bingung sendiri w mau ngomong apa 😂😂
Yaudah sih, dibaca aja 😂😂
KAMU SEDANG MEMBACA
BINTANG & BULAN [COMPLETE]
Teen Fiction"Bintang tidak selalu terang, Bintang juga bisa redup." -Bintang Putri Angkasa- "Bulan tidak selalu lingkaran sempurna, Bulan juga tidak semulus yang terlihat." -Bulan Putra Angkasa- ©2018 Cover by Pinterest + Edit by Storychic