Bintang memasang headphone nya dan bersandar di dalam mobil nya, menikmati musik-musik yang memanjakan telinga nya.
“Tok…Tok...”
Bintang mengarahkan kepala nya kearah pintu mobil dan memandang kembaran nya yang sibuk mengetuk pintu mobil.
Bintang menurunkan kaca mobil dan melepaskan headphone nya.“Kalau disana bosan langsung telpon ya.” Perintah Bulan.
Bintang mengangguk.
“Jawab dong.” Ucap Bulan.
“Iya… Kalau gue bosan, gue telpon lo.” Ucap Bintang memutar bola mata nya malas.
“Sip, itu kakak gue. Lagian besok kan minggu, kok ayah pelit banget sih nggak mau ngajakin gue ?” Gerutu Bulan.
“Kalau mau datang, ya datang aja sih.” Ucap Bintang.
“Iya juga sih.” Jawab Bulan.
“Sudah sana kamu berangkat sekolah, kenapa malah sandaran di mobil ayah ? Aduh, rabies nanti mobil ayah.” Ucap Langit yang menarik Bulan menjauhi mobil nya.
“Ya ampun… Punya ayah kok jahat kayak gini sih ? Kasihan Bulan yang ternistakan ini…” Ucap Bulan.
“Berisik, berangkat sana. Nanti telat !!!” Telat Langit.
“Iya, Raja ku… Ini lagi pasang helm.” Ucap Bulan.
***
Tidak terasa, Langit dan Bintang sampai di Villa milik almarhum ibu nya tersebut. Mereka langsung di sambut oleh penjaga Villa yang sudah lama berkerja disana.
“Non, bibi sudah siapkan kamar untuk non Bintang. Sudah lama non Bintang nggak pernah kesini.”
Bintang hanya tersenyum seadanya. Benar kata bibi penjaga rumah, Bintang sudah lama sekali tidak ke Villa ini. Dulu ini adalah tempat bermain Bintang, Bulan, dan sahabat-sahabat Bulan. Villa ini benar-benar penuh kenangan indah dan juga kenangan buruk. Setelah mengamati Villa tersebut, mata Bintang tertuju kepada bunga-bunga di pekarangan.
“Bi, ayah sering kesini ya ?” Tanya Bintang.
“Jarang non, semenjak kejadian itu. Tuan jarang kesini, paling bibi mengabari keadaan villa dan perkebunan teh disini lewat telpon saja non. Kalau pun datang, tuan hanya melihat keadaan pegawai disini, lalu pulang. Tidak pernah bermalam, baru kali ini beliau bermalam dan mengajak nona.”
“Bibi merawat bunga-bunga kesayangan bunda dengan baik ya. Aku kira ayah yang merawat nya.” Ucap Bintang.
“Bunga ini den Karel yang merawat nya, den Karel kalau weekend selalu kesini untuk merawat bunga-bunga nyonya.”
“Dengan siapa Karel kesini ?” Tanya Bintang.
“Sendirian non.”
Bintang hanya mengangguk dan berjalan ke arah kamar nya dan menata barang-barang yang di bawa nya. Bintang duduk di ranjang nya dan memandang dinding kamar nya, banyak stiker neon berbentuk Bintang yang menempel.
(Flashback On)
“Bintang… Ikut Raka yuk” Ucap Raka kecil.
Raka menarik tangan Bintang untuk mengikuti langkah nya, ternyata Raka membawa Bintang ke kamar Bintang.
“Kejutan !!!” Teriak Raka dengan semangat membuka pintu kamar Bintang.
Bintang terkejut melihat keadaan kamar nya dan yang berada di dalam kamar nya lebih terkejut lagi. Karel, Bulan, dan Daren terkejut dengan kedatangan Bintang. Stiker-stiker Bintang yang mereka beli belum benar-benar terpasang semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
BINTANG & BULAN [COMPLETE]
Teen Fiction"Bintang tidak selalu terang, Bintang juga bisa redup." -Bintang Putri Angkasa- "Bulan tidak selalu lingkaran sempurna, Bulan juga tidak semulus yang terlihat." -Bulan Putra Angkasa- ©2018 Cover by Pinterest + Edit by Storychic