Bintang benar-benar fokus kepada setiap objek yang sedang di abadikan nya, membidik setiap objek-objek menarik.Pandangan Raka tidak pernah teralihkan dari Bintang, setiap langkah Bintang terus diikuti nya.
“Kata nya nggak mau bikin Bulan khawatir, tapi malah ngajak gue. Lo tahu nggak ? Dari tadi kembaran lo nyumpahin gue di telpon.” Protes Raka.
“Bukan nya Bulan nggak nyimpan kontak lo.” Ucap Bintang yang masih fokus kepada objek nya.
“Pakai ponsel ayah lo lah, makin gede makin bawel ya si Bulan.” Ledek Raka.
Bintang hanya mengangguk-angguk dan masih fokus pada pekerjaan, yaitu memotret.
“Bintang…”
Raka dan Bintang langsung menoleh ke arah suara tersebut, Shasa sudah datang, tapi dia tidak sendirian. Tentu saja dia bersama dengan Karel.
“Gue kira lo mau jalan sama gue berduaan, ternyata janjian ya.” Bisik Raka.
“Gue mau ngerjain tugas, gue ngajak lo supaya gue nggak melakukan hal-hal kriminal. Kalau cuma berdua, nanti gue khilaf melakukan hal kriminal.” Bisik Bintang.
“Dasar psikopat.” Ledek Raka.
“Ayo kita bikin tugas nya.” Ucap Shasa.
Bintang langsung berjalan duluan, Shasa hanya mengikuti arah Bintang. Sedangkan Raka dan Karel berjalan sejajar di belakang Bintang dan Shasa.“Kenapa sih ngelihatin gue terus ? Naksir lo ?” Tanya Raka.
Karel hanya memasang wajah datar nya, lalu memalingkan wajah nya ke arah lain.
“Susah banget sih ngomong, tinggal tanya aja apa susah nya.” Celetuk Raka yang terlihat frustasi dengan kelakuan Karel.
“Lo nggak berantem sama Bulan ?” Tanya Karel.
“Ya nggak lah, gue menculik Bintang pagi-pagi banget. Si ampas kan tidur nya kayak orang mati. Tapi gue di teror mau di lindas, dia nelpon gue sambil ngamuk-ngamuk. Ya gue matikan aja ponsel gue.” Jelas Raka.
“Lo nggak masalah berkeliaran gini ? Kan lo model.” Ucap Karel.
“Kan majalah nya belum keluar, jadi mana ada yang tahu gue model. Kecuali penggemar gue dari kecil. Gue kan model cilik yang redup, belum dinyalain.” Jawab Raka.
***
Mata Bintang tertuju kepada leher Shasa, mata nya terus memperhatikan lebam di leher Shasa. Tangan nya menjulur ingin menyibakan rambut Shasa, tapi dia urung kan. Bukan saat nya untuk khawatir.
“Masa gara-gara gue yang dorong dia sampai jatuh ? Atau Karel ? Masa Karel sekasar itu selama pacaran sama Shasa.” Batin Bintang.
“Bintang…” Panggil Shasa.
Bintang sedikit terkejut karena lamunan nya di buyarkan oleh panggilan dari Shasa, Bintang hanya menatap Shasa tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Shasa langsung memeluk Bintang, Bintang mengelak tapi Shasa mengeratkan pelukan nya. Shasa memilih untuk mengalah.
“Bintang mohon maafin aku, aku tahu emang nggak pantas buat di maafkan. Tapi ada beberapa alasan aku nggak bisa ngomong sama kamu. Ada beberapa pilihan dalam hidup aku yang sulit buat aku putuskan. Untuk saat ini aku belum siap memberitahu semua nya ke kamu.” Jelas Shasa.
Bintang masih diam, fikiran masih terus berputar di dalam kepala nya. Bintang tidak tahu harus bagaimana lagi. Apakah dia harus mempercayai Shasa ? Dia ingin, tapi setiap mengingat kejadian itu. Dia mulai merasa takut untuk percaya. Tangan Bintang mulai terangkat naik untuk membalas pelukan Shasa, tapi malah berakhir dengan mendorong Shasa menjauh hingga terjatuh karena Bintang mendengar suara Raka yang berisik menuju kemari.
“Lo kenapa sih ?!” Bentak Karel sambil mencengkram bahu Bintang.
“Rel---“ Ucap Shasa.
“Kamu diam dulu.” Ucap Karel menatap Shasa lalu beralih ke Bintang.
“Menurut lo gue kenapa ?” Tanya Bintang.
“Jangan begini lagi gue mohon ya. Lo kan mau cari tugas sama-sama, jangan berantem.” Ucap Karel melembut.
“Gue mau istirahat dulu, gue pusing.” Ucap Bintang melepas cengkraman Karel.
Bintang menarik Raka menjauh, Karel hanya bisa memandang punggung Bintang menjauh dari nya, Karel terus menatap dan menghela nafas nya.“Dari awal ini pilihan gue, seharusnya gue tahu kan jadi kayak gini. Kapan pilihan gue sesuai sama yang gue inginkan sebenarnya ?” Tanya Karel yang masih berdiri di tempat nya.
“Maafin gue.” Ucap Shasa.
[To Be Continue💕]
Team siapa nih ????
Karel-Bintang ?
Karel-Shasa ?
Raka-Bintang ?
Raka-Shasa ?
Atau...
Raka-Bulan ? 😂
KAMU SEDANG MEMBACA
BINTANG & BULAN [COMPLETE]
Novela Juvenil"Bintang tidak selalu terang, Bintang juga bisa redup." -Bintang Putri Angkasa- "Bulan tidak selalu lingkaran sempurna, Bulan juga tidak semulus yang terlihat." -Bulan Putra Angkasa- ©2018 Cover by Pinterest + Edit by Storychic