Farlan and Isabel

9.5K 903 21
                                    

Levi's pov

"Uhh"

Sekitar beberapa jam di pesawat akhirnya aku tiba di bandara Netherland. Aku mengecek ponselku dan mencoba menghubungi farlan namun ketika aku menelfonnya selalu saja tidak aktif dan sibuk. Sudah lama sekali aku tidak kesini dan aku lupa ke arah mana aku harus pergi untuk menuju apartemen farlan

"Big bro!!"

Gadis berambut merah yang aku kenali itu berlari kearahku dan langsung memelukku hingga Aku jatuh kebelakang, farlan tertawa ketika melihat wajahku yang meringis menahan sakit karena jatuh.

"It's been a long time not meet you levi"

Farlan berdiri dihadapanku dengan senyuman khas miliknya, sementara isabel masih memelukku dengan erat

"Oi lepaskan, aku sulit bernafas"

"Aku sangat merindukanmu big bro!!, kenapa kau lama sekali pulang ke Amsterdam nya??"

Isabel melepaskan pelukannya, aku dibantu berdiri oleh farlan. Ketika aku menggengam tangannya terasa sangat besar, padahal dulu badannya lah yang paling kecil diantara aku dan isabel

"Aku mengumpulkan uang sebanyak mungkin untuk cafe kita, Dan ya aku merindukan kalian juga"

Mereka berdua tersenyum manis padaku, hal ini membuat hatiku kembali hangat dan nyaman. Aku bahagia masih ada orang yang sayang tulus kepadaku dan tidak pernah menyakitiku ketika mereka marah.

"Ayo kita pulang!, kau pasti lelah ya big bro, aku sangat membenci suara mesin pesawat!, seperti ada ribuan lebah yang berterbangan di kepalaku!"

Farlan tertawa mendengar ucapan isabel yang begitu lucu. Aku mengelus kepala gadis yang usianya 2 tahun lebih muda dariku dan Farlan ini, kami bertiga berjalan disebelah sungai yang begitu indah terkena cahaya matahari sore. Berkilauan namun dinginnya angin membuat kami berjalan agak cepat dan sepertinya isabel tidak sabar mendengar semua ceritaku, kami akan melepas rindu setelah 5 tahun tidak bertemu.

"Hei, kalian masih ingat taman bermain itu?, tempat pertama kali kita bertemu bukan?"

Oceh isabel, aku dan farlan melihat ke arah taman bermain yang sekarang menjadi lebih indah dan rapih itu. Memori masa kecilku mulai berputar di pikiranku.

Flashback

One year after the death of levi's mother

Los angeles
25th December

Setelah kematian ibuku, aku selalu mengemis dijalanan. Mencuri makanan dan pakaian karena tidak tahan oleh dinginnya angin natal yang begitu sepi. Ketika aku sedang duduk dengan alas sebuah kardus dan kain bekas, aku mendengar sebuah jeritan seorang wanita. Aku berusaha mencari dimana asal suara itu dan ketika aku menemukannya, seorang pria berjubah hitam dengan topi besar menutupi wajahnya, dia membunuh 2 orang wanita dan 1 pria. Mata birunya kini menatapku

"Who, who are you?"

Aku memegang belati yang diberikan ibuku, hanya untuk berjaga-jaga dia akan menyakitiku

"Kuchel, apa kamu mengenal seorang wanita bernama Kuchel?"

Aku terkejut ketika dia menyebut nama ibuku, dia terus menatap ke arah belati yang aku pegang

"D-dia ibuku"

"Kalau begitu, Apa namamu Levi Ackerman?"

"Ackerman?, Jadi itu nama marga keluargaku?"

Dia melemparkan mayat perempuan itu kemudian mendekatiku. Tangan besarnya mengelus puncak kepalaku dengan perlahan

"Apa yang terjadi pada ibumu?, ceritakan semuanya padaku, aku Kenny ackerman. Kakak dari Kuchel Ackerman"

"Um, Ibu dibunuh oleh seorang pria bernama Erwin Smith lalu mayatnya ia simpan di dalam tempat sampah didepan apartemen mama, aku diusir dari apartemen mama karena tidak dapat membayar apartemen mama, aku hanya dapat mengambil syal, jaket,selimut, dan belati milik mama"

Dia mengangkat tubuhku dengan cepat, aku meronta. Apa yang dilakukan pria ini?

"Hei tenanglah, aku tidak akan menyakitimu jika kau patuh dengan semua ucapanku, lagi pula aku ini pamanmu"

"Baiklah"

Dari situ aku kira hidupku akan berubah menjadi lebih baik namun ternyata Kenny mendidikku dengan keras. Ia mengunciku di dalam sebuah gudang di halaman rumahnya, gudang itu sangat dingin dan gelap. Ketika aku membantahnya ia selalu menyeretku kesana dan membiarkanku kedinginan hingga sakit parah, namun aku berhasil melewati itu semua dan mulai mandiri.

"Bereskan semua bajumu, besok kita akan ke Amsterdam. Aku akan menghadiri rapat penting disana, kau akan ikut levi"

"Baiklah paman"

Aku segera menyiapkan baju dan tas hitam milikku, Setelah selesai aku pergi tidur sambil menunggu hari esok. Kenny membangunkanku pagi sekali untuk sarapan, setelah semuanya siap aku dan paman pergi dengan taksi kota menuju bandara.

"Atas nama Kenny Ackerman"

Paman menyerahkan paspor miliknya pada seorang pramugari, wanita itu mengangguk dan mempersilakan kami masuk juga menunjukkan dimana kursi kami. Aku duduk di dekat jendela dan melihat pemandangan indahnya matahari terbit, awan-awan berwarna jingga kekuningan yang menurutku sangat indah.

"Kau akan mendapat pelatihan militer khusus selama 4 tahun di Amsterdam, Jika kamu memiliki bakat dan keahlian dalam senjata, Agent Central intelligence akan merekrutmu menjadi anggota mereka. Jangan membuatku kecewa levi"

"Baiklah paman"

Aku memulai latihan keras itu dari usia 7 tahun, aku sangat tersiksa dengan beratnya beban yang harus aku bawa sendirian. Kenny meninggalkan ku sendiri di Amsterdam dengan latihan berat yang tidak memandang usia ini. Sudah 3 bulan aku menjalankan pelatihan yang mirip dengan "neraka" ini. Sekarang sedang musim gugur dan banyak anak-anak sedang menyiapkan perayaan Halloween, aku kehilangan masa emas dan indahnya "childhood" , aku dipaksa untuk berfikir dewasa dan meninggalkan kehidupan indah seorang anak kecil

"Lepaskan aku dasar keparat!!"

Aku sedang berjalan melewati sebuah taman bermain, aku melihat seorang anak lelaki bertubuh kecil dengan rambut pirang silver sedang diganggu oleh seorang pria dewasa.

"Lepaskan kakakku!!"

Seorang perempuan dengan badan lebih tinggi dari anak lelaki itu memukul punggung pria besar hingga pria itu meringis. Aku bersembunyi dibelakang pohon sambil mengintip mereka, kedua bocah itu sangat berani

"Dasar gadis brengsek!!"

Mataku membulat ketika pria besar itu mengeluarkan sebuah handgun dan langsung mengarahkannya pada kepala perempuan kecil itu

"Jangan ganggu mereka"

"Hei bocah!, apa kau ingin kehilangan detak jantungmu?"

Aku berjalan mendekati mereka, pria itu kini menodongkan handgun nya padaku. Aku merentangkan kedua tanganku

"Silakan tembak aku"

"Ch, dasar bocah bodoh!!"


To be continue



Back with meeh😆😆
Yang pingin double update harap vote dengan cepat juga spam komen yak
Aku tunggu sampe jam 7 malam😜
See yaaa❤😋

My Possessive Alpha ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang