Levi's pov
"Ahh..!, hen-tikan!"
Eren menggendongku menuju kamar milik petra, dia mencium bibirku dengan begitu lincah dan sama sekali tidak memberiku kesempatan untuk mengambil oksigen. Dia melemparku dan menindihku dikasur, aku memalingkan wajahku sambil menahan tangis yang sudah ingin aku keluarkan. Aku sedih dia melakukan hal seperti ini padaku lagi, lagi dan lagi ketika aku pikir ia akan berubah. Namun sepertinya semua itu salah, dia samasekali tidak berubah dan tetap memperlakukan aku layaknya benda pemuas nafsunya.
"Hentikan, komoho- hiks"
"Levi?, kenapa kamu menangis?"
Aku menutupi wajahku dengan kedua tanganku, menangis, ya hanya itu yang bisa aku lakukan saat ini. Perasaan kecewa merasuki diriku dan menyakiti hatiku, Eren mencoba menyingkirkan tanganku dan menatap wajahku
"Aku kecewa!, hiks..., a-aku kira.., kau dapat be-berubah, namun aku salah!, kamu masih menjadikanku sebagai pemuas nafsumu!, bukan tulang rusukmu!"
Ucapku padanya, aku mencoba menahan gemetarnya suaraku dan mencoba tegar. Dia menatap kosong kearahku lalu memeluk aku dari posisi masih menindihku, basah..., apa dia menangis juga??
"Maafkan aku.., aku hanya merindukanmu, hari per hari aku jalani terasa hampa tanpamu levi, aku jujur mengatakan perasaanku dan tentang ingin membawamu kembali pada kehidupanku, aku mencintaimu levi..., kau adalah bahagiaku, I can't live a beautiful life without you, please come back to me"
"Menjauh dari mommy-ku dasar keparat!!"
Petra memukul kepala Eren dengan buku tebal miliknya, aku dapat melihat mata anak perempuan itu yang berkaca-kaca menahan tangis khawatir sekaligus marah. Eren memegangi kepalanya sendiri kemudian menatapku
"Maafkan aku, namun aku akan selalu berjuang untuk mendapatkanmu kembali dalam hidupku levi, aku bersumpah akan berubah untukmu"
Aku terdiam, mendengar kata-katanya yang membuatku begitu bahagia dan wajahku tidak karuan. Biasanya aku selalu memarahinya karena menggodaku seperti ini, namun tetap saja sesuatu dihatiku tidak yakin bahwa aku dapat mencintainya seperti dulu lagi.
"Hei!!, menjauh dari mommy!!, dasar pria GILA!!"
Normal pov
Petra berteriak pada Eren, ah anak ini sungguh pemberani jika itu untuk melindungi orang yang dia cintai. Eren turun dari kasur dan menarik lenganku dengan kasar, aku mengelus kepala petra sebagai isyarat dariku agar ia tetap tenang dan tidak perlu khawatir.
"Maafkan aku, tapi apa aku boleh mengajakmu keluar sebentar saja?"
"Untuk apa?, aku harus menjaga anak perempuan itu"
"Tidak usah khawatir, aku tidak akan membawamu jauh dari sini, aku janji"
Eren tersenyum pada levi dengan hangatnya, tangan besar Eren masih menggenggam lengan levi namun kali ini dengan lebih lembut dan terasa sekali bahwa Eren tidak ingin melepaskan tangan ini dari genggaman nya lagi.
"Petra, aku harus keluar sebentar, tolong jaga rumah dan jangan khawatir ya"
Aku mencium pucuk kepala petra, ia menjawabku dengan anggukan dan mengelap matanya yang berlinang air mata karena habis menyentak Eren sekeras itu.
"Siapa anak kecil itu?, apa kamu sudah melahirkan dengan pria atau alpha lain?"
"Tidak, dia anak yang bernasib sama denganku, aku memutuskan untuk menjaganya dan membesarkannya dengan didikanku sendiri, aku tidak mau dia bernasib sama sepertiku"
Eren menatapku kemudian dia membukakan pintu rumah Farlan untukku, aku sama sekali tidak tersenyum dan berusaha mengacuhkan tatapan yang ia berikan padaku
"Omega yang bijak dan anak perempuan yang sangat berani, aku bersyukur kamu belum tersentuh alpha lainnya"
"Memangnya jika aku disentuh oleh alpha lain apa pengaruhnya padamu?"
"Hmm, orang itu akan hilang dalam hitungan beberapa menit, hilang layaknya ditelan oleh inti bumi dan hilang selamanya"
Aku menatap padanya yang tengah tersenyum jahil dan sedikit menggodaku, kami berdua berjalan menyusuri kota Amsterdam dan mengarah ke sungai utama yang sangat indah di kota ini. Eren membawaku menuju sebuah perahu dayung sederhana namun cantik dan klasik, disana aku melihat satu keranjang ditutupi kain bercorak kotak-kotak yang kutebak isinya adalah makanan ringan.
"Kemari levi, mari kita menjelajahi Amsterdam dengan perahu milikku dan aku sudah menyiapkan beberapa makanan"
Dia mengulurkan tangannya padaku sementara kakinya berusaha menyeimbangkan perahu kayu itu, aku awalnya ragu namun aku terpaksa memegang tangannya dan naik perahu miliknya, dia mulai mendayung dengan dayungan sederhana. Aku duduk didepannya, hanya ada kami berdua saat ini dan aku harus segera mengambil keputusan untuk meninggalkannya atau memberinya kesempatan kedua..
"Begini levi, selama kau menghilang dari hidupku aku merasa begitu sepi dan tersiksa, jadi aku memutuskan untuk mengirimimu bunga mawar setiap minggunya agar kamu terus mengingatku. Aku sudah beberapa kali mencoba terapi psikologi tapi tetap saja aku membutuhkan seseorang yang dapat mengerti, kenyataannya tidak ada yang mengerti apa yang aku rasakan dan mereka mengatakan aku dapat menemukan sesosok yang lebih darimu tapi pada kenyataannya aku ibarat sebuah tong kosong ketika dipukuli"
Aku menghela nafas dengan beratnya, mendengarkan lawan bicaraku dengan berusaha untuk memahami apa yang ia bicarakan. Terutama untuk seperi ini. Panjang, lebar, dan tidak mudah dimengerti. Aku mulai memaki diriku sendiri namun setidaknya pemandangan disekitarnya sangat indah jadi levi sedikit teralihkan
"Apa kamu menyewa kapal ini?, atau membelinya dari hasil perusahaan mu yang baru?"
"Aku membelinya untukmu dan keluargamu levi, sekarang kalian dapat jalan-jalan tanpa lelah, gunakan dengan bijak ya levi"
"Kau tidak perlu melakukan ini Eren"
Dia tersenyum padaku dengan senyuman licik dan jahilnya, setelah lama mendayung kami tiba disebuah gedung dengan aula yang besar, jaraknya tidak jauh dari sungai dimana perahuku- , ah maksudku milik Eren di ikat agar tidak berlayar seenaknya
"Silakan masuk tuan puteri"
Eren mempersilakanku masuk layaknya bodyguard yang menjaga seorang anggota kerajaan, ketika aku masuk aku sangat terkejut. Ternyata lantainya tidak ditutupi kayu atau marmer, namun dengan kaca tebal yang membuat air dibawah kaca ini terlihat dan begitu elegan. Lilin putih dan merah disimpan dilantai kaca dan lilin itu membentuk 'love' , di langit-langit terdapat banyak balon merah, putih, dan merah muda yang menghiasi atap yang ditutupi kaca sehingga ruangan ini berwarna warni. Bunga dirangkai sedemikian rupa dan menghiasi seluruh ruangan ini, satu hal yang membuatku tertarik adalah sebuah foto dalam figura besar dan foto itu adalah fotoku yang sedang menikmati perkerjaanku dengan senyum lebar menghiasi wajahku. Dan uniknya ada untaian benang tipis yang membentuk namaku, sungguh aku tidak dapat berkata apapun lagi..
"Dear levi Ackerman, maukah kau memberi kesempatan lagi pada pria bodoh yang selalu membuat kesalahan ini dan mengganti margamu menjadi jaëgar?, maukah kamu menikah denganku dan membangun keluarga kita sendiri?, will you marry me..?"
Eren tengah berlutut dihadapanku, ia menyodorkan sebuah cincin dalam kotak kecil berwarna merah. Aku dapat melihat berlian cincin itu begitu berkilauan dan cantik
Haruskah aku menerimanya?
Atau apakah aku harus menolaknya?To be continue
Haiii gaes, siapa yg kangen author ?
*ditendang* 😆😆😆
Selamat malam untuk kalian semua dan bagi yang baper harap tenang😚
Pamit ah, keburu dikejar😜😜
*kaboor*
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possessive Alpha ✅
FanfictionWARNING BOY X BOY STORY (R-18) -OMEGAVERSE- UKE LEVI AND SEME EREN DO NOT COPY MY STORY VULGAR LANGUAGE, VIOLENCE AND OTHER🔞 Sebuah cerita cinta terlarang Eren Jaegar si penerus mafia dengan Levi Ackerman salah satu agent CIA yang berusaha menangka...