Levi's pov
"Eren.., kuatkan dirimu Eren"
Aku sedang berada didalam ambulan bersama 2 orang perawat yang kini tengah memberi pertolongan pertama pada Eren, mereka terlihat begitu kompak dalam menghentikan darah yang keluar dari lengan atas Eren namun hatiku masih tidak dapat tenang. Aku berhasil membunuh Erwin, tentu saja jika bukan karena bantuan Eren aku tidak akan pernah berani melakukan balas dendam pada pria pirang itu. Aku menunduk, melihat tangan dan bajuku yang penuh dengan darahnya. Dadaku sesak karena menahan tangis, Daritadi yang hanya bisa aku lakukan ialah menangis dan memanggil nama Eren.
Aku baru sadar aku sangat mencintainya.., kenapa aku tidak jujur pada perasaanku sendiri saat itu?, bila aku mengatakan ia mungkin aku dan dia kini tengah menghabiskan waktu berdua, melepas rindu sambil mengurus sebuah acara dimana aku dan dia akan terikat untuk selamanya, terikat untuk membangun keluarga, membesarkan anak dan mendidik mereka hingga dewasa dan melihat lucunya cucu dari anakku nanti, menghabiskan waktu hingga seluruh rambutku berubah menjadi putih hingga tutup usia. Membayangkan semua hal itu membuatku bahagia dan sedih, Eren terluka karena ulahku lagi. Ambulan berhenti tepat didepan lift yang langsung menuju ruang operasi, mereka dengan sigap membawa Eren untuk diambil peluru yang bersarang di tulangnya saat ini.
"Mr levi?, tolong serahkan semua ini pada kami"
"Terima kasih dokter"
Aku duduk di kursi ruang tunggu, banyak orang lalu lalang sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Kebanyakan dari mereka melirik ke arahku, mungkin karena bajuku dipenuhi darah. Aku mengambil ponselku yang layar kacanya pecah karena terjatuh tadi, aku membuka ponselku dan membuka telefon
"Halo big bro?"
"Isabel.."
"Kamu kenapa levi??, mengapa suaramu terisak begitu?"
"Aku berada di rumah sakit 1121, Kemarilah.."
"Baiklah, kami akan segera tiba"
Telefon terputus, aku menghela nafasku dan pergi ke kamar mandi. Saat aku menatap diriku di kaca wastafel, mataku begitu sembab karena menangis dan pipiku begitu merah. Aku membasuh wajahku dan mencuci tangan agar darah Eren hilang dari tanganku, sakit rasanya ketika melihat orang yang kamu cintai terluka parah seperti itu. Aku berjalan keluar dari kamar mandi dengan lesu, tubuhku terasa begitu berat dan sakit
"Levi!!, apa yang terjadi?"
"Farlan.."
Aku kehilangan keseimbangan tubuhku dan langsung jatuh begitu saja ke dalam pelukan Farlan, hangat, mengapa semua tubuh alpha yang bijak begitu hangat dan nyaman?
Isabel membantuku duduk dan menyodorkanku air mineral yang ia bawa."Apa yang terjadi??, kau terluka big bro?"
"Eren, dia terluka karenaku, Smith, ia ternyata masih hidup dan hampir saja membunuhku tapi Eren datang dan menyelamatkanku, kini ia tertembak dibagian lengan atasnya karena aku.."
"Dia melindungimu big bro, tenanglah, Eren lelaki yang kuat bukan?, aku dapat melihat itu dari keberaniannya melindungi orang yang ia sayang dari seorang psikopat"
Aku diam, untuk kali ini ucapan gadis berambut merah ini benar. Aku tersenyum yang akhirnya membuat mereka berdua bernafas lega karena berhasil membuatku tenang
"Sebuah keajaiban dunia bahwa Isabel Magnolia baru saja mengatakan sesuatu yang bermanfaat"
"Apa maksudmu farlan?, maksudmu selama ini aku selalu tidak berguna?, beraninya kau"
"Iya kau benar, selalu tidak berguna"
Isabel mencubit paha farlan hingga lelaki pirang itu meringis sambil terkejut, aku bersyukur masih ada orang yang dapat membuatku tenang dan mengerti apa yang aku rasakan.
Setelah beberapa jam kami bertiga menunggu, akhirnya dokter keluar dari ruangan operasi dengan menggunakan masker dan sarung tangan khasnya
"Mr. Levi tenanglah, Sir jaegar akan baik-baik saja, memang peluru yang masuk ke dalam tubuhnya itu sudah mematahkan tulang lengan atasnya namun dengan terapi dan pengobatan khusus ia akan bisa bergerak seperti dulu lagi, hanya masalah waktu saja, tolong biarkan sir Jaegar beristirahat dulu untuk hari ini dan kembali lagi besok"
"Baiklah, terima kasih dokter, tolong jaga sir jaegar"
Ucapku, farlan menggendong tubuhku di pundaknya sehingga aku nampak seperti kadal yang menempel dengan pohon. Isabel memaksaku agar aku tidak memaksakan diriku berjalan dari rumah sakit ke halte bus, mungkin ia takut aku kehilangam kesadaran lagi
"Big bro tenanglah, dokter bilang pacarmu itu tidak apa!"
Aku menatap isabel, mungkin ia sadar akan lamunanku memikirkan Eren. Aku harap ia baik-baik saja dan lekas sembuh, setelah sadar aku akan menjawab lamarannya. Untuk kedepannya aku akan mencoba untuk tidak membuat ia dalam bahaya lagi, uh punggungku terasa sangat sakit dan lututku sepertinya lecet karena jatuh, belum lagi kakiku yang terluka. Aku rasa farlan akan membantu mengobati semua luka ini, lagipula ia memang ingin menjadi seorang dokter
"Maafkan aku, aku hanya merepotkan kalian berdua lagi"
"Tidak apa levi, kita keluarga, dan ini sudah kewajiban untuk membantu anggota keluarga lainnya, iyakan pirang?"
"Ya, tentu saja, gadis beke itu benar"
"Hei!!, aku tidak sependek itu!! Dasar tiang listrik!"
Isabel menarik telinga farlan, aku tertawa melihat mereka yang sama sekali tidak berubah
"Ya kamu tidak pendek, tapi kamu itu small. And short.., very short"
"Dasar kau!!"
"Aww!!, hentikan!, telingaku bisa lebih lebar dari telinga gajah jika kamu masih terus menariknya seperti ini!!"
Eren, aku harap kamu tidak apa dan segera sadarlah jika kamu ingin mendengar apa jawabanku. Aku akan menunggu dan merawatmu. Aku mencintaimu.
To be continue
Haiiii!, maaf lamaaa banget updatenya!! Abisnya aku ada ujian pembantaian sih😦😦😦😦😦😦
Tapi berhubung sekarang liburan aku usahakan update cepat ya😆
Jangan lupa vote untuk semangatku ya gaes😚😚
See you❤😜
![](https://img.wattpad.com/cover/148241311-288-k480107.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possessive Alpha ✅
FanfictionWARNING BOY X BOY STORY (R-18) -OMEGAVERSE- UKE LEVI AND SEME EREN DO NOT COPY MY STORY VULGAR LANGUAGE, VIOLENCE AND OTHER🔞 Sebuah cerita cinta terlarang Eren Jaegar si penerus mafia dengan Levi Ackerman salah satu agent CIA yang berusaha menangka...