Missing him(?)

9.2K 948 60
                                    

Eren's pov

"Ugh!"

Sudah beberapa bulan dari kekalahan mafia yang dijalankan olehku dan kini aku berkerja di pertambangan minyak dan permata milik ayahku. Baru beberapa bulan semenjak levi pergi ke Amsterdam tapi rasanya aku sudah kehilangan dirinya selama bertahun-tahun, aku mencoba merubah diriku menjadi seseorang yang lebih baik untuknya. Tidak menyakiti orang lagi namun menolong mereka yang kesusahan, aku kini berteman dengan anak panti asuhan. Awalnya aku hanya memberi beberapa sumbangan namun mereka memintaku untuk menceritakan hidupku sehingga bisa menjadi sekaya ini, sesaat aku merasakan bagian diriku yang hilang itu kembali lagi. Aku juga merasakan bagaimana sakitnya merayakan hari ibu sedunia di pemakaman, menaruh bunga dan berdoa. Menahan segala air mata yang selalu ingin mengalir keluar. Sebenarnya aku hanyalah lelaki bodoh, naif, dan begitu egois. Ini adalah balasan segala perbuatan jahatku pada levi, dan kini aku tersiksa oleh hilangnya sosok yang selalu ada di kehidupanku. Di hari yang cerah ini aku menemui Hanji untuk menanyakan banyak hal soal levi. Natal kemarin adalah ulang tahunnya, sayang sekali aku tidak bisa mengucapkannya sambil memeluk dirinya

"Eren, levi dan keluarganya sudah menjalankan sebuah usaha yang lumayan ramai dikunjungi oleh masyarakat Amsterdam, ia sudah berhasil menjadi seorang pengusaha kopi dan teh disana, aku mendapat beberapa foto ia sedang melayani pelanggannya"

Aku mengambil foto itu dari tangan hanji, dalam foto itu levi sedang memegang sebuah cangkir antik berisi kopi dan menyodorkannya pada seorang pelanggan. Wajahnya begitu tenang dan terlihat.., bahagia..

"Apa menurutmu aku harus pergi kesana sekarang?, tapi bagaimana jika aku hanya menyakitinya lagi Hanji?"

"Kau sudah berubah ya Eren, nada bicaramu menjadi semakin ramah dari pertama kita bertemu, ya sebenarnya waktu pertama kali bertemu itu kamu ingin membunuhku kan?"

Aku tertawa mendengar ucapan hanji yang begitu konyol, dia juga tersenyum padaku. Aku memakan banana chocolate icecream yang menurutku cocok di cuaca yang agak panas ini, bulan kedua dari tahun baru dan aku masih saja tersiksa menunggu dirinya kembali. Hal yang paling aku takutkan adalah Levi melupakanku dan jatuh cinta pada pria lain.

"Maaf aku sangat kasar padamu Hanji, april ini apa aku boleh pergi menemuinya?"

"Semua terserah padamu Eren, jika kamu sudah siap menerima resiko dan bertanggung jawab akan apa yang terjadi maka silakan, yang penting itu aku menunggu kartu undangan pernikahan kalian berdua"

Hanji mengedipkan satu matanya padaku, pernikahan?, aku akan memiliki anak dari levi?, aku sungguh menahan malu wajahku dan jantungku yang tidak bisa tenang. Wanita ini selalu tau apa yang harus ia katakan untuk memotivasiku

"Baiklah Hanji, terima kasih untuk informasinya, aku harus pergi"

"Eren tunggu, ini alamat dimana levi tinggal dan juga alamat dimana caffe nya berada, Good luck man"

Aku tersenyum pada Hanji lalu melambaikan tanganku padanya, aku masuk ke dalam mobil dan pergi ke suatu tempat untuk membeli sesuatu.

©©©©


Levi's pov

"Maaf apa ini dengan Mr

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maaf apa ini dengan Mr. Levi Ackerman?"

"Aku adiknya, ada apa?"

Aku masih berada di caffe, membersihkan meja-meja dan membersihkan debu di lantai. Isabel membawa sebuah bucket bunga mawar merah dan putih yang sangat besar, aku terkejut ketika melihat bunga mawar sebanyak itu.

"Big bro!, ada kiriman untukmu!"

"Maksudmu bunga ini untukku?"

Isabel mengangguk kemudian menaruh bunga itu di meja biasa aku menyiapkan kopi dan teh, karena penasaran siapa pengirim bunga itu, aku pun langsung mendekati bucket bunga yang besarnya lebih dari badan isabel

"Eren Jaegar?, Siapa dia big bro?"

Aku menelan ludahku, aku mengambil kartu berwarna hitam di tengah-tengah bunga mawar merah putih itu dan membaca tulisan tangan Eren

Hai my queen, apa kamu masih mengingatku?, Aku masih mencintaimu dan sepertinya aku hanya akan mencintai seorang yaitu kamu. Omong omong selamat ya untuk suksesnya usaha caffe milikmu dan keluargamu, bahagiamu adalah bahagiaku juga jadi aku disini senang melihatmu sembuh dan bahagia disana..

Semoga kamu menyukai bucket bunga mawar yang aku kirim dari California ini.

Kini aku merasakan bagaimana sakitnya menunggu, Maafkan aku..

With love,
Eren Jaegar

Aku memegang kertas hitam itu dengan kuat, tubuhku gemetar dan kakiku terasa kaku. Aku sudah tidak ingin lagi berhubungan dengannya namun apa perasaan senang yang timbul dihatiku ini?

"H-hei big bro!, mau kau kemanakan bunga itu?!"

"Tempat sampah"

Aku membawa bucket yang Eren berikan padaku dengan sisa tenaga yang aku miliki. Isabel mencegahku untuk membuang bucket itu dengan alasan untuk hiasan di caffe, aku sudah berdiri dihadapan tempat sampah dibelakang caffe. Tanganku gemetar ketika hendak membuangnya, sepertinya tempat sampah ini tidak muat untuk tinggi batang mawarnya. Aku menarik nafasku dan kembali masuk ke dalam caffe, menyimpan bunga itu di kasir tempat isabel berkerja.

"Baiklah, karena bunga ini sangat sangat banyak, bagaimana jika kita membagikan satu tangkai bunga mawar ini pada setiap pelanggan wanita atau anak kecil?"

"Itu ide yang bagus big bro!"

Aku mendudukan badanku, Farlan yang baru saja beres dari dapur langsung menghampiriku dengan wajah bingung. Aku yakin ia akan menanyakan soal bunga sialan itu

"Astaga tomat!, darimana bunga besar ini levi?!"

"Siapa itu Eren big bro?, disini tertulis pengirimnya adalah Eren Jaegar, siapa dia?, Sepertinya dia jatuh cinta padamu big bro!"

Aku menarik nafasku. Membuangnya. Dan menarik lagi, mencoba menenangkan pikiranku akan ocehan mereka yang sangat luar biasa panjangnya.

"Cepat ceritakan pada kami!!"

Aku mendengus, mengambil jaketku dan langsung meninggalkan mereka berdua dalam keadaan kesal. Sial, malam ini aku akan di interogasi oleh dua cecunguk bawel ini.

"Big broo!!, tunggu!"

"Heii pendek tunggu kami!!"

Mereka berlari untuk mengejarku, ketika mereka tepat di sebelahku rasanya ocehan mereka membuat telingaku panas. Aku memasukkan tanganku pada kedua sakuku dan mencoba mengabaikan mereka dan kembali memikirkan kata-kata Eren. Dia masih mencintaiku?, tapi.., apa dia masih sama seperti dulu?

Malam ini akan menjadi malam yang panjang....


To be continue


Haii!!!😄😄
Maaf pendek ini pun aku dah mulai dibantai tugas😰😰😰😰😰😰
Tapi aku bakalan sempetin update kok, kabur ah keburu diserang sama people people baper😆

*kabur*

My Possessive Alpha ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang