He's alive

8.3K 841 48
                                    

Normal pov

Gemetar, takut, bingung, juga marah. Itulah semua yang levi rasakan sekarang, kedua tangan kecilnya ditaruh di depan mulutnya agar ia tidak membuat suara secara disengaja atau tidak. Levi harus pergi, kalaupun dia melawan Erwin mungkin dia akan kalah, levi sadar bahwa psikopat dihadapannya bukan tandingan untuk dirinya apalagi dalam kondisi tubuh si suar hitam yang sedang tidak dalam kondisi sehat. Tapi kenapa pria itu masih hidup?, Hanji bilang pria itu sudah mati dan informasi itu bukanlah sebuah bualan belaka. Eren sudah membunuh pria pirang itu, apakah levi sedang melamun jadi ia salah lihat?, tapi bila ia tidak salah lihat lantas mengapa pria itu bisa ada di Amsterdam?

"Ah yeah!!"

Erwin mendesah ke enakan yang membuat Levi tersentak kaget dan mundur kebelakang, saat ia mundur kakinya tidak sengaja menginjak sebuah ranting dan sontak suara kecil itu membuat si pirang berhenti bergerak dan menatap ke arah levi dengan topeng yang begitu menyeramkan.

"Heh, aku tau kau disana, aku dapat mencium baumu omega.."

Levi merinding melihat pria gila itu kini berjalan sambil tertawa kearahnya, bagaimana jika ia bisa melihat levi?, bukankah Eren sudah mencongkel kedua matanya?. Hal yang menambah seram adalah ia yang membawa kapak besar dan kini menatap kosong ke arah levi, mata biru-abu itu berkaca-kaca. Kakinya tidak mau bergerak dan malah bergetar tidak berguna, Erwin semakin dekat dengan topeng menyeramkan yang ia kenakan serta kapak yang warnanya tidak karuan karena darah korban.

Sial, kenapa aku menjadi gemetaran seperti ini?, kakiku tidak bisa bergerak dan rasanya aku hanya ingin menangis minta bantuan. Tidak!, aku harus segera pergi dari sini!!

Gerutu levi dalam hatinya, ia melangkah sedikit demi sedikit hingga akhirnya kakinya bisa bergerak walaupun dipaksakan. Matanya terus mencari sesuatu untuk dijadikan sebuah alat untuk melawan seorang psikopat dengan kapak besar dipundaknya. Mata biru-abu itu menangkap sesuatu, sebuah botol kaca yang lumayan untuk dijadikan sebuah alat yang membuat pria gila ini pingsan sementara ia melarikan diri menuju kantor polisi. Tubuhnya berjongkok dan meraih botol itu, ketika levi sudah menggenggamnya ia melihat sesuatu dari bayangan yang ditampilkan dari botol itu sangat menyeramkan. Pria berambut pirang itu sudah berdiri tepat dibelakang levi, relfek tubuh si mungil itu mundur dan menyentuh tembok. Pria itu melangkah tepat dihadapannya sambil berusaha mencari dimana mangsa selanjutnya, levi menahan nafasnya, ia berusaha untuk tidak bersuara sedikitpun dan sepertinya pria ini benar-benar buta, hal itu dapat levi jadikan sebagai peluang untuknya melarikan diri

"Aku tau kau disini cintaku,aku sungguh tersanjung dan bahagia karena kau datang dan menemuiku, my dear levi Ackerman..."

Levi tersentak, matanya terbelalak dan jantungnya berdetak hebat. Bagaimana ia bisa mengetahui keberadaan levi disini sementara ia buta?, dengan memberanikan diri levi mengarahkan botol kaca itu dengan kedua tangannya ke arah leher si pirang dan...

Pecah, levi berhasil mengarahkan nya tepat ke leher si psikopat itu. Seperti dugaanya pria itu langsung jatuh dan memegangi lehernya yang berdarah, dengan sigap levi melarikan diri menuju pintu kayu dimana tempat ia masuk tadi namun anehnya pintu itu tidak dapat dibuka. Tangan kecilnya menarik pintu itu dengan sekuat tenaga namun apa daya tenaga levi sama dengan anak perempuan, ia mencoba mendobrak pintu itu namun hal itu hanya menyebabkan pundaknya sakit.

"Tidak akan bisa terbuka sayang, aku sudah menutupnya dengan kayu dari balik pintu ini, aku kira kau cukup pintar namun tidak, saat kamu membuka pintu ini kayu diluar secara otomatis menghalangi pintu itu terbuka, kau lihat benang yang putus itu?, itu tandanya tali pengikat kayu yang awalnya aku gantung itu sudah terlepas"

Erwin terkekeh jahat sambil mendekati levi, ia melempar kapaknya ke arah kanan. Ia membuka celananya dan berjalan mendekati levi dengan sabuk celana yang mengayun-ayun.

"Kau merencanakan ini dasar keparat!"

Gerutu levi, tangannya masih menggedor pintu berharap seseorang akan mendengarnya dan menyelamatkan dirinya. Ketika pandangannya kembali melihat si pirang, ia terkejut karena sabuk kulit itu sudah diarahkan padanya

Plaakk!!

"Ahh!!"

Sabuk itu mengenai tepat di wajahnya, air matanya mulai turun membasahi pipi merah levi. Perih dan rasanya terbakar, levi meringkuk sambil memegangi pipinya. Ia membuka ponselnya dan dengan cepat menelfon Eren

"Ingin minta bantuan ya?, sayang sekali cintaku, aku tidak akan membiarkanmu pergi lagi kali ini, aku jatuh cinta padamu semenjak kamu masih anak kecil sayangku"

Plaak!!

"Mmmf!, hiks-"

Ponsel levi jatuh dari genggamannya, bersamaan dengan itu Eren mengangkat telfon darinya

"Halo?, ada apa levi?"

"Eren!!!, tolong aku!!, aku di ah!"

Bip... Bip... Bip

Sambungan terputus, Eren mengerutkan dahinya, ia sangat bingung apa yang terjadi pada levi. Ia memutuskan untuk membuka laptopnya.

"Tidak!, aku tidak mau!, lepaskan"

"Berisik!!, berhenti berbicara atau kau akan kehilangan tangan kananmu!"

Levi seketika membisu, Erwin sedang menyeretnya menuju sebuah rumah kusam yang levi kira adalah tempat si pirang ini bersembunyi. Ketika Erwin membuka pintu rumah ini seketika bau anyir menguasai hidungnya, matanya terbelalak melihat begitu banyaknya belahan tubuh wanita yang terpajang di dinding. Pria ini sangat gila akan seks namun dia juga seorang psikopat yang bila dua hal itu disatukan akan sangat mengerikan. Erwin melempar levi ke kasur putih bersih yang banyak sekali mainan penyiksaan yang biasa disimpan oleh seorang sadistik dalam bercinta

"Arrghh!!"

"Heh, suaramu sangat indah ketika disakiti, ayo, teriakan namaku dan kamu tidak akan mati seperti wanita lainnya"

Levi meninju wajah di pirang ini hingga topengnya terbelah dua, ia membisu ketika melihat wajah Erwin yang begitu hancur dan tanpa mata

"Kau sialan!!"

"Ahh!, m-menjauh dariku!!"

Levi menerima tamparan dari pria gila ini, namun ia tidak mau kalah dan menendang perut pria itu dengan keras hingga ia jatuh dari kasur. Dengan sigap levi berlari keluar kamar itu dan bersembunyi dibawah tangga dan mencoba mengatur nafasnya. Dapat terlihat Erwin keluar kamar dengan pecut di tangannya dan sebuah rantai di saku celananya.

"Keluarlah!!, sebelum aku menjadikan badanmu hiasan terindah disini!"

Levi tersentak kaget, ia merangkul tubuhnya yang bergetar hebat dan sakit karena pecutan tadi. Kini ia hanya berharap Eren akan datang menyelamatkan dirinya dari semua kegilaan ini

Tolong aku..., siapa saja.., kumohon bawa aku keluar dari tempat gila ini...


To be continue




Yang gereget mana suaranya?😚😚
Jangan lupa vote and komen ya gaes😆
See yu on next update❤👌

My Possessive Alpha ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang