I'm with you

8.8K 874 147
                                    

Harap sedia tisu sebelum hujan mata ya😃
Enjoy my story!


Normal pov

"Tekanan jantungnya melemah!"

"Pasien kesulitan bernafas"

"Segera Panggil dokter spesialis!"

Sudah 15 menit farlan berjalan mondar mandir di depan pintu ruangan dimana Eren ditangani oleh dokter khusus, rasanya ia begitu khawatir akan apa yang terjadi di dalam sana. Levi juga belum menampakkan diri di rumah sakit dan suasana sibuk dalam ruang ICU begitu menambah suasana tegang untuk Farlan juga Isabel.

"Farlan!, ha-ah.., dima-dimana Eren?"

"Levi!, tenangkan dirimu dulu, Eren tengah ditangani oleh dokter sekarang, kita hanya bisa berdoa untuk dia"

Levi masih terengah-engah sehabis memaksakan diri secepatnya kesini, kedua kakinya bergetaran, sehabis memboseh sepeda dia naik ke lantai 3 dengan tangga karena lift sedang dipakai salah seorang pasien. Levi mendudukan pantat kecilnya di kursi ruang tunggu, ia mengatur nafasnya lalu Farlan menawari ia minum namun levi menolaknya.

"Kemana isabel?" tanya levi

"Dia sedang buang air kecil, tenanglah levi, sebentar lagi dia akan kemari,tenanglah"

Levi tersenyum paksa, jantungnya masih berdetak tidak karuan. Ia berkali-kali

"Farlan..., aku sangat takut"

"Hm?, takut apa?, setauku kamu pemberani"

"Aku memang pemberani, tapi untuk yang satu ini nyaliku menghilang entah kemana. Maksudku, aku begitu takut kehilangan dia, hidupku 2 tahun ini memang aku jalani tanpa dia dan itu baik saja namun ada ruang kosong dalam hatiku yang tidak pernah terisi. Dia memang pernah menyakitiku berkali-kali, dia sudah minta maaf tapi.., a-aku.., aku tidak mem-mempercayainya.., d-dan kini, di-a"

Farlan terkejut, ini pertama kalinya ia melihat sesosok levi yang kuat menangis dengan tragis dihadapannya. Hati Farlan terluka, ada perasaan cemburu, iba, dan rasa kesal karena melihat pujaan hatinya begitu mencintai pria lain. Namun ia bahagia karena Levi jatuh cinta pada pria yang tepat, pria yang dapat melindunginya, membuat hati tulusnya kembali lagi,dan tentu saja membuatnya bahagia.

'brengsek kau Eren, cepatlah bangun dasar bodoh!, cintamu tengah khawatir setengah mati, cepat buka matamu dan jangan pergi meninggalkan dia sendirian. Kembalilah dan buatlah levi bahagia'

Batin Farlan dalam hatinya, tangannya direntangkan dan memeluk lelaki bersuar hitam itu. Tangisannya semakin keras saat ini, Isabel yang baru saja datang langsung mendekati mereka berdua

"Isabel.., ba-bagaimana ini?, a-aku tidak i-ingin dia per-pergi.., A-aku mencintainya, aku sangat mencintainya, aku re-rela menukar nyawaku u-untuknya.., apapun asalkan ia kembali sehat-"

"Ah big bro.., tenanglah, dia pasti akan baik-baik saja, Eren pria yang kuat bukan?, t-tolong ja-jangan menangis.., aku tidak kuat melihat big bro menangis..."

Isabel memeluk Levi sambil menangis juga, rasanya isabel dapat merasakan semua perih dan khawatir big bro-nya ini. Mereka bertiga berpelukan, saling membagi rasa sakit dan mencoba tegar menghadapi apa yang akan terjadi kedepannya.

"Aku dan adikku akan selalu ada untukmu levi, walaupun kami bukan Eren tapi kami keluargamu, family stay together and we'll hold you when you're in harm, that's what family do"

"Aku sayang big bro, jangan melakukan hal bodoh lagi ya, kami akan selalu menjadi sandaran untuk big bro"

Saat tengah berbagi rasa sakit dan merasakan hangatnya pelukan ketiga Sodara itu, dokter keluar dari ruangan ICU dengan wajah yang begitu suram dan nampak kecewa. Melihat hal ini Levi langsung menghampiri sang dokter yang sudah menangani Eren dengan sebaik-baiknya

"B-bagaimana kondisi Eren dok?, apa dia baik-baik saja?"

Ucap levi, mencoba untuk bicara tanpa terbata-bata dan mengelap air matanya.

"Jantung nya begitu lemah dan paru-parunya terkena infeksi akibat peluru yang dilumuri racun sehingga membuat pasien sulit bernafas, kami baru mengetahui keberadaan racun itu saat pasien kritis, pelaku membuat racun itu sangat kecil hingga tidak terlihat dalam peralatan kami, kami semua sudah mencoba yang terbaik tapi.., Tuhan mengambil keputusan untuk membawa Eren Jaegar ke surganya"

Deg

Jantung levi serasa berhenti sejenak, tubuhnya jatuh ke lantai. Otaknya sebenarnya mengerti situasi yang dihadapinya sekarang tapi hatinya tidak ingin menerima semua itu. Eren pergi dengan tiba-tiba dan tidak memberikan kesempatan untuknya melepaskan dia, mengikhlaskan kepergiannya dengan lapang dada seperti yang biasa ia lakukan saat menghadapi kematian seseorang. Tapi untuk yang ini ia tidak bisa, ia tidak mampu menahan segala emosi yang begitu menyakitinya

Ditinggalkan saat sangat mencintai

Kini levi mengerti apa arti dan bagaimana rasanya, ia masih tidak percaya Eren meninggalkannya sendirian, kedua sodaranya masih berdebat dengan sang dokter karena mereka juga tidak percaya akan apa yang terjadi saat ini.

"Aku akan selalu bersamamu"

"Aku ingin bertambah usia denganmu disisiku"

"Aku tidak akan pergi sebelum aku mempunyai cucu darimu cintaku"

"Maukah kamu mengganti margamu menjadi Jaegar?"

"Will you marry me?"

Semua ucapan manis Eren terlintas dipikirannya, ia berdiri dan lari kedalam ruangan ICU untuk melihat kebenarannya namun saat levi sudah memasuki ruangan itu tubuh levi membeku, rasanya ia tidak bisa bergerak, dadanya semakin sesak, dan air matanya kembali mengalir di pipi putih pucatnya.

Dia disana, terbaring dengan kelopak mata tertutup, wajahnya begitu tenang dan tampan. Rambutnya tidak teratur dan bibirnya begitu pucat, suster menutupi tubuh pria itu dengan kain putih. Melihat semua ini rasanya Levi bisa gila, dia bisa kehilangan akal sehatnya

"Hei, katakan ini semua hanya lelucon.., ini hanya bualan kalian iya kan?!, Erenku tidak mungkin pergi meninggalkan aku.., kami baru saja akan memulai sebuah keluarga.., Candaan kalian tidak lucu!!"

Teriak levi dihadapan tubuh Eren yang tidak lagi bernafas, dia menangis dengan histeris. Para suster mencoba menenangkan lelaki berusia 18 tahun itu namun Levi malah semakin histeris

"Big bro!, tenanglah!"

"Jangan sentuh aku!, tidak usah peduli padaku!, mereka bercanda pada kita!, beritahu mereka candaan ini sangat kurang ajar!! Aku bisa saja menembak kepala mereka satu persatu sekarang!!, Eren bangunlah dan hentikan candaan ini sekarang juga!"

"Levi, tenanglah, kamu mengganggu pasien lainnya"

"Aku tidak peduli!, aku ingin menyusulnya sekarang juga, kembalikan Erenku!"

Meronta dengan paksa, Farlan dan Isabel bersusah payah menenangkan mantan agent CIA yang tengah stress karena kehilangan ini. Levi kehilangan kesadarannya yang justru membuat Isabel menangis juga, Farlan akhirnya menggendong levi dan membawanya untuk diperiksa keadaannya. Kedua sodara itu kini menatap satu sama lain dengan khawatirnya

Semoga levi baik-baik saja

Tbc

Terkejut?😄😄
Ingin lanjut?, vote dan banjiri komen ya gaes, yang nangis aku ngga tanggung jawab😜

My Possessive Alpha ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang