Mata indah bak rubah itu mulai mengerjap. Membiasakan cahaya yang mencoba merangsek masuk ke dalam retinanya. Namja manis bermata rubah itu menyunggingkan senyum. Saat yang pertama ia lihat adalah pahatan sempurna Tuhan yang sekarang berada dihadapannya. Disampingnya. Sosok yang begitu ia puja. Sosok yang begitu ia cintai. Sosok yang telah memiliki separuh jiwanya. Sang suami. Sang pasangan hidup.
Ia memang telah menikah. Lebih tepatnya satu bulan yang lalu. Karena perjodohan. Ya, mereka memang menikah karena sebuah perjodohan. Perjodohan atas nama perjanjian dari orang tua mereka. Orang tua mereka memang sudah menjodohkan mereka sedari mereka masih kecil. Konyol, bukan? Ya, mungkin sebagian orang akan menganggap perjodohan itu konyol. Namun tidak bagi orang tua si manis bermata rubah itu dan sahabatnya. Mereka tetap melakukan perjodohan itu. Karena mereka memang pernah berjanji untuk menikahkan anak mereka kelak. Bahkan sejak mereka masih menjadi mahasiswa.
Orang tua mereka memang sudah bersahabat sejak mereka sekolah di Senior High School. Dan karena persahabatan mereka itulah akhirnya tercetus ide untuk menikahkan anak mereka, kelak.
.
Mereka memang menikah karena dijodohkan. Namun jangan kalian pikir namja manis bernama Jeon Wonwoo itu melakukan perjodohan itu dengan terpaksa. Tidak. Tidak sama sekali. Ia melakukannya dengan senang hati. Bahkan ia sangat bersyukur karena perjodohan itu. Bagaimana ia tidak bersyukur, jika yang dijodohkan dengannya adalah seseorang yang sudah lama menarik hatinya. Seseorang yang memang telah lama ia puja. Ah, bukan hanya dirinya. Namun juga dipuja oleh banyak orang.
Wonwoo memang telah lama mengagumi sosok sang suami. Namja tampan itu seakan mempunyai magnet yang membuat Wonwoo tak bisa berpaling, sedikitpun. Menjadikan namja itu sebagai pusat dunianya.
Kim Mingyu. Itulah nama dari suami Wonwoo. Namja tampan dengan tubuh menawan. Jangan lupakan pembawaannya yang tenang dan dingin. Menambah nilai lebih untuk namja bermarga Kim itu. Membuat siapa saja yang melihatnya pasti akan terpesona. Bahkan rela melakukan apa saja untuk menarik hati dan perhatian namja Kim itu.
Dan akhirnya, dari sekian banyak orang yang memuja Kim Mingyu, namja manis bermarga Jeon itulah yang menjadi pemenangnya. Yang secara sah sudah menjadi pendamping hidup Kim Mingyu. Senyuman Wonwoo semakin lebar, saat ia menyadari bahwa ia yang menjadi pendamping hidup Mingyu. Bahagia? Tentu saja. Bahkan sangat bahagia. Karena apa yang ia impikan telah menjadi kenyataan.
.
Wonwoo mengakhiri acara memandangi wajah sang pasangan hidup. Ia harus segera bangun dan menyiapkan semua keperluan Mingyu. Termasuk memasak sarapan.
Namja manis bermata rubah itu melangkahkan kakinya menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah selesai, ia segera menuju dapur. Tempat favoritnya. Ia akan memasak sarapan untuknya dan Mingyu.
Namja yang sekarang telah berganti marga menjadi Kim itu dengan telaten memasak. Setelah matang, Wonwoo segera meletakkan makanan yang telah ia masak itu ke atas meja. Tersenyum saat puas melihat berbagai jenis makanan telah tersaji. Tinggal menunggu sang suami bangun dan mereka akan sarapan bersama.
Tak perlu menunggu waktu lama. Karena sekarang Kim Mingyu telah siap dengan setelan rapinya, untuk pergi ke kantor. Mendudukkan tubuhnya di kursi yang ada diruang makan. Dan segera menyuapkan masakan sang pasangan hidup ke dalam mulutnya.
Enak. Ya, masakan Wonwoo memang selalu enak. Membuat Mingyu selalu bersemangat saat memakan masakan Wonwoo. Sementara Wonwoo tersenyum menatap Mingyu yang terlihat sangat lahap. Ia sangat bersyukur karena Mingyu tak pernah protes tentang masakannya. Bahkan namja Kim itu selalu terlihat menikmati makanan yang dimasak oleh Wonwoo.
"Aku nanti akan pulang telat. Tak usah menungguku." Mingyu buka suara saat ia telah menyelesaikan sarapannya.
"Baiklah." Jawab, Wonwoo. Walau tentu saja ia tak mungkin untuk tidak menunggu Mingyu pulang. Karena ia tak akan bisa tidur jika sang suami belum pulang. Entahlah. Mungkin itu sudah menjadi kebiasaannya setelah menjadi pendamping Mingyu. Namun akhirnya Wonwoo hanya bisa mengiyakan perkataan Mingyu.
"Aku pergi." Mingyu segera beranjak dari ruang makan. Tak ada ucapan sayang. Tak ada ciuman sayang yang ia berikan pada sang pasangan hidup.
Wonwoo tersenyum miris. Inilah kenyataannya. Inilah kisah rumah tangganya. Dingin. Ya, tak ada kata-kata atau perlakuan romantis yang biasa dilakukan oleh pasangan yang baru menikah. Karena sejujurnya. Mingyu tak menginginkan perjodohan itu. Mingyu tak ingin terikat oleh sebuah pernikahan. Ditambah pernikahan yang berlandaskan sebuah perjodohan.
Setelah memastikan Mingyu pergi, Wonwoo membereskan meja makan. Dengan senyum indah menghiasi wajah manisnya. Ya, ia berkeyakinan bahwa semua akan indah pada waktunya. Ia hanya perlu bersabar. Dan Mingyu pasti akan membuka hatinya untuk Wonwoo. Ya, semoga.
.
.
.
TBC or NO?
Aku bawa cerita baru teman-teman... Gimana? Mau lanjut atau tidak???
Komen ya....Saranghae
❤❤❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Hold Me Tight 1
Random(SELESAI) Mencintai dan dicintai. Itu adalah anugerah yang diberikan Tuhan pada semua umat manusia. Namun apa yang akan kau rasakan jika kau mencintai tanpa dicintai? Sedih? Tentu. Sakit? Pasti. Lalu, apa yang akan kau lakukan? Bertahan? Atau berpal...