Hold Me Tight (31)

2.5K 292 74
                                    

Ia sekarang hanya berharap agar ia bisa menebus semua kesalahan yang ia lakukan pada Chan Hee. Ya, semoga saja.

.

.

.

~Hold Me Tight~

Namja tampan bermarga Kim itu tersenyum menatap dua namja berbeda usia yang ada dihadapannya. Dua orang yang sangat penting dalam hidupnya itu sekarang tengah terlelap. Mereka kelelahan setelah melakukan perjalanan panjang dari Seoul menuju Paris, Perancis. Membuat dua namja manis itu langsung tertidur saat mereka sampai di hotel.

Ya, mereka sekarang telah berada di sebuah negara yang akan menjadi tempat mereka berlibur. Melepas penat dari segala masalah yang belakangan ini menghantui mereka. Melepas segala lelah fisik dan juga pikiran yang mereka rasakan.

Mingyu terkekeh saat melihat Jeongin yang merapatkan tubuhnya pada Wonwoo. Sepertinya bocah manis itu mencari kehangatan dari sang appa. Dan pemandangan itu sungguh menggemaskan bagi Mingyu.

Sungguh. Mingyu saat ini tak bisa membendung rasa bahagianya. Ia tak pernah menyangka jika Wonwoo dan Jeongin akan menjadi sumber kebahagiaannya. Menjadi orang yang sangat penting dalam hidupnya. Menjadi sumber kekuatan sekaligus kelemahannya. Menjadi segalanya bagi namja Kim itu.

Namja Kim itu mendekat pada dua orang tersayangnya. Mengecup kening dua namja manis itu dengan sayang. Sebelum akhirnya ia memilih untuk beristirahat. Menyusul kedua kesayangannya menuju alam mimpi.

.

Wonwoo dan Jeongin tak bisa menutupi kekaguman mereka. Sungguh. Menara yang ada dihadapan mereka saat ini terlihat begitu mempesona. Bahkan jauh lebih mempesona daripada apa yang mereka lihat di gambar.

Menara yang diberi nama sama dengan nama sang perancang, Gustave Eiffel itu terlihat begitu kokoh juga indah. Membuat Wonwoo dan Jeongin seolah tak bisa mengalihkan perhatian mereka. Membuat Mingyu yang melihat tingkah dua namja kesayangannya itu terkekeh.

"Daddy, menaranya sangat tinggi." Ucapan polos Jeongin itu membuat Mingyu tertawa. Ini memang pertama kalinya Jeongin melihat sebuah menara yang sangat tinggi. Jadi wajar saja jika bocah manis itu terlihat kagum. Dan penasaran.

"Iya, sayang. Ah, Jeongin ingin berfoto?" Pertanyaan Mingyu dijawab anggukkan semangat oleh Jeongin. Ah, bukan hanya Jeongin yang mengangguk antusias. Melainkan sang appa juga. Melihat tingkah Wonwoo dan Jeongin yang sama-sama menggemaskan membuat Mingyu merasa bahwa ia sedang mengajak dua bocah berlibur, saat ini.

Akhirnya hari itu mereka gunakan untuk menikmati keindahan menara yang berada di kota Paris itu. Tak lupa mengabadikan momen itu dengan berfoto. Sungguh. Siapa saja yang melihat mereka pasti juga akan merasakan kebahagiaan mereka.

.

Hari ini adalah hari ketiga mereka berada di kota Paris. Dan hari ini mereka akan pergi ke salah satu tempat rekreasi yang menjadi salah satu destinasi wisata favorit di kota Paris. Paris Disneyland. Tempat wisata yang dibangun sejak tahun 1988 dan mulai dibuka untuk publik tahun 1992 itu memang tak pernah sepi dari pengunjung. Bahkan tempat wisata yang berada di daerah Marne-La-Valle itu menjadi salah satu tempat wisata favorit keluarga.

Mingyu lagi dan lagi hanya bisa tersenyum saat ia melihat bagaimana antusias Wonwoo dan juga Jeongin. Dua namja berbeda usia namun sama-sama mempunyai wajah manis itu memang sudah tak sabar untuk melihat bagaimana mewahnya Paris Disneyland.

Hari itu senyum tak luntur sedikitpun dari wajah manis Wonwoo dan juga Jeongin. Mereka memang terlihat lelah. Namun mereka juga bahagia. Sangat bahagia.

Mingyu diam-diam bersyukur. Ia merasa membawa keluarganya untuk berkunjung ke kota Paris ini adalah keputusan yang tepat. Selain mereka dapat berlibur. Ia juga merasa bahwa dengan ia membawa keluarganya berlibur, ia merasa bahwa ia bisa semakin dekat dengan sang pasangan hidup, juga putranya. Ah, sepertinya ia mempunyai ide lain. Kapan-kapan ia ingin membawa sang pasangan hidup untuk pergi berlibur. Hanya berdua. Bisa dibilang untuk membayar bulan madu mereka yang gagal. Soal Jeongin? Ah, ia bisa menitipkan sang putra pada orang tuanya.

.

.

.

Rowoon mengusap wajahnya dengan kasar. Terlihat jelas kekhawatiran diwajah tampan namja Kim itu. Dan itu semua terjadi karena Kang Chan Hee. Keadaan namja manis bermarga Kang itu sempat memburuk. Dan Rowoon sangat ketakutan akan itu.

Ia yang tadi baru saja kembali dari kantin sangat terkejut saat melihat seorang dokter dan beberapa orang perawat berlari memasuki ruang rawat Chan Hee. Ia tahu bahwa terjadi sesuatu dengan Chan Hee. Namun saat ia ingin masuk, salah satu perawat mencegahnya. Akhirnya ia hanya bisa menunggu dengan cemas. Sampai dokter dan para perawat keluar dari ruang rawat Chan Hee. Dan saat itulah ia tahu bahwa tadi keadaan Chan Hee sempat menurun. Bahkan dokter berkata bahwa mereka sempat kehilangan Chan Hee. Namun Chan Hee kembali. Dan Rowoon sangat bersyukur akan itu. Sungguh. Ia tak bisa membayangkan jika tadi Chan Hee benar-benar pergi. Ia tak sanggup.

Namja Kim itu menggenggam jemari kecil Chan Hee dengan lembut. Mengecupnya dengan lembut. Sungguh. Saat ini ia hanya ingin melihat Chan Hee membuka mata. Lalu ia akan meminta maaf pada namja manis itu. Ia tak akan mengharapkan Chan Hee memaafkannya. Ya, walau nanti Chan Hee tak bisa memaafkannya, ia tak apa. Karena ia sangat sadar bahwa ia telah menyakiti Chan Hee terlalu dalam. Jadi, asalkan Chan Hee kembali membuka mata dan sembuh. Itu sudah cukup baginya.

Rowoon sedikit terkejut saat pintu kamar rawat Chan Hee dibuka dengan tergesa. Dapat ia lihat Renjun dan Jeno yang memasuki kamar rawat Chan Hee. Terlihat jelas raut cemas dari kedua namja itu. Terutama Renjun. Bahkan Rowoon dapat melihat mata namja Huang itu yang sembab. Dan Rowoon yakin Renjun pasti menangis saat ia menghubunginya tadi.

"Apa yang terjadi dengan Chan Hee, hyung?" Renjun berjalan mendekati ranjang yang ditempati Chan Hee. Namja Huang itu mengusap lengan Chan Hee dengan lembut. Perasaan takut masih menghantuinya. Takut terjadi sesuatu yang buruk pada sang sahabat.

"Keadaan Chan Hee sempat memburuk. Bahkan dokter mengatakan bahwa mereka sempat kehilangan Chan Hee." Rowoon menjawab dengan lirih. Sementara Renjun dan Jeno sangat terkejut. Mereka tak bodoh untuk mengartikan apa yang dimaksud dengan kehilangan itu.

Renjun tak bisa menahan tangisnya lagi. Air mata dengan deras keluar dari mata namja manis itu. Membuat Jeno segera merengkuh tubuh mungil sang kekasih. Mencoba memberikan ketenangan dan kenyamanan pada namja yang ia cintai itu.

Diam-diam Rowoon mengeratkan genggaman tangannya pada jemari Chan Hee. Mencoba menyalurkan kekuatan untuk namja manis kesayangannya itu. Mencoba memberitahu pada Chan Hee bahwa banyak orang yang menyayanginya. Banyak orang yang menantikannya membuka mata. Menanti kesembuhannya.

.

.

.

TBC

Gimana? Masih mau lanjut nyiksa Rowoon gak???
Btw hari ini aku ulang tahun lho...
Siapa tahu ada yang mau ngucapin
😂😂😂😂

Sampai jumpa dichapter selanjutnya 😘😘😘😘

Saranghae
❤❤❤❤

Hold Me Tight 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang