Hold Me Tight (5)

4.5K 497 49
                                    

Kekuatan cinta memang sangat menakjubkan, bukan?

.

.

.

~Hold Me Tight~

Mingyu menatap namja yang sedang asik bermain dihadapannya dengan tatapan heran. Sungguh. Bahkan tadi pagi saja namja yang telah resmi menjadi pasangan hidupnya itu masih terlihat lemas karena demam. Namun sekarang namja manis yang sudah berganti marga menjadi Kim itu telah menaiki berbagai macam wahana yang berada ditaman bermain tempat mereka berada, saat ini.

Tadi setelah makan dan minum obat, Wonwoo memang melanjutkan tidurnya. Dan saat namja manis itu bangun, ia langsung merengek meminta Mingyu untuk menemaninya pergi ke taman bermain. Ya, karena tempat mereka menginap saat ini memang tak terlalu jauh dari tempat bermain yang Wonwoo maksud.

Sebenarnya Mingyu sempat menolak. Namun Wonwoo terus saja memaksa yang akhirnya hanya bisa diiyakan oleh sang pasangan hidup. Sejujurnya Mingyu bingung dengan sikap dan sifat Wonwoo yang tiba-tiba berubah. Dulu Wonwoo bahkan tak pernah merengek kapadanya. Namun sekarang berbeda, namja manis itu bahkan telah berani meminta sesuatu kepada Mingyu.

"Mingyu, ayo kita naik bianglala." Lagi. Namja manis itu sekarang merengek meminta Mingyu agar menemaninya menaiki bianglala.

"Kau saja. Aku tak berminat." Jawab Mingyu, tak acuh.

Namun bukan Wonwoo jika ia menyerah. "Kau tega membiarkanku naik bianglala sendirian? Kalau aku pingsan bagaimana? Aku baru saja sembuh dari demam, Mingyu."

Namja Kim itu mendengus. Sebal, namun juga gemas kepada namja yang telah menjadi pasangan hidupnya itu.

"Ayolah, Mingyu~. Nanti kalau aku takut lalu pingsan diatas sana, bagaimana?" Sungguh. Mingyu heran darimana datangnya keberanian Wonwoo.

Akhirnya walau dengan terpaksa, namja tampan itu menuruti keinginan sang pasangan hidup. Dan berakhirlah sekarang mereka berada didalam sebuah bianglala.

Wonwoo terus saja berdecak kagum melihat pemandangan yang memang bisa mereka lihat dari atas bianglala. Bahkan namja manis itu sedari tadi tak bisa diam. Sementara Mingyu memilih untuk tak menggubris tingkah Wonwoo yang menurutnya kekanakan. Sangat kekanakan.

"Lihat, bukankah pemandangannya sangat indah? Mingyu, lihat itu." Wonwoo terus saja berbicara, walau sedari tadi sebenarnya Mingyu tak memperhatikan. Namja tampan itu seakan tenggelam dalam pikirannya sendiri. Entahlah. Tiba-tiba saja ia teringat bagaimana ia dijodohkan dengan Wonwoo. Bagaimana ia saat itu menolak dengan keras. Karena, sungguh. Ia masihlah pria normal. Walau ia memang saat itu tak mempunyai kekasih. Namun ia membayangkan suatu saat nanti mempunyai istri yang cantik. Istri yang pintar memasak. Dan tentunya ia berharap akan hadirnya sosok malaikat kecil yang akan menemani hari-hari mereka. Namun semua impiannya itu lenyap seketika saat orang tuanya memilih menjodohkannya dengan seorang namja. Seseorang yang bergender sama dengannya.

Mungkin untuk impiannya memiliki istri yang cantik dan pintar memasak memang terkabul. Karena Mingyu sendiri tak bisa memungkiri bahwa walaupun seorang namja, namun Wonwoo memang menawan. Parasnya terlihat begitu tampan, manis dan cantik dalam waktu yang bersamaan. Dan selain itu Wonwoo juga pintar memasak. Ya, setidaknya Mingyu mensyukuri itu. Walau hatinya yang terdalam masih sedikit tak rela menjalani pernikahan yang menurutnya tak masuk akal itu.

"Mingyu?"

"Mingyu?"

"Mingyu!!!"

Namja tampan itu sedikit terlonjak kaget saat mendengar suara Wonwoo yang memanggil namanya.

"Ada apa?" Namja Kim itu bertanya dengan dingin.

Sementara Wonwoo yang mendengar suara Mingyu yang kembali dingin segera menundukkan wajahnya.

"Kita sudah harus turun." Jawab Wonwoo, lirih.

Sungguh. Jawaban Wonwoo membuat Mingyu semakin terkejut. Sepertinya ia terlalu larut dalam lamunan, sampai ia tak menyadari bahwa mereka telah sampai dibawah dan harus segera turun dari bianglala.

Mingyu hanya diam dan segera keluar dari bianglala. Tentu dengan Wonwoo yang mengekorinya.

.

Sepasang namja yang telah resmi menjadi pasangan hidup itu sekarang sudah sampai di hotel tempat mereka menginap.

Setelah sampai di hotel, Mingyu memilih untuk segera membersihkan diri. Sementara Wonwoo memilih untuk memasak. Mereka sampai saat waktu memang telah menunjukkan pukul enam sore. Yang menandakan bahwa waktu makan malam tak lama lagi.

Namja manis itu masih sibuk dengan berbagai macam bahan makanan yang akan ia masak. Sesekali bibir mungil itu menggumamkan sebuah nada. Sementara tangannya dengan lincah memotong berbagai sayuran dan daging yang akan ia masak. Ah, sepertinya memasak sedikit membuat ia lupa bahwa Mingyu sedari tadi mendiaminya.

Tiga puluh menit kemudian Wonwoo telah selesai dengan acara memasaknya. Namja manis itu segera menata masakan yang telah selesai ke meja makan. Menatap puas dengan hasil masakannya. Ah, ia berharap Mingyu akan menyukai masakannya itu. Walau sejujurnya Mingyu memang selalu menyukai semua masakan Wonwoo. Bahkan diam-diam masakan Wonwoo sudah menjadi makanan favorit Mingyu selain masakan sang ibu.

.

Mingyu menatap pantulan dirinya dari kaca. Sungguh. Ia sejujurnya sadar bahwa ia telah membuat Wonwoo bingung dan kecewa dengan sikapnya yang dingin, sedari tadi.

Ia masih sangat ingat dengan binar bahagia Wonwoo saat ia menuruti semua permintaan namja manis itu. Dan ia juga ingat, bagaimana wajah manis itu berubah sendu saat ia berbicara dengan nada dingin saat mereka akan pulang dari taman bermain.

Sungguh. Ia tak bermaksud membuat Wonwoo merasa tak nyaman. Walau tanpa ia sadari, ia telah membuat pasangan hidupnya itu tak nyaman. Ia tadi hanya tak sadar berbicara dingin kepada namja manis itu, karena ia kembali mengingat fakta bahwa mereka menikah karena dijodohkan.

Namja tampan itu menghela napas. Merapikan rambutnya yang sedikit berantakan dan segera keluar dari kamar. Dan hal pertama yang ia lihat setelah keluar dari kamar adalah Wonwoo yang baru saja selesai menata makanan di meja makan.

"Ah, kau sudah selesai? Makan sekarang?" Wonwoo yang melihat Mingyu keluar dari kamar segera menghampiri pasangan hidupnya itu. Mingyu hanya bergumam sebagai jawaban. Bahkan namja tampan itu segera melangkahkan kakinya menuju meja makan, tanpa menunggu Wonwoo yang sekarang sedang menatapnya dengan tatapan sendu.

Namun tatapan sendu itu tak bertahan lama. Bahkan sekarang senyum manis telah terukir apik diwajah rupawan itu. Mencoba menyembunyikan suasana hatinya yang sedang tak baik-baik saja. Ya! Tentu saja tak baik-baik saja. Bagaimana bisa ia baik-baik saja disaat sang pasangan hidup kembali dingin kepadanya. Sesungguhnya ia ingin bertanya. Namun ia takut. Ia takut jika Mingyu akan semakin dingin dan marah saat Wonwoo menanyakan alasan Mingyu mendiaminya sedari tadi.

.

Ah, kau hanya tak tahu saja, Wonwoo. Pasangan hidupmu itu sedang bingung dengan perasaannya sendiri. Ia masih percaya bahwa ia normal dan masih menyukai perempuan. Namun disatu sisi ia juga sudah mulai terbiasa denganmu. Dan itu membuatnya bingung, lalu melampiaskan semua kebingungannya itu kepadamu.

Yakinlah, suatu saat nanti ia pasti akan mendapatkan jawaban dari apa yang membuatnya bingung saat ini. Yang ia perlukan sekarang hanyalah waktu. Karena waktulah yang akan menjawab semuanya. Ya, karena mungkin saja sekarang memang belum waktunya Mingyu menyadari perasaan itu. Jika kalian bertanya kapan? Entahlah. Kita do'akan saja yang terbaik untuk mereka.

.

.

.

TBC

Aku sangat sadar kalau chapter ini jelek banget...
Gak tau, masalah di RL bener-bener bikin ide aku hilang gitu aja...
Jadi maaf ya, cuma bisa nulis ini aja...
🙏🙏🙏
Kasih kritik dan saran dong teman-teman....
Sampai jumpa di chapter selanjutnya 😘😘😘

Saranghae
❤❤❤❤

Hold Me Tight 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang