Hold Me Tight (39)

1.9K 258 49
                                    

"Sudah, daddy Kim sekarang sudah tidak marah lagi. Sekarang Jeongin tidur siang, oke?" Jeongin mengangguk sebagai jawaban. Bocah manis itu menyamankan posisinya dalam pelukan sang hyung. Nyaman. Seperti pelukan sang daddy dan sang appa.

.

.

.

~Hold Me Tight~

Chan Hee tak bisa menyembunyikan keterkejutannya melihat keadaan Rowoon saat ini. Bayangkan saja. Namja tampan bertubuh tinggi itu datang kerumahnya dengan keadaan yang sungguh memprihatinkan. Namja Kim itu datang dengan langkah tertatih dan wajah yang berhiaskan lebam. Sungguh miris.

Chan Hee memilih untuk segera membawa tubuh namja yang ia cintai itu menuju kamar. Ia merasa beruntung karena sang appa telah tidur, jadi pria paruh baya itu tak melihat kondisi Rowoon yang memprihatinkan.

Chan Hee merebahkan tubuh besar Rowoon ke atas ranjang miliknya. Ia memilih untuk segera mengambil peralatan kesehatan untuk mengobati Rowoon. Setelah mendapatkan apa yang ia butuhkan, namja manis itu segera kembali ke kamar dan mendudukkan tubuhnya disamping Rowoon yang tengah menutup mata. Bukan tidur, namja Kim itu hanya menutup mata karena kepalanya sekarang terasa pening.

"Apa yang terjadi padamu, hyung?" Chan Hee berucap dengan lembut. Dengan telaten ia membersihkan dan mengobati semua luka yang bersarang diwajah tampan Kim Rowoon. Ia sungguh tak habis pikir dengan apa yang dilakukan oleh Rowoon. Namja Kim itu tadi pergi dengan keadaan sehat dan dengan wajah yang bersih dari luka. Namun sekarang ia kembali kerumahnya dengan keadaan babak belur.

"Hanya perkelahian kecil." Jawab Rowoon, lirih. Sungguh. Saat ini kepalanya terasa benar-benar pusing. Dan ia juga semakin merasakan sakit pada wajah dan tubuhnya.

Chan Hee yang mendengar jawaban Rowoon hanya bisa menghela napas lelah. Ia memilih untuk tak lagi bertanya dan terus mengobati luka Rowoon dengan hati-hati.

.

Chan Hee terkejut saat merasakan pergerakan dari Rowoon yang masih tertidur. Bukan pergerakan biasa, karena namja Kim itu sekarang terlihat gelisah didalam tidurnya. Namja manis itu mengernyit saat melihat kening Rowoon yang penuh akan keringat. Dan ia menjadi panik saat merasakan suhu tubuh Rowoon yang sangat tinggi. Namja Kim itu terserang demam.

Chan Hee segera beranjak dari tempat tidurnya. Berjalan menuju dapur, ia mengambil air untuk mengompres. Saat ia kembali ke kamar, ia melihat Rowoon yang masih saja gelisah. Bahkan sesekali namja Kim itu menggumam tak jelas.

Dengan telaten Chan Hee merawat namja yang telah menjadi pemilik hatinya itu. Ah, mengingatnya membuat hati Chan Hee merasa sesak. Ia memang mencintai Rowoon, bahkan sangat mencintainya sampai sekarang. Namun bukankah Rowoon tak mencintainya? Dan mengingat fakta itu membuat Chan Hee kembali merasakan sakit dihatinya. Ia mencintai seseorang dengan sepenuh hati. Namun seseorang itu mencintai orang lain. Bukankah itu sangat menyakitkan?

.

.

Mata tajam itu mengerjap. Membiasakan cahaya yang masuk ke dalam retinanya. Sedikit mengernyit saat pening melanda kepalanya dengan hebat. Dan semakin mengernyit saat sadar dimana sekarang ia berada. Bukan. Ini bukanlah tempat asing. Bahkan ia sudah sangat mengenal tempat ini. Ah, lebih tepatnya kamar ini. Kamar yang dulu sering ia sambangi. Kamar yang dulu sering menjadi tempatnya beristirahat. Kamar yang menjadi saksi bisu keluh kesahnya pada si pemilik kamar. Diam-diam Rowoon tersenyum. Ia sadar. Seberapapun ia mengelak. Seberapapun ia menghindar. Seberapapun ia berusaha untuk pergi. Pada akhirnya, ia akan tetap datang ke tempat ini. Datang pada si pemilik kamar yang memang selalu ada untuknya. Menjadi tempat berlabuhnya.

Hold Me Tight 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang