Hold Me Tight (26)

2.5K 321 64
                                    

Wonwoo menatap Mingyu yang sekarang telah bergabung bersama Jeongin. Bolehkah ia menikmati kebersamaan dengan kedua orang tersayangnya, saat ini? Sungguh. Ia tak akan tahu apa yang akan terjadi pada keluarganya, nanti. Apapun itu. Ia berharap itu adalah yang terbaik untuk mereka. Terlebih untuk Mingyu dan juga Jeongin. Ya, itulah harapan Wonwoo.

.

.

.

~Hold Me Tight~

Disaat seseorang yang selalu berada disampingmu, tiba-tiba saja menjauh.  Apa yang akan kau rasakan? Sedih? Itu sudah pasti. Sakit? Tentu saja. Dan itulah yang dirasakan oleh seorang Kang Chan Hee. Rowoon menjauhinya. Entahlah. Ia bingung dengan apa yang harus ia lakukan. Ia memang tak menginginkan Rowoon menjauhinya. Namun ia merasa bahwa apa yang ia lakukan bukanlah sesuatu yang salah.

Namja manis itu menghela napas. Ia sekarang sedang berada disebuah taman yang terletak tak terlalu jauh dari rumahnya. Biasanya saat ia libur seperti saat ini, Rowoon pasti akan menemaninya. Namun sekarang ia sendiri.

Namja Kang yang sibuk dengan pikirannya sendiri itu terkejut saat tiba-tiba ada seorang bocah yang terjatuh dihadapannya. Dengan spontan namja manis itu segera membantu bocah yang sekarang tengah menangis itu.

"Hei, jangan menangis, manis. Sini, biar hyung lihat kakinya." Chan Hee berucap dengan lembut. Ia segera memeriksa kaki bocah itu. Dan tenyata lutut bocah yang mempunyai wajah manis itu terlihat memar. Pasti sangat sakit untuk anak seusianya.

"Huh, huh, huh. Cepat sembuh, lutut." Gumaman Chan Hee itu membuat bocah yang ada dihadapannya tertawa. Sementara Chan Hee manatap bocah yang ada dihadapannya itu heran. Bukankah baru saja ia menangis, lalu kenapa sekarang ia tertawa.

"Ada yang lucu?" Chan Hee bertanya dengan polos. Membuat siapa saja yang melihatnya pasti akan gemas.

"Mantra hyung lucu." Jawab bocah itu dan membuat Chan Hee terkekeh.

"Sudah merasa lebih baik?" Pertanyaan Chan Hee dijawab anggukkan semangat oleh bocah itu.

"Terima kasih, hyung. Ah, kita belum berkenalan. Aku Kim Jeongin, nama hyung siapa?" Ucap Jeongin dengan penasaran.

"Kang Chan Hee. Kau bisa memanggilku Chan Hee hyung." Jawab Chan Hee.

"Kau sendirian?" Chan Hee kembali bertanya. Sedikit heran karena sedari tadi tak melihat seseorang bersama Jeongin.

"Aku bersama appa, hyung. Appa sedang pergi ke toilet." Jawaban Jeongin membuat Chan Hee mengangguk.

Mereka asik bermain saat tiba-tiba seseorang menghampiri mereka. Menghampiri Jeongin lebih tepatnya.

"Appa!!!" Pekikkan Jeongin membuat Chan Hee terkejut. Dan semakin terkejut saat melihat sosok Wonwoo berada dihadapannya.

"Kau sedang apa, sayang. Appa bingung mencarimu." Wonwoo berucap dengan lembut. Dan Chan Hee tahu salah satu alasan kenapa Rowoon sangat mencintai Wonwoo. Wonwoo adalah sosok yang lembut dan perhatian. Dan tak akan ada orang yang tak menyukainya.

"Aku tadi terjatuh, appa. Lalu Chan Hee hyung menolongku." Ucapan Jeongin membuat namja manis itu terkejut. Ia segera memeriksa keadaan sang putra.

"Astaga. Apa yang sakit, sayang?" Wonwoo berucap dengan lembut. Namun terlihat jelas bahwa ia khawatir. Sangat khawatir.

"Lututku, appa. Tapi sekarang sudah tidak apa-apa. Tadi sudah diusap dan diberi mantra oleh Chan Hee hyung." Wonwoo terkekeh mendengar jawaban sang putra.

Ia menatap namja yang telah menolong putra kesayangannya itu dengan tatapan lembut. Jangan lupakan senyuman manis yang menghiasi wajah rupawannya. "Terima kasih sudah menolong putraku, Chan Hee."

"Tak apa, hyung. Ah, jadi Jeongin ini putramu? Kau beruntung memiliki putra semanis Jeongin, hyung." Chan Hee berucap dengan tulus. Sejujurnya ia baru mengetahui bahwa Wonwoo telah memiliki putra. Karena selama ini ia hanya mengetahui bahwa Wonwoo sudah mempunyai suami.

"Ya. Jeongin adalah salah satu kado terindah yang diberikan Tuhan untukku." Jawab Wonwoo, tulus.

Akhirnya sore itu mereka habiskan untuk bermain. Dan semakin mengenal Wonwoo, Chan Hee semakin tak percaya diri. Ia sadar bahwa Wonwoo memang lebih segalanya jika dibandingkan dengan Chan Hee. Dan Chan Hee lagi dan lagi merasa tak pantas untuk Rowoon. Karena pasangan yang bisa mendampingi Rowoon adalah sosok sempurna seperti Wonwoo. Bukan namja lemah sepertinya.

.

.

.

"Hyung, kau masih marah padaku?" Namja Kang itu berucap lirih. Sementara namja yang ia ajak bicara memilih diam. Enggan untuk menjawab.

Chan Hee tak menyangka jika ia akan bertemu dengan Rowoon. Setelah dari taman tadi, ia memutuskan untuk pergi ke minimarket karena ia merasa haus. Namun sungguh tak disangka ia bertemu dengan namja yang beberapa hari ini selalu mengganggu pikirannya. Rowoon segera keluar dari minimarket saat melihat Chan Hee yang juga berada disana. Dan tanpa pikir panjang, namja manis bermarga Kang itu menyusul. Ia ingin berbicara dengan Rowoon. Ia tak ingin persahabatan mereka semakin rusak. Ah, lebih tepatnya ia tak ingin Rowoon menjauhinya. Bukan hanya karena persahabatan mereka, namun juga karena ia tak terbiasa tak ada Rowoon disampingnya.

"Apa aku perlu menjawab?" Chan Hee tertegun mendengar jawaban Rowoon. Bukan kata-katanya, namun nada bicara namja Kim itu yang membuat Chan Hee tertegun. Rowoon tak pernah berucap dingin kepadanya. Dan sekarang, untuk pertama kalinya namja Kim itu berucap dengan begitu dingin.

"Hyung, maafkan aku. Aku hanya tak ingin kau menjadi jahat karena merusak rumah tangga Wonwoo hyung. Wonwoo hyung sudah bahagia dengan keluarganya, hyung." Chan Hee memang sadar bahwa Wonwoo jauh lebih pantas bersanding dengan Rowoon, jika dibandingkan dengannya. Namun, ia juga tak ingin Rowoon menjadi perusak rumah tangga orang. Seandainyapun Rowoon memang tak ditakdirkan untuk bersamanya, itu tak masalah. Asalkan Rowoon bersanding dengan seseorang yang benar-benar mencintainya. Seseorang yang menjadikan Rowoon sebagai pusat dunianya.

"Apa yang kau tahu tentang Wonwoo? Jangan mengatakan sesuatu yang bahkan kau tak tahu kebenarannya. Jadi lebih baik sekarang kau diam. Jangan mengurusi masalahku. Kau bukan siapa-siapa lagi bagiku." Ucap Rowoon, dingin. Namja Kim itu segera melangkahkan kakinya menjauh dari Chan Hee. Tak ada rasa bersalah sedikitpun dari Rowoon. Tak ada penyesalan dengan apa yang baru saja ia ucapkan kepada Chan Hee. Seseorang yang dulu selalu ia jaga. Seseorang yang dulu selalu ia khawatirkan. Seseorang yang dulu selalu menjadi orang pertama yang ia cari disaat suka maupun duka. Dan semua itu ia lakukan demi seseorang yang jelas-jelas tak mencintainya. Demi seseorang yang bahkan tak meliriknya sama sekali.

Akankah Rowoon sadar bahwa apa yang ia lakukan saat ini adalah sebuah kesalahan besar? Entahlah. Namun, jika suatu saat nanti ia menyadari kesalahannya itu, semoga saja ia belum terlambat. Karena berjuang seorang diri itu sungguh melelahkan.

.

.

.

TBC

Gak ada Meanie moment dulu ya...
Prei sek......
Ojo protes... engko aku nesu nek do protes 😂😂😂
O ya, jangan lupa komen biar aku bahagia 😂😂😂😂
Sampai jumpa dichapter selanjutnya 😘😘😘

Saranghae
❤❤❤❤

Hold Me Tight 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang