Hold Me Tight (27)

2.5K 330 51
                                    

Akankah Rowoon sadar bahwa apa yang ia lakukan saat ini adalah sebuah kesalahan besar? Entahlah. Namun, jika suatu saat nanti ia menyadari kesalahannya itu, semoga saja ia belum terlambat. Karena berjuang seorang diri itu sungguh melelahkan.

.

.

.

~Hold Me Tight~

Sejak kejadian beberapa hari yang lalu. Tepatnya setelah Chan Hee bertemu dengan Kim Rowoon. Kehidupan namja Kang itu berubah. Tak ada lagi Chan Hee yang ceria. Tak ada lagi Chan Hee yang cerewet. Tak ada lagi Chan Hee yang murah senyum. Sekarang namja manis bermarga Kang itu menjadi sosok pendiam. Ia hanya akan berbicara sesekali, jika ada yang mengajaknya bicara. Sungguh. Seorang Kang Chan Hee yang ceria telah menjadi Kang Chan Hee yang pemurung.

"Ayo makan, Chan Hee." Namja Kang itu sedikit terkejut saat teman kerjanya mengajak ia untuk makan. Ah, ternyata sedari tadi ia melamun. Untung saja keadaan restoran sekarang lumayan sepi. Jadi pekerjaan Chan Hee tak terganggu.

"Ada apa denganmu? Kau sedang ada masalah?" Huang Renjun, namja manis yang adalah teman dekat Chan Hee itu bertanya. Sejujurnya sudah beberapa hari ini ia memperhatikan Chan Hee. Ia sadar bahwa Chan Hee banyak berubah. Dulu namja Kang itu selalu cerewet dan ceria. Namun sekarang ia selalu murung.

"Aku tak apa-apa, Huang Renjun." Chan Hee menjawab dengan senyuman menghiasi wajahnya. Mencoba untuk menyakinkan teman baiknya itu bahwa ia baik-baik saja. Walau pada kenyataannya ia gagal. Renjun tak akan mudah dikelabuhi. Ia sangat hapal dengan semua sifat dang tingkah Chan Hee. Dan sekarang ia tahu bahwa Chan Hee tengah berbohong. Ia yakin bahwa namja Kang itu tengah menyembunyikan sesuatu.

"Aku tahu kau berbohong. Tapi tak apa, aku tak akan bertanya lagi. Tapi ingat, jika kau ingin bercerita aku akan selalu siap menjadi pendengar." Ucapan namja Huang itu membuat Chan Hee tersenyum. Renjun memang selalu mengerti dirinya.

"Cepat habiskan makananmu. Kita harus segera kembali bekerja." Ucap Renjun dan dianggukki semangat oleh Chan Hee.

.

.

"Ikut saja dengan kami, Chan Hee. Ini sudah terlalu malam jika kau ingin pulang sendirian." Namja Huang itu meminta Chan Hee untuk pulang bersamanya dan sang kekasih. Namun sedari tadi Chan Hee menolak.

"Jangan sungkan pada kami, Chan Hee. Bukankah kita teman?" Chan Hee terkekeh saat mendengar ucapan dari kekasih Renjun itu. Lee Jeno. Seorang namja tampan yang telah berhasil meluluhkan hati seorang Huang Renjun yang keras.

Perjuangan Jeno untuk mendapatkan seorang Huang Renjun memang tak mudah. Renjun yang memang tak mudah mempercayai orang lain tentu saja tak percaya begitu saja dengan seorang Lee Jeno. Ditambah saat ia mengetahui bahwa Jeno adalah orang kaya dan sering berganti pasangan. Ia yang orang biasa, bahkan hanya seorang pelayan disebuah restoran tentu saja berpikir ulang untuk bersedia menjadi kekasih namja Lee itu. Namun karena kegigihan seorang Lee Jeno untuk mendapatkan hati Huang Renjun, akhirnya namja Huang itu luluh. Dan Jeno benar-benar menepati janjinya untuk menjadikan Huang Renjun menjadi satu-satunya. Menjadikan Huang Renjun sebagai pusat dunianya. Dan jangan lupakan dengan orangtua Jeno yang menyetujui hubungan mereka. Bahkan orangtua Jeno berterima kasih kepada Renjun karena telah membuat putra mereka yang nakal menjadi lebih baik. Ah, sejujurnya ia sungguh iri dengan Renjun yang bisa mempunyai kekasih yang sangat mencintainya. Namun ia juga sangat bahagia saat namja manis kesayangannya itu bahagia.

"Hei, kenapa kau malah melamun?" Chan Hee tersadar dari lamunannya saat ia mendengar suara Renjun.

"Ah, tak apa. Kalian pulanglah terlebih dahulu. Aku masih ingin pergi ke suatu tempat. Kalian tidak usah khawatir." Ucap Chan Hee. Mencoba menyakinkan Renjun dan Jeno bahwa ia akan baik-baik saja. Yang akhirnya disetujui oleh sepasang kekasih itu. Walau dengan terpaksa tentunya.

Chan Hee melambaikan tangannya saat mobil yang ditumpangi oleh Renjun dan Jeno mulai menjauh. Setelah mobil milik Jeno itu tak terlihat, namja Kang itu mulai melangkahkan kakinya menjauh dari tempat ia bekerja.

Kaki itu terus saja melangkah. Sampai akhirnya ia sampai disebuah tempat yang menyimpan begitu banyak kenangan. Kenangannya bersama dengan Rowoon. Sebuah tempat yang sebenarnya terletak tak terlalu jauh dari tempatnya bekerja. Hanya sebuah tanah lapang yang ditumbuhi beberapa pohon. Dan salah satu pohon itu terdapat sebuah pohon yang sangat besar. Dan ditempat itulah ia dan Rowoon sering menghabiskan waktu bersama. Tempat yang sering dijadikan Rowoon dan Chan Hee menenangkan diri.

Namja Kang itu menyandarkan tubuhnya dipohon. Sekarang memang sudah malam. Namun ia ingin menenangkan diri, sebentar saja. Sungguh. Pertengkarannya dengan Rowoon beberapa hari yang lalu terus saja menghantui pikiran Chan Hee. Sejujurnya ia ingin jujur kepada Rowoon tentang perasaannya. Ya, anggap saja ia pengecut. Ia tak masalah. Namun ia memang benar-benar takut dan belum siap mengungkapkan semua perasaannya. Bahkan sekarang Rowoon sudah membencinya. Dan ia semakin takut jika namja Kim itu mengetahui perasaan yang ia miliki, maka Rowoon akan semakin membencinya.

"Kenapa ini sangat menyakitkan, hyung." Isakkan demi isakkan mulai terdengar dari belah bibir seorang Kang Chan Hee. Sungguh. Mencintai seorang diri sungguh menyakitkan. Dulu ia beranggapan bahwa tak masalah jika ia mencintai Rowoon secara sepihak, selama Rowoon masih selalu ada disampingnya. Namun ternyata semua itu salah. Lebih menyakitkan saat Rowoon berada disampingnya, namun menginginkan orang lain. Menyakitkan saat Rowoon mencarinya, namun untuk menceritakan tentang orang lain.

"Apa aku tak pantas mencintaimu, hyung?"

"Apa aku tak pantas dicintai olehmu, Rowoon hyung." Chan Hee terus saja meracau, dengan diselingi isakkan. Tanpa menyadari bahwa Rowoon mendengar semua keluh kesahnya.

Namja Kim itu memilih pergi. Ia sungguh tak menyangka jika keputusannya untuk menyediri membuat ia mendengar sebuah pengakuan dari Chan Hee, sahabatnya. Sungguh. Ia tak tahu apa yang harus ia lakukan saat ini. Yang pasti, ia tak ingin bertemu dengan Chan Hee. Untuk saat ini.

.

.

.

"Wonwoo, apakah besok kau ada waktu?" Mingyu bertanya kepada sang pasangan hidup yang sekarang sedang berbaring disampingnya. Sementara Wonwoo yang mendengar pertanyaan Mingyu tampak berpikir.

"Em, sepertinya ada." Jawaban Wonwoo membuat Mingyu tersenyum.

"Baiklah. Kalau begitu besok kau harus siap-siap. Aku akan mengajakmu kesuatu tempat. Aku juga akan mengenalkanmu pada seseorang." Ucap Mingyu dan dianggukki oleh Wonwoo. Sejujurnya Wonwoo penasaran dengan ajakan Mingyu yang tiba-tiba. Namun ia enggan bertanya. Ia hanya bisa berharap apapun yang terjadi esok, itu bukanlah sesuatu yang buruk.

.

.

.

TBC

Meanie nyempil....
Wkwkwkwkk....
Ojo lali komen yo....
Nek gelem yo divote....
Nek ra gelem yo ra mekso....
Sampai jumpa dichapter selanjutnya 😘😘😘😘

Saranghae
❤❤❤❤

Hold Me Tight 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang