Hold Me Tight (32)

2.3K 280 42
                                    

Diam-diam Rowoon mengeratkan genggaman tangannya pada jemari Chan Hee. Mencoba menyalurkan kekuatan untuk namja manis kesayangannya itu. Mencoba memberitahu pada Chan Hee bahwa banyak orang yang menyayanginya. Banyak orang yang menantikannya membuka mata. Menanti kesembuhannya.

.

.

.

~Hold Me Tight~

Wonwoo tak pernah tahu bahwa ternyata sang pasangan hidup adalah seorang yang sangat romantis. Dulu, Wonwoo hanya bisa melihat sifat dingin dan acuh seorang Kim Mingyu. Lalu setelah hubungan mereka sedikit membaik, ia menjadi tahu bahwa Mingyu juga merupakan sosok yang hangat. Dan sekarang, ia sungguh terkejut karena ternyata Mingyu juga mempunyai sifat yang romantis.

Ia tak pernah membayangkan akan diberi kejutan makan malam yang sangat romantis oleh suaminya itu. Tadi Mingyu hanya memberitahu bahwa mereka akan pergi ke suatu tempat, tanpa Jeongin. Ah, putra manis mereka itu sekarang sedang berada di rumah keluarga Hwang. Untuk informasi, mereka memang sudah pulang dari Paris. Lebih tempatnya dua hari yang lalu.

Wonwoo menatap kagum pada pemandangan yang ada dihadapannya. Mereka sekarang berada disebuah ruangan yang berada dilantai teratas gedung yang mereka tempati. Wonwoo semakin kagum saat melihat bagaimana indahnya kerlap-kerlip kota Seoul yang terlihat begitu indah. Sungguh mempesona.

"Kau menyukainya?" Wonwoo sedikit terkejut saat tiba-tiba saja sang pasangan hidup memeluknya dari belakang. Sungguh. Hubungan mereka memang semakin dekat. Namun Wonwoo masih sering terkejut saat mendapatkan perlakuan manis dari Mingyu. Ia masih merasa sedikit canggung karena belum terlalu terbiasa.

"Aku sangat menyukainya. Terima kasih, Mingyu." Jawab Wonwoo, tulus.

Suasana semakin romantis saat musik mulai mengalun indah. Suasana yang sungguh romantis. Ditambah dengan alunan musik yang semakin membuat syahdu suasana. Bukankah itu terlihat sangat sempurna?

"Kapan kau menyiapkan ini semua?" Wonwoo bertanya. Ia sungguh penasaran karena setahunya setelah pulang dari Paris, Mingyu langsung mengurusi pekerjaannya. Dan namja Kim itu terlihat sangat sibuk.

"Setelah kita pulang dari Paris. Aku meminta Seokmin untuk membantuku mempersiapkan semua ini." Jawaban Mingyu membuat Wonwoo tersenyum. Ia memang sejak dulu mengharapkan perhatian dari Mingyu. Mendapatkan balasan cinta dari namja Kim itu. Namun ia tak pernah menyangka jika ia akan sebahagia ini, setelah mendapat apa yang ia inginkan. Entahlah. Bahkan kata bahagia saja seolah kurang untuk mendeskripsikan perasaannya saat ini.

"Ah, ayo kita makan. Aku sudah menyiapkan semua makanan kesukaanmu." Ucap Mingyu dan mengecup pipi sang pasangan hidup dengan sayang. Membuat Wonwoo semakin merona.

.

Pasangan itu menikmati makan malam romantis mereka dengan senyum yang sedikitpun tak luntur dari bibir mereka. Sungguh. Siapa saja yang melihat mereka pasti akan tahu jika mereka adalah pasangan yang saling mencintai. Karena memang itulah kenyataannya. Ya, walau sebelumnya mereka memang harus melalui berbagai macam masalah. Namun setidaknya sekarang mereka telah menjadi keluarga yang bahagia. Keluarga yang saling menyayangi.

Kita doakan saja agar kebahagian yang Mingyu dan Wonwoo rasakan saat ini bukanlah kebahagiaan sesaat. Karena setelah ini, mereka pasti akan mendapatkan rintangan yang jauh lebih berat lagi. Dan semoga mereka bisa melalui itu semua. Tanpa ada sebuah perpisahan.

.

.

.

Dua bocah manis itu terlihat sedang bermain bersama. Sementara seorang wanita dewasa terlihat duduk tak terlalu jauh dari mereka. Mengawasi.

"Apa Hyunjin hyung suka dengan oleh-olehnya?" Bocah yang lebih muda terlihat bertanya. Menatap yang lebih tua dengan penasaran.

"Tentu saja hyung suka. Terima kasih, Jeongin. Boneka ini akan hyung peluk saat tidur, pasti akan terasa hangat." Ucapan Hyunjin membuat Jeongin tersenyum semakin lebar. Membuat Hyunjin semakin gemas pada namja manis kesayangannya itu.

"Aku juga punya satu yang sama dengan ini. Hanya saja punyaku berwarna biru muda. Nanti aku juga akan memeluknya saat tidur." Jeongin berucap dengan antusias. Ia memang membeli dua boneka yang berbentuk sama. Hanya saja warnanya berbeda. Boneka yang ia berikan pada Hyunjin berwarna coklat, sedangkan miliknya berwarna biru muda.

"Wah, berarti kita punya boneka kembar. Boneka kita pasangan." Ucapan Hyunjin membuat Jeongin mengangguk dengan antusias.

"Kita juga pasangan kan, hyung?" Pertanyaan polos Jeongin itu dijawab anggukkan oleh Hyunjin.
Sementara satu-satunya wanita yang ada disana menatap interaksi dua bocah itu dengan tatapan gemas. Dalam hati ia mengamini apa yang menjadi perbincangan dua bocah itu. Karena sungguh, ia sudah jatuh hati pada Jeongin sejak pertama kali melihat bocah manis itu.

.

.

.

"Kau harus istirahat, hyung. Aku akan menjaga Chan Hee selama kau beristirahat." Renjun mencoba membujuk Rowoon untuk istirahat. Semalam kondisi Chan Hee memang kembali mengalami penurunan. Dan karena takut terjadi sesuatu pada Chan Hee, sejak semalam Rowoon tak beranjak sedikitpun dari tempatnya. Ia masih saja duduk di kursi yang terletak disamping ranjang yang Chan Hee tempati. Namja Kim itu juga terus menggenggam tangan Chan Hee yang terbebas dari infus.

"Aku tak lelah, Renjun." Jawaban Rowoon membuat Renjun menghela napas lelah. Sungguh. Bahkan dilihat sekilas saja Rowoon sudah terlihat sangat kelelahan. Dan sekarang namja tinggi itu masih saja mencoba mengelak.

"Jangan seperti ini, hyung. Chan Hee pasti akan marah jika kau mengabaikan kesehatanmu sendiri. Paman Kang juga memintaku untuk menyuruhmu istirahat." Renjun tak bohong dengan apa yang ia katakan. Renjun sangat tahu jika Chan Hee sangat kesal jika Rowoon mengabaikan kesehatannya. Dan ayah Chan Hee juga sempat menghubunginya. Pria paruh baya itu meminta Renjun untuk mengingatkan Rowoon agar beristirahat. Hari ini ayah Chan Hee memang tak bisa datang ke rumah sakit karena kesehatannya yang sedikit menurun. Bahkan sekarang Jeno tengah menemaninya dirumah, karena baik Rowoon, Renjun ataupun Jeno khawatir jika harus meninggalkan ayah Chan Hee sendirian disaat sakit seperti ini.

"Aku takut meninggalkan Chan Hee." Ucapan lirih Rowoon itu membuat dada Renjun terasa sesak. Sungguh. Sejujurnya ia sendiri juga merasa takut dengan keadaan Chan Hee yang sering tiba-tiba menurun. Namun ia berusaha untuk tak terlalu memperlihatkannya. Karena ia harus bisa menjadi penopang bagi Rowoon dan juga paman Kang. Ia harus kuat.

"Aku akan menjaga Chan Hee, hyung. Jika terjadi sesuatu aku akan langsung membangunkanmu." Jawaban Renjun akhirnya membuat Rowoon luluh. Kalau boleh jujur, sebenarnya ia memang sangat lelah. Ia sangat mengantuk karena memang sejak semalam ia tak tidur. Ia terlalu takut meninggalkan Chan Hee.

"Aku akan tidur sebentar." Ucapan Rowoon itu membuat Renjun menghala napas lega. Ya, setidaknya namja Kim itu beristirahat walau sebentar.

Renjun mendudukkan tubuhnya ditempat yang tadi ditempati oleh Rowoon. Namja Huang itu menggenggam jemari sang sahabat dengan penuh kasih sayang. Menatap paras manis yang masih setia menutup mata itu dengan tatapan sendu. Sungguh. Renjun sangat merindukan Chan Hee yang cerewet. Merindukan senyuman yang selalu menghiasi wajah manis Chan Hee.

"Apa kau tak lelah tidur terus menerus? Bangunlah, Chan Hee. Aku, paman Kang, Rowoon hyung dan Jeno merindukanmu." Renjun berucap dengan lirih. Berharap Chan Hee mendengar ucapannya dan segera membuka mata. Ya, semoga saja.

.

.

.

TBC

Maaf ya, cuma pendek...
Lagi gak enak badan, ini aja suaraku ilang wkwkwk
Ampe gemes gak bisa teriak-teriak...
Tapi temenku malah bilang alhamdulillah karena lumayan gak dengerin aku ngoceh 😂😂😂
Malah curhat wkwkwkwk....
Pokoknya jangan lupa voment ya...
Sampai jumpa dichapter selanjutnya 😘😘😘😘

Saranghae
❤❤❤❤

Hold Me Tight 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang