"Sakura, kumohon!"
"Tunggu sebentar, Lee."
Musik dari band pesta pernikahan terdengar hingga ke kamar tamu kediaman Keluarga Uchiha. Ini sepertinya musik penutup, pesta hampir usai.
"Teman-temanku akan pulang dan aku ingin kau kembalikan novelku," Lee merengek di depan pintu kamar, dia berhasil melacak keberadaanku.
"Lima belas menit lagi?"
"Baiklah," jawab Lee, kudengar dia berlari menuruni tangga dan kembali ke pesta.
Kugigit-gigit kuku jempol sambil membaca paragraf demi paragraf yang menceritakan aksi mendebarkan. Ini dia. Naoki melawan Jinchuuriki satu-per-satu sampai dia terpojok di desa yang sepi di suatu tempat ...
Naoki meluruskan kedua kakinya yang telah berubah jadi batu, lalu melemparkan tubuhnya ke dalam kerumunan Jinchuuriki yang ganas menyerang mereka. Dalam medan perang penuh darah itu, Naoki terus melayangkan serangan, dia tampak seperti tanpa tujuan, namun dia berhasil menghindar. Bau busuk bangkai Jinchuuriki telah memenuhi udara. Walaupun Naoki masih melawan, tapi sesungguhnya dia tidak peduli lagi akan nasibnya. Dia berjuang hanya untuk balas dendam kematian Naomi. Tanpa kehadirannya, hidup Naoki hanya akan diselimuti kesengsaraan dan kehancuran. Ditinggalkan oleh Naomi hanya akan membuatnya menderita.
Namun setelah pertarungan berlangsung cukup lama, tiba-tiba dia memiliki harapan para Jinchuuriki itu dapat dikalahkan. Secara misterius, beberapa Jinchuuriki mati, tapi itu bukan karena serangannya. Ketika Naoki membuntuti kelompok iblis itu hingga ke seberang gunung, dia menemukan banyak sekali bangkai mereka di sepanjang jalan, dia semakin yakin ...
Jinchuuriki melirik Naoki sambil memamerkan gigi hitamnya yang berkilauan, membuat Naoki terjerat dalam ilusi. Dia lihat Naomi terengah-engah memegang dinding batu. Tubuh Naomi jatuh ke dasar jurang. Naomi, dia sudah pergi, sudah gugur, sudah meninggal. Kalah. Naoki mencengkeram kepalanya, berusaha lepas dari pengaruh ilusi Jinchuuriki ...
Kupejamkan mata sambil menekan novel itu ke dada hingga panik yang kurasakan reda. Aku kemudian melirik ke luar jendela, melihat lampu resepsi pernikahan yang berkelap-kelip. Para tamu sudah mulai meninggalkan pesta, karena jam hampir menunjukkan tengah malam.
Suara ketukan di pintu mengusik lamunanku. Ayah mengintip ke dalam, lega mendapatiku cuma sendiri.
"Sakura, aku akan antar Sasori pulang," kata Ayah sambil mengendurkan dasinya. "Dia mabuk parah."
Rasa bersalah menyelimuti diri. Karena sungguh ingin menghabiskan waktu bersama Sasuke, aku jadi lupa dengan teman kencanku sendiri, sampai-sampai bukan aku yang mengantarnya pulang. "Terima kasih, Ayah."
"Jangan sampai kau dapat masalah dengan bocah Uchiha itu," Ayah memperingatkan.
Aku mengerang. "Ayah, umurku sudah lebih dari lima belas tahun."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Pirouette of Whitewater
Fanfiction-- SasuSaku Fanfiksi -- 🍃 [SELESAI] • Naruto © Masashi Kishimoto • Bagi masyarakat luas, Uchiha Sasuke adalah seorang penulis ternama, namun bagi Haruno Sakura, dia pria yang tega menghancurkan hatinya demi mengejar karir. Di sisi lain, Sakura sang...