THE PIROUETTE OF WHITEWATER
Draf 1.28
© 2018 Uchiha Sasuke
28. DEWA LANGIT
Kita berusaha agar tidak jatuh.
Namun kapal perang ini terus bergoyang, dibombardir dari semua sisi, api menyala dimana-mana, guncangan ini akan terus ada sampai kita tenggelam ke dasar lumpur keruh, tempat peristirahatan bangkai-bangkai kapal perang lainnya. Terkadang kita tidak lihat rintangan itu sampai kita tergelincir dan jatuh ke laut, di mana gravitasi terus menarik kita tanpa ampun. Tak ada udara. Paru-paru tak berguna. Tak ada kata di tempat tulang-belulang dan sisa kapal perang tergolek. Endapan kerak berusia ribuan tahun menyelimuti tubuh kita dan menyelubungi kita di gua yang kelam, tempat para ikan yang buta dan makhluk aneh lainnya berenang dalam gelap. Sungguh dalam, begitu dalam. Terkadang kita tergelincir dan jatuh ke langit yang luas. Tanpa bobot, tanpa beban, mendorong ucapan ini begitu tinggi, amat tinggi. Udara yang dingin membakar tubuh kita dan bukankah kita melambung tinggi? Bukankah anggota tubuh kita sudah ditumbuhi bulu malaikat seperti dewa-dewa langit?
Oh, Tuhan, Sakiko, bukankah kita terbang?
Kita injak tanah ketika dengar gelombang yang merangkak di rerumputan Festival Odori, bergemelut dari senar gitar menuju pengadilan hitam-putih. Mereka lilitkan berlian di sekeliling jarimu - yang mengikatmu padaku. Kudengar lagi ketika kau menempelkan telingamu di dadaku. Bawa aku kembali ke hotel, katamu, dan jadikan aku milikmu. Gerimis Sunagakure menampar wajah kita saat kau berjalan di belakangku menuju surga kita, tanganmu ada di pinggangku.
Kapan kau akan menikah denganku, Sakiko? Kau sudah pakai cincinku selama sebelas bulan.
Kapan kau akan bercinta denganku, Taka?
Saat kau menetapkan tanggal. Ketika aku bercinta denganmu, aku ingin tahu itu untuk selamanya.
Tapi kau sudah tahu aku milikmu.
Aku ingin jadi suamimu, ucapku padamu. Jemariku mendorong denim dari pinggulmu dan aku merangkak seperti gelombang di kulitmu sampai kutemukan tempat yang membuatmu bersenandung. Aku akan menikahimu Bulan Mei, rintihmu ketika kau meraih kenikmatan di tanganku, otot-ototmu meremas jemariku. Mei bulan yang baik, aku berbisik. Itu bulanmu, tanpa salju dan badai, hanya ada dedaunan hijau, akar, dan kehidupan. Akan kujadikan kau istriku di Bulan Mei. Sekarang ikat aku ke tanah, Sakiko, sebelum aku jatuh dari tahtamu ini ...
Aku bercinta denganmu di tempat tidur motel.
Kukecup cincin berlianmu dan mengerang aku milikmu. Aku milikmu. Aku milikmu. Aku milikmu. Kau kepang rambutmu agar aku bisa melepasnya. Kukubur diriku di lekuk tubuhmu dan bercak darahmu menodai seprei putih bagai batuan rubi selagi aku berada di atasmu. Kemudian kau tempatkan aku di tahtamu dan menjadikan aku seorang raja.
Dan tetap saja, aku jatuh.
•••
Aku ingin melupakan Jinchuuriki, tapi mereka tetap terus menghantui.
Aku ingin terus meringkuk dan menahan fajar agar tidak terbit, karena aku takut dengan apa yang mereka bawa. Takut Sasuke akan mengetuk pintu dan mengusirku, karena dia tidak menginginkanku lagi. Ini mungkin tidak rasional atau tidak berdasar, tapi tetap saja itulah ketakutanku. Berulang-ulang kali surat singkat Sasuke bermain di dalam kepala. Kulewatkan sesuatu yang penting, inti dari permasalahan, dan ketidaktahuanku ini bagai menusuk-nusuk tulang rusuk - terus berusaha menarik perhatianku. Kendalikan dirimu, Sakura.
Aku tidak mau tahu - bukan hanya apa yang ditulis Sasuke dalam surat itu, tapi juga bagaimana dia menulis, kapan dia menulis ...
Sakura,
Tinggallah di rumah. Aku tidak ingin melihatmu lagi. Hubungan kita sudah berakhir.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Pirouette of Whitewater
Fanfiction-- SasuSaku Fanfiksi -- 🍃 [SELESAI] • Naruto © Masashi Kishimoto • Bagi masyarakat luas, Uchiha Sasuke adalah seorang penulis ternama, namun bagi Haruno Sakura, dia pria yang tega menghancurkan hatinya demi mengejar karir. Di sisi lain, Sakura sang...