Bab 12

2.6K 368 76
                                    

THE PIROUETTE OF WHITEWATER [RENCANA JUDUL]

Draf 1.13

© 2018 Uchiha Sasuke

13. TANGISAN PATUNG

Kepala kosong mereka dipenuhi oleh Izuho. Tampaknya semua anak lelaki berusia tiga belas tahun di Konohagakure bangun tidur dengan cairan lengket di dalam celana piyama mereka, karena mimpi Uchira Izuho. Mereka - para tim bisbol - sedang membicarakannya sekarang saat berjalan menuju pemakaman.

Taka rasanya ingin muntah.

Saat itu tanggal 23 Juni, hari ulang tahunnya, dan bibinya mengundang seluruh tim bisbol untuk malam malam seusai pertandingan. Mereka makan pizza dan kue ulang tahun yang dibentuk menyerupai bola bisbol, lalu memutar film yang tak ditonton seorang pun, mereka lebih suka saling lempar bantal. Sekarang hampir tengah malam dan orang tua Taka sudah tidur dari tadi. Kejadian ini berlangsung sebelum Keluarga Uchira pindah rumah sepuluh menit dari pusat kota.

Semuanya terus mengoceh saat mereka berbelok di sekitaran pusara yang dilapisi embun malam tentang betapa seksinya saudara perempuan Taka itu.

"Tutup mulutmu," geram Taka pada para pemain bisbol, cahaya senter mereka berayun-ayun di permukaan batu nisan yang lapuk dimakan usia. "Dia saudaraku!"

"Bagus. Berarti kau bisa curi celana dalamnya untuk kami!" seru salah seorang anak yang menjengkelkan, dia lelaki berambut pirang yang senang mengejek Taka bertahun-tahun lalu. Tapi tubuh Taka kini lebih tinggi dari sebagian mereka, ini perkembangan yang paling disenangi Taka sejak beberapa bulan terakhir. Dia bisa melayangkan tatapan penuh intimidasi pada mereka sekarang, kecuali Itsuki. Dan Itsuki-lah yang mengalahkan Taka kali ini. Dia hajar anak itu hingga mereka berdua berguling-guling di tanah.

Taka memutar matanya, lalu berjalan dengan susah payah menembus kegelapan, meninggalkan tim bisbol di belakang. Sebenarnya, dia juga mimpi basah dan naksir berat dengan seorang teman sekelas Izuho. Gadis itu senang pakai rok berenda, rambutnya pirang dengan pinggul dan payudara yang nyaris tak ada, bibirnya terus-terusan dipoles lip-balm. Taka belum pernah senaksir ini pada seseorang sebelumnya. Dengan lirikan mata, Taka selalu mengikuti kemana pun gadis itu melangkah saat dia datang berkunjung, lalu malu-malu mengalihkan tatapannya ketika ketahuan sedang mengamati gadis itu mengerjakan pekerjaan rumah atau mengecat kuku bersama Izuho. Sakiko bahkan tahu Taka naksir gadis itu, karena dia beberapa kali tidak mau melatihnya main gitar. Akhirnya, Sakiko dengan marah pergi meninggalkan kediaman Keluarga Uchira dengan bersepeda, gitar merah muda tersampir di bahunya yang kurus, dia ingin tahu kenapa Taka terus-terusan menunda sesi musik mereka. Teman Izuho menyeringai pada Sakiko, bertanya pada Taka siapa bocah itu.

"Itu Sakiko," jawab Taka, "gadis yang tinggal di seberang jalan."

Setelah sebuah argumen di mana Sakiko memanggil Taka wombat-berotak-barnakel dan Taka tertawa terbahak-bahak (yang membuat Sakiko makin marah), dia berhasil meyakinkan Sakiko bahwa dia bisa naksir seseorang sekaligus tetap jadi temannya. Sakiko memelototi Taka sambil melipat kedua tangannya.

"Jangan menciumnya. Itu menjijikkan."

Taka mengerutkan hidung. "Aku tidak bisa menjanjikan itu."

"Ya, setidaknya berjanjilah padaku kau akan tunggu sangat-amat lama."

"Terserahmu saja. Aku akan menunggu."

Sakiko tersenyum puas padanya dan Konohagakure kembali jadi tempat yang lebih cerah.

Taka tidak pernah mencium teman Izuho itu. Tapi tiga tahun kemudian, saat malam Halloween, dia mencium Sakiko.

Tim bisbol Taka masih saling gelut di belakang, di balik nisan marmer yang sudah retak. Terdengar suara makian Itsuki, menyuruh anak lelaki itu menarik kembali ucapannya tentang celana dalam Izuho. Bagus. Taka ingin lihat sendiri patung wanita itu.

The Pirouette of WhitewaterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang