"Jas hujan?"
"Ada."
"Pertolongan pertama?"
"Mm-hmm."
"Cemilan rendah kalori untuk Itachi?"
"Ada, Izumi."
"Bagaimana dengan tisu?"
"Izumi!" Kupukul kap depan mobil yang saat ini dia kerjakan. Izumi sedang memerbaiki mobil, satu-satunya yang kelihatan adalah kedua kakinya, sisa tubuhnya yang lain berada di bawah mobil. Kakinya tersentak. Dia mendesis padaku.
"Astaga, Sakura, jangan pernah lakukan itu pada montir yang sedang bekerja!"
"Kita sudah mendaki gunung sejak masih pakai popok. Aku tahu betul apa saja yang harus dibawa."
"Terkadang kau melupakan sesuatu."
"Satu kali. Cuma satu kali, namun kau tidak akan pernah melupakannya."
"Ya, dan itu pertama kalinya aku harus mengelap pantatku dengan daun."
Salah seorang mekanik yang sedang memerbaiki minivan warna biru terkekeh, dan aku baru sadar suara kami masih bisa terdengar oleh orang lain, walaupun logam berdentangan dan mesin bergaung di bengkel mobil ini.
"Jangan khawatir, kau aman kali ini." Tapi diam-diam kubuka ritsleting tas untuk memastikan sekotak tisu sudah ada di sana, untuk jaga-jaga. Tisu itu terletak di sebelah botol air minumku. Bagus. Izumi punya keahlian untuk membuatku mempertanyakan diri sendiri.
Aku juga bawa novel Jurang Naomi. Setelah hampir menyebabkan kerusuhan antar penggemar remaja minggu lalu di acara tanda-tangan novel Sasuke, aku merasa sangat bersalah sampai-sampai rela untuk membacanya - walaupun itu berarti membaca aku versi fiksi. Tapi antara mengerjakan beberapa proyek (musim panas adalah musim bagi para turis), tugas pendamping pengantin wanita, dan berusaha keras untuk melupakan dia sepenuhnya, aku cuma punya sedikit waktu untuk membaca. Dan sepertinya aku juga tidak punya waktu untuk membaca hari ini.
Aku dan Tenten berencana mendaki lembah air mancur panas sepanjang tiga belas kilometer di sisi utara Taman Nasional Ogano, tidak terlalu jauh dari Sunagakure. Tenten ingin mengambil foto-foto indah dari tebing di sepanjang sungai untuk brosur yang sedang dia buat. Jadi kami putuskan untuk melakukan perjalanan di hari Sabtu. Izumi dan Itachi bergabung dengan kami. Pernikahan mereka akan berlangsung empat minggu lagi, dan mereka sungguh sibuk mengatur penginapan di hotel, kelengkapan akhir acara, berbagai rincian vendor, dan bridal shower besok sore. Jadi mereka bilang mereka butuh istirahat.
Akasuna Sasori juga ikut menjelajah bersama kami hari ini. Dia baru saja menyelesaikan tiga hari petualangan sepeda gunung (yang sekarang juga dilakukan Sai akhir pekan ini), membimbing sekelompok orang di sepanjang medan berbukit di Taman Nasional. Tapi Sasori adalah yang paling buas di antara kami semua dan dapat menangani penjelajahan ini dengan mudah. "Tentu saja aku akan datang. Tidak ada yang lebih baik daripada hari libur yang tenang," jawab Sasori ketika aku mengundangnya. Sasori tampaknya tidak keberatan Izumi juga ikut, asalkan ada Itachi.
Izumi berguling keluar dari bawah mobil, melepaskan sarung tangannya, dan menyerang wajahnya dengan lap minyak. Sekarang baru pukul delapan pagi, namun dia sudah menghabiskan waktu dua jam di bawah mobil. Dia ingin menyelesaikan mobil ini sebelum kami menjelajah agar pemiliknya dapat mengambil mobil di Hari Senin. Kuulurkan tangan pada Izumi, dan dia meraihnya sambil berdiri.
"Shino, yang ini sudah selesai kuperbaiki," Izumi memanggil seorang mekanik yang berdiri di seberang bengkel.
"Oke. Sampai jumpa hari Senin, Uchiha."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Pirouette of Whitewater
Fanfic-- SasuSaku Fanfiksi -- 🍃 [SELESAI] • Naruto © Masashi Kishimoto • Bagi masyarakat luas, Uchiha Sasuke adalah seorang penulis ternama, namun bagi Haruno Sakura, dia pria yang tega menghancurkan hatinya demi mengejar karir. Di sisi lain, Sakura sang...