Hampir pukul satu sampai aku dan Neji dapat beristirahat, lalu menuju Choji's Deli. Tenten tidak bergabung dengan kami karena dia ada pertemuan dengan klien saat makan siang. Staf kami telah memesan makanan untuk diantar ke kantor dari satu jam yang lalu, tapi kami memilih keluar, ingin menikmati hari-hari terakhir Bulan Juni.
Dahi Neji berkerut, lalu menoleh ke belakang. "Apa seseorang mengambil foto kita?"
Kuikuti arah pandang Neji melintasi teras restoran, tapi aku tidak lihat seorang pun. "Sepertinya tidak."
Sudah berminggu-minggu sejak aku terakhir makan siang berdua saja dengan Neji. Kami sudah berteman sejak tahun kedua kuliah, ketika dia pertama kali ke kamar asrama kami untuk mengerjakan tugas desain grafis bersama Tenten. Aku punya firasat dari dulu bahwa Neji dan teman sekamarku itu akhirnya akan menjalin hubungan romantis, sekali pun mereka tidak pernah berkencan sampai kami hampir lulus kuliah.
Memiliki Tenten dan Neji sebagai teman sangat penting bagiku, karena mereka tidak kenal aku sejak kecil. Mereka tidak kenal aku seperti teman-temanku yang lain di Konohagakure. Ketika pernikahanku dan Sasuke berakhir, kehadiran mereka berdua sangat berarti. Lagi pula, Sasuke di Tsurui juga bertemu orang baru seperti Karin yang tidak tahu apa-apa tentang masa kecil kami bersama. Demikian juga dengan Tenten dan Neji, mereka adalah teman-teman aku, bukan teman-teman kami.
Walau demikian, Neji dan Tenten tetap kenal dengan Sasuke. Mereka punya kesempatan untuk mengamati kami selama pernikahan singkat itu, itulah sebabnya kenapa aku pertimbangkan untuk bicara subjek sensitif ini dengan Neji.
Kuletakkan sendok sup dan kutatap Neji lekat-lekat yang tengah melahap sepotong roti berukuran besar. "Boleh aku bertanya sesuatu?"
Neji berhenti di tengah gigitan, lalu meletakkan rotinya. "Tentu saja. Apa itu?"
"Ini mungkin datang secara tiba-tiba, entah dari mana asalnya ..."
Neji mencibir. "Maaf, aku sudah tidur dengan Tenten agar bisa naik ke jenjang karir paling atas. Jangan tersinggung. Kurasa aku tidak perlu lagi menjalani rute tidur dengan bos agar dapat jabatan."
Aku pura-pura menendang kakinya di bawah meja. "Aku serius, Neji. Tapi sekarang setelah kau menyebut itu, sepertinya ada beberapa bawahan yang berhak dapat promosi jabatan."
Neji mengangguk, seolah-olah benar mempertimbangkannya. "Guren sepertinya siap untuk tidur denganmu agar bisa naik jabatan. Dia sudah lama gatal ingin menduduki posisi 'Senior Designer'."
Aku mengerang. "Tahu tidak, kau orang kedua yang menyuruhku pindah haluan dan menjalin hubungan romantis dengan wanita."
Neji tertawa geli. "Aku perlu dengar tentang orang pertama yang menyuruhmu jadi lesbian."
"Nanti," kulambaikan tangan pada Neji, mencari cara terbaik agar dia mau jawab pertanyaanku. "Kembali ke awal. Aku tahu kau tidak sering bergaul dengan Sasuke ketika kita kuliah. Tapi, seingatmu, apa dia terlihat bahagia?"
Neji berhenti tertawa saat memikirkankan pertanyaanku, dia mengingat kembali hari-hari ketika dia dan Tenten datang ke apartemen kecil kami untuk mengerjakan tugas atau sekedar nonton film. "Sulit untuk mengatakannya, Sakura. Maksudku, aku benar-benar tidak dekat dengan Sasuke. Dia baik, percaya diri, orang-orang menyukainya, begitu berbakat."
"Tapi apa dia terlihat bahagia menurutmu?"
"Dia sepertinya puas dengan kehidupan saat itu dan lebih suka bersikap tenang. Tapi, tentu saja, kau lebih tahu."
Benarkah? Puas tidak sama dengan bahagia - hanya itu yang kuketahui dengan pasti.
"Uchiha begitu tergila-gila padamu," lanjut Neji. "Kami tahu kapan seorang pria sungguh jatuh cinta pada seseorang. Dia mengikutimu ke sekeliling ruangan dengan tatapan matanya, selalu rileks ketika dia mendengarmu tertawa." Neji mengangkat bahu, jelas tidak nyaman dengan percakapan ini. Neji biasanya memang menjauhkan diri dari segala sesuatu yang berhubungan dengan curahan hati. Jika seorang rekan kerja wanita hendak menangis, Neji orang pertama yang keluar dari ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Pirouette of Whitewater
Fanfic-- SasuSaku Fanfiksi -- 🍃 [SELESAI] • Naruto © Masashi Kishimoto • Bagi masyarakat luas, Uchiha Sasuke adalah seorang penulis ternama, namun bagi Haruno Sakura, dia pria yang tega menghancurkan hatinya demi mengejar karir. Di sisi lain, Sakura sang...