THE PIROUETTE OF WHITEWATER
Draf 3.35
© 2018 Uchiha Sasuke & Haruno Sakura
35. PERSEMBUNYIAN TELUR PASKAH
"Sepertinya setelah lulus SMA nanti, aku akan keliling dunia. Sejauh yang kubisa," kata Inori sambil meletakkan telur Paskah di bawah pagar.
Sakiko menyerahkan satu lagi keranjang padanya. "Atau kau juga bisa kuliah di luar negeri."
"Ssh, kau terdengar seperti guru konseling. Untuk saat ini aku tidak ingin kuliah, mungkin suatu hari nanti. Jangan lihat aku dengan tatapan tak senang begitu. Ada kerutan lucu di antara alismu. Kuliah itu bukan untuk semua orang, dan ibuku senang aku ingin tetap berada di sini sambil membantu yayasan rumah sakit." Dia raih cabang pohon, lalu membuat kesimpulan bahwa cabang itu terlalu tinggi untuk anak-anak. Inori menyembunyikan telur warna-warni di antara akar pohon. "Siapa tahu mungkin aku akan pergi ke Tsurui denganmu dan Taka tahun depan dan mencari informasi tentang sekolah seni di sana, kecuali kalau kalian pengantin baru tidak ingin ada obat nyamuk. Hei, bukankah ulang tahun pertama pernikahan kalian sebentar lagi?"
"Bulan depan." Sakiko meletakkan sebutir telur ke dalam gerombolan bunga bakung warna kuning. "Taka berencana membawaku ke restoran Gifu segera setelah kelasku selesai. Kudengar dia bicara dengan ayahnya tentang hal ini."
Inori menghela napas. "Begitu romantis. Pria itu sungguh sempurna. Omong-omong, dia ke mana? Begitu khotbah berakhir, dia langsung kabur dari gereja - seolah-olah Pendeta akan memaksanya tinggal untuk dengar khotbah lagi."
"Kalau tidak salah Ibu Taka menyuruhnya pergi ke toko buah untuk beli nanas. Aku yakin dia tengah terjebak dalam pembicaraan tentang bisbol dengan ayah tiriku," jawab Sakiko. Tapi setelah Inori bicara seperti itu, Sakiko langsung sadar Taka telah pergi hampir satu jam lamanya. Sakiko mengamati halaman gereja, mencari-cari Taka di antara para relawan yang menyembunyikan telur Paskah dan anak-anak yang gelisah sambil memegang keranjang kosong. Tidak ada Taka.
Inori bagai membaca pikiran Sakiko. "Silakan jika kau ingin mencarinya, aku bisa menyembunyikan tiga telur terakhir ini sendiri."
"Terima kasih. Simpan sebutir untuk kita bagi dua." Sakiko menyerahkan keranjang telur pada temannya dan berjalan di sisi-sisi gereja untuk mencari Taka. Tapi sebelum Sakiko sempat memanggil Taka, dia sudah lihat suaminya itu di seberang halaman, dekat pinggir hutan. Tanah di sekitar sana lunak dan berlumpur karena dimandikan hujan tadi pagi, jadi Sakiko melepaskan sepatunya dan berjalan tanpa alas kaki melewati rumput yang licin. Barulah Sakiko kemudian memanggil Taka.
"Hai, Taka, tujuan kita berada di sini adalah untuk menyembunyikan telur, bukan menyembunyikan diri."
Taka buru-buru memasukkan sesuatu ke dalam saku belakangnya dan menoleh ke arah Sakiko dengan tatapan mata yang hancur.
"Taka?" senyum Sakiko memudar.
"Apa perburuan telur sudah selesai? Cepat sekali." Taka gelisah. Sakiko dengan hati-hati meletakkan tangannya di lengan Taka yang disilangkan, namun dia cepat-cepat menurunkan tangannya ketika Taka mundur.
"Ada apa?" tanya Sakiko.
Taka bersandar di pohon, getah dari kulit kayu telah menodai kemejanya.
"Bicaralah padaku," Sakiko kembali mencoba.
Taka menghirup napas dalam-dalam. "Aku muak - tidak, aku jijik - dengan perbuatanku sendiri."
Tubuh Sakiko membeku. "Apa yang telah kaulakukan?"
"Aku duduk di bangku gereja terkutuk itu, aku telah duduk di bangku yang sama sejak berusia tujuh tahun, mendengarkan Pendeta bicara tentang cinta, pengampunan, iman, dan semua hal yang seharusnya kupedulikan. Tapi kau tahu apa yang ada di kepalaku?" Suara Taka pecah. "Berapa lama lagi aku harus duduk di sana sebelum dapat berlari sekencang-kencangnya dari gereja dan melupakan semua yang telah kudengar?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Pirouette of Whitewater
Fanfiction-- SasuSaku Fanfiksi -- 🍃 [SELESAI] • Naruto © Masashi Kishimoto • Bagi masyarakat luas, Uchiha Sasuke adalah seorang penulis ternama, namun bagi Haruno Sakura, dia pria yang tega menghancurkan hatinya demi mengejar karir. Di sisi lain, Sakura sang...