Bab 3

3.7K 456 39
                                    

THE PIROUETTE OF WHITEWATER [RENCANA JUDUL]

Draf 2.5

© 2018 Uchiha Sasuke

4. SAKIKO DAN FESTIVAL ODORI

Band musik yang sedang di atas panggung itu bernama Amaterasu. Mereka band rock lokal yang diundang untuk tampil di festival bergengsi Odori pada tahun 1998. Dengan rambut berminyak, celana jins robek dan kemeja flanel, mereka bagai menghipnotis orang banyak dengan permainan gitar listrik dan biola hingga semua mata yang menghadiri festival ini tertuju pada mereka.

Orang tua angkat Taka menutup telinganya dan telinga Izuho setelah kata 'keparat' keluar dari para fans fanatik, mereka nyaris mengarahkan anak-anak ke area yang lebih aman, tempat pertunjukan orkestra di panggung lain, jauh di ujung jalan. Di sebelah mereka, Sakiko yang berusia delapan tahun sedang bersama ibunya. Mereka sama-sama pakai baju kaus band musik serupa. Mereka berdansa mengiringi alunan musik. Mereka menari kian-kemari, sama sekali tidak sadar bahwa orang tua angkat Taka kurang suka dengan tingkah itu.

"Mungkin sebaiknya kita lihat rombongan dansa tadi," saran Dokter Uchira. "Kau menyukai mereka, bukan?"

Taka mengangkat bahu. "Mereka biasa-biasa saja." Taka mengatakan hal yang sama tentang pemain biola klasik, pria yang beraksi dengan ratusan sendok, wahana karnaval, pelukis yang menggunakan kaki, aksi roda gila pemain sepeda motor. Dia tidak keberatan melihat sulap api, tapi itu hanya karena Sakiko begitu terpesona oleh trik penuh risiko mereka. Dia lebih suka melihat Sakiko tertawa daripada pemandangan gedung pencakar langit yang membelah angkasa. Ketika Sakiko tertawa, seluruh tubuhnya juga ikut tertawa.

Bibi Taka dengan lembut merapikan rambutnya, membuatnya tidak nyaman. Taka masih kesulitan menganggapnya sebagai 'Ibu', dan lebih sulit lagi ketika dia harus memanggilnya Ibu. Baginya, panggilan itu khusus untuk satu orang saja - wanita cantik yang mengenakan gaun merah muda dan melaju di sepanjang Pantai Otogakure dengan mobil konvertibel. Jika ibunya itu masih ada, dia akan membiarkan Taka tetap tinggal dan mendengarkan band musik Amaterasu tanpa rasa khawatir.

Sakiko menarik-narik lengan baju Taka, menatapnya dengan semangat. "Ayo kita berdiri lebih dekat. Aku ingin lihat gitar." Mereka berjalan menembus ratusan orang yang mengenakan pakaian khas karnaval, wig berwarna biru, gaun berkilauan, dan payung berwarna cerah. Taka berada dekat dengan Sakiko. Dia masih bisa mencium wangi permen kapas yang tadi dimakan Sakiko. Dokter Uchira ikut di belakang, menjaga anak-anak agar selalu berada dalam jarak pandang. Mereka merunduk di bawah lengan orang banyak dan menerobos masuk hingga sampai di ujung panggung.

Anggota band mengganti gitar listrik mereka dengan akustik untuk memainkan balada. Musik itu terdengar menenangkan dan kerumunan di sekitar mereka duduk di tanah.

"Wow," desah Sakiko, matanya tertuju pada jemari gitaris yang asik memetik gitar. "Taka, aku ingin belajar cara melakukan itu." Sakiko mencengkeram tangan bocah itu. Taka tidak menariknya sama sekali.

Balada yang mereka mainkan terdengar sedih, namun kuat. Akord sederhana itu bagai menari di dalam telinga mereka, bak sihir. Mereka begitu tenggelam dalam musik itu, sama sekali tidak terpengaruh oleh hiruk-pikuk tabuhan drum band rock di paviliun sebelah. Hilang sudah semua yang telah berlalu. Ketika musik dimainkan, hal lain bergolak jadi abu-abu.

Karena musik inilah Taka dan Sakiko jadi fans sejati Festival Odori. Mereka belajar main gitar. Mereka tulis musik sendiri. Mencoba instrumen lain - piano, perkusi. Dan setiap peringatan Hari Ulang Tahun Sunagakure, mereka kembali ke Festival Odori untuk mengarungi kerumunan orang dan ditelan oleh musik.

Berulang kali, sampai kehidupan mendorong mereka 2.500 mil, 2.500 hari, dan terpisah jauh.

•••

The Pirouette of WhitewaterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang