Feel So Uhh...!

6.9K 721 19
                                    

Krist's Side

Hari ini hanya ada satu jadwal operasi untuk Kit, Ia tidak terlalu terburu-buru untuk sampai di Rumah Sakit karena operasi akan dimulai pukul 1 siang. Ia masih sempat merapihkan seluruh apartemennya yang ehm.. sedikit berantakan. Kit harus selalu memastikan apartemennya bersih dari debu dan kotoran agar alerginya tidak akan muncul. Kit tidak suka sakit, karena itu akan menghambat kegiatan favoritnya yaitu mengoperasi pasien.

Kit menuju kamar mandi setelah selesai membuat seluruh ruang apartemennya terlihat mengkilap, ia masih punya waktu untuk sekedar menikmati sarapannya dan menonton acara televisi.

Setelah selesai mandi, Kit menuju Walk in Closet untuk mempersiapkan penampilannya. Walau ia seorang dokter tetapi ia harus tetap terlihat fashionable. Berbagai pakaian dari brand terkenal berjajar rapih di lemarinya. Kit hanya menyukai kemeja slim fit dan celana bahan berwarna gelap untuk setiap penampilannya ke rumah sakit. Ia tidak suka menggunakan jas dan dasi seperti rekan-rekannya, walau itu adalah peraturan resmi rumah sakit tentu saja ia tidak peduli dengan semua itu.

"Woah.. tampannya diriku, bisa-bisa aku mencintai diriku sendiri karena terlalu tampan." Kit bermonolog sambil memperhatikan dirinya di depan cermin.

Ketika sedang asik mempersiapkan diri, tiba-tiba handphonenya bergetar dan menampilkan nama Dokter Kecil dilayarnya.

"Shia... kenapa dia pagi-pagi sudah menghubungiku, masih terlalu pagi untuk ku di buat repot oleh manusia kecil bernama Gun Attaphan" Kit menggerutu tidak suka, walaupun pada akhinya ia mengangkat panggilan itu juga.

"Ada apa?" tanpa basa-basi Kit menjawab teleponnya.

"Sopan sekali anda Dokter Krist" Jawab Gun di sebrang Telepon.

"Cepat katakan, aku malas mendengarkan omong kosongmu dipagi hari yang seharusnya cerah ini"

"Dasar Penyihir, tidak bisakah bersikap lemah lembut padaku yang imut ini"

"Memangnya kau Noah Mills sampai-sampai aku harus bersikap baik padamu, sebenarnya ada apa kau menghubungi ku?"

"Cepatlah kau datang ke Rumah sakit, hari ini akan ada pembahasan operasi besar. Yang aku dengar Profesor Nat akan turun langsung untuk menangani pasien ini. Kau tau aku tidak suka dengan si Profesor angkuh itu, datanglah untuk mengacau aku yakin dia tidak lebih baik darimu"

"Heh.. Dokter Mini, kau pikir aku pengacau. Ngomong-ngomong operasi apa yang akan dibahas hari ini?"

"Sudah tidak usah banyak tanya, datang saja ke sini secepatnya. Aku malas harus menceritakan panjang lebar. Silahkan kau dengar sendiri nanti di ruang konferensi. Aku tutup teleponnya. Bye.. Penyihir" Gun menutup telepon secara sepihak.

Kit penasaran dengan operasi yang akan dilakukan Profesor Nat. Pria yang sudah lama tidak menyentuh pisau operasi karena lebih fokus pada penelitiannya mengapa memutuskan untuk terjun langsung pada operasi itu. Siapa sebenarnya yang akan ia operasi.

Kit segera menuju rumah sakit dan lagi-lagi ia harus melewatkan sarapan paginya. Sungguh manusia kecil itu membuatnya penasaran.

Kit memasuki ruang konferensi, semua orang sudah berkumpul didalam ruangan. Kit yakin akan ada operasi besar yang melibatkan orang penting karena semua dokter ahli dan bahkan direktur rumah sakit telah berkumpul saat ini. Kit menghampiri Gun dan segera menduduki kursinya.

"Sebenarnya siapa yang akan dioperasi?" tanya Kit pada Gun

"Tunggu saja, sebentar lagi pertemuan ini akan dimulai"

Suasana formal seperti ini rasanya membosankan bagi Kit, berkali-kali Kit menghembuskan nafasnya dengan kasar. Ia membenci hal-hal yang membuat waktunya terbuang percuma, tetapi omongan pria kecil di sebelahnya membuat Kit sangat penasaran dengan situasi sekarang.

"Selamat pagi semua, hari ini kita akan membahas tindakan operasi untuk Tuan Tum Sinamuwang yang akan dilakukan oleh Profesor Nat Sadakorn. Saya persilahkan Profesor Nat untuk menjelaskannya secara rinci" Asisten direktur memulai pertemuan ini.

"Selamat Pagi.. Saya akan menjelaskan tentang kondisi pasien. Tuan Tum Sinamuwang berumur 50 tahun didiagnosa dengan kanker pankreas stadium 3 dan terdapat tumor sebesar 5 cm pada kepala pankreas, untuk itu kita akan melakukan tindakan Pancreatiduodenectomy (operasi besar yang akan mengangkat tumor kanker pada kepala pankreas dan pengobatan trauma pankreas atau duodenum) dalam operasi kali ini."

"Tunggu sebentar" Kit mengangkat tangannya dan segera berjalan menuju layar monitor untuk melihat hasil pemeriksaan terhadap pasien. Kit memperhatikan dengan saksama hasil X-ray pasien.

"apa yang anda lakukan Dokter Krist" Tanya Profesor Nat kepada Krist

"Bagaimana jika kanker sudah menyebar ke mesentrika arteri superior atau vena portal?" Kit bertanya tanpa mengalihkan pandangannya dari layar monitor

"Kami akan mengangkat tumor di kepala pankreas dan kami akan melakukan hal yang sama dengan tumor di sekitar pembuluh darah. Selanjutnya akan dilakukan kemoterapi untuk melemahkan tumor yang tumbuh di dalam pembuluh darah" Jelas Dokter Nat.

"Dengan kata lain anda menyisakan tumor di dalam arteri dan membiarkan tumor itu tumbuh kembali."

"Dokter Krist Perawat anda mungkin lupa dengan pengetahuan bahwa seorang ahli bedah seharusnya tidak menyentuh mesenterika arteri superior"

"Untuk itu saya akan melakukannya pada pasien, biarkan saya mengambil alih operasi Tuan Tum Sinamuwang" ucap Kit dengan penuh ketegasan dan rasa percaya diri yang tinggi.

"Anda tidak bisa melakukan operasi ini Dokter Krist, karena jika operasi ini gagal bukan hanya reputasi dokter yang akan dipertaruhkan tetapi juga nama baik rumah sakit ini, karena pasien adalah pimpinan redaksi Healthy Magazine terbaik di Thailand." Terang aisisten direktur kepadanya.

"Saya mampu menjalankan operasi ini, karena saya tidak pernah gagal"

Suasana menjadi tegang setelah Kit mengajukan permohonan untuk mengambil tindakan pada pasien, semua dokter dan perawat yang hadir memperhatikan dan mengomentari keberanian Kit menyela seorang Profesor Nat. Bagi Mereka itu adalah tindakan paling tidak etis bagi posisinya sebagai seorang dokter yang tidak memiliki jabatan apapun di dalam struktur organisasi rumah sakit.

"Tolong keluarkan Dokter Krist dari ruangan ini" Titah direktur rumah sakit kepada beberapa perawat yang duduk di dekat Kit.

Kit ditarik paksa keluar dari ruang konferensi oleh beberapa perawat suruhan Direktur Rumah Sakit. Ia tidak diizinkan untuk kembali ke dalam ruangan itu, sudah terbiasa dirinya diusir paksa saat konferensi.

Kit berjalan menuju lantai teratas dari Rumah Sakit ini menghirup udara segar untuk mengembalikan moodnya, dia harus mempersiapkan diri untuk operasi yang sudah dijadwalkan siang ini. Tanpa Kit sadari semua gerak-geriknya di dalam ruang konferensi tadi diperhatikan secara detail oleh seseorang melalui monitor yang ada di ruang kerja barunya. Seseorang yang telah menandai Kit sebagai miliknya.


Apa kabar semuanya? semoga tetap dalam mode mendukung cerita ini . Chapter ini bagian Krist Emesh Perawat dulu ya. Biar pada tau kenapa babang nempel banget kaya sticker ke si dedek.. Eaaaa!!!

Selamat menikmati cerita icikiwir dari penulis osnon yang sedang ribet mengahadapi dunia nyata di kayangan 

Jangan lupa di like like ya biar literally cerita gue wich is rankingnya up up terus gitu deh


*Semesta Mendukung Peraya*


The Air I BreathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang