Singto sibuk memilih pakaian apa yang harus ia kenakan pagi ini, ada banyak meeting dengan kolega besar dan ia harus tampil sesempurna mungkin. Ia hampir saja mengacaukan satu walk in closet hanya untuk memilih stelan jas dan teman-tamannya.
"Sayang... bisa bantu aku memilih pakaian" Singto menghampiri Krist yang masih saja setia bergulung di dalam selimut.
"Hmmm...."
"Sayang buka mata mu dahulu, aku butuh bantuan mu"
"Hmmm..." Krist tetap tak membuka matanya, ia justru semakin menutup tubuhnya dengan selimut.
"Sweetheart, wake up na.. tolong pilihkan pakaian untuk ku" Singto menarik-narik selimut yang Krist pakai.
Tanpa Singto duga, ia justru mendapat hadiah lemparan bantal dari Krist.
"Shuutt uppp" Teriak Krist
"Bangun sebentar na.. na.."
Krist membuka selimutnya kasar "Ulah siapa yang membuat ku sampai tak bisa bangun seperti ini, pilih pakaian mu sendiri"
"Kitttt...."
"You fucked me all night long Hubs dan aku sampai kesulitan menggerakan semua anggota tubuhku"
"Ya salah mu sendiri terlalu sering berpergian, terima saja hukuman mu"
"Ya.. ya.. dan terima saja nasib mu memilih pakaian tanpa bantuan ku" Kit melanjutkan tidurnya dan menutupi lagi badannya dengan selimut.
"Kit.. kamu tega sekali"
"Kamu juga tega tak membiarkan ku tidur nyenyak padahal aku baru saja mendarat dari Jepang"
"Itu juga kesalahan mu, besok-besok jika kamu pergi dalam jangka waktu yang lama, kembalilah dengan kondisi yang tidak terlalu mempesona jadi aku tak tergiur untuk meniduri mu"
"Itu mustahil Singto Prachaya, aku terlahir dengan pesona yang immortal"
"Ya sudah aku pilih baju ku sendiri"
"Jangan mengacaukan walk in closet"
"Sudah terlanjur berantakan"
Krist memaksa tubuhnya untuk bangun, walau semua tulang terasa ingin lepas dari tubuhnya. Ia berlari ke lemari pakaian suaminya, dan benar saja Singto mengacaukan seluruh isi lemarinya.
"Ya Lord..." Teriak Krist
Singto tak acuh, ia hanya memakai kemeja dan juga jasnya. Biarkan saja, ia tahu Krist mengamuk tetapi Krist tetap akan membereskan lagi semuanya.
Krist memperhatikan tampilan Singto hari ini "Kamu ingin meeting dengan kolega atau mendatangi pemakaman? Kenapa semua yang kamu pakai serba hitam"
Singto hanya mengangkat bahunya "Biar mereka semua tahu aku tak diurus dengan baik oleh pasangan ku, mungkin saja ada yang berminat mengurus ku lebih baik"
"Coba saja, mereka tidak akan tahan hidup dengan pria yang hobinya mengacaukan isi lemari"
Krist berjalan untuk kembali ke tempat tidur, ia sudah bisa bangun tetapi sudah terlanjur izin pada Gun untuk menggantikannya hari ini.
"Kau mau kemana?" Hadang Singto.
"Kembali ke tempat tidur dan berhibernasi"
"Kamu tega membiarkan ku memakai pakaian berkabung seperti ini?"
"Ya Tuhan.. kamu luar biasa tampan sayang ku walau semua ya terlihat gelap, semua orang akan tetap terpesona dengan penampilan mu, lagian yang kamu pakai satu set limited edition Balmain by the way"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Air I Breath
Fanfic*Krist Perawat * Seorang dokter ahli bedah, tidak suka diatur, hanya bekerja sesuai dengan keinginanya, membenci semua sistem yang berhubungan dengan peraturan rumah sakit. "saya tidak pernah gagal" itulah yang sering ia ucapkan ketika semua orang m...