Let's The Game Begin

5K 536 38
                                    




Desas-Desus pemberitaan mengenai kejadian 25 tahun lalu, tentang sejarah kepemilikan Hope International Medical Center mulai bermunculan kembali setelah sekian lama menghilang, semua sudah sesuai dengan apa yang direncanakan oleh Singto. Dimulai dari awal mula dibangunnya rumah sakit tersebut, dan semua kebenaran satu per satu akan terungkap.

Flashback On

            Singto dan Newie sedang berpikir bagaimana memulai menyebarkan berita, mereka hanya ingin semua berita yang akan disebar hanya menyudutkan dr. Jay. Singto tidak ingin gegabah tetapi ia juga diburu waktu sebelum iblis itu benar-benar merealisasikan rencananya untuk pergi dari negara ini.

            Krist hanya menggelengkan kepala melihat dua orang sahabat sedang berpikir keras kemudian berdebat, berpikir lagi dan berdebat lagi setelahnya membuat dirinya sungguh muak dengan pemandangan di depan matanya.

"Otakmu sudah banyak terkontaminasi keindahan tubuh Krist jadi berpikirmu sangat lambat akhir-akhir ini Sing"

"Cihh.. benar dugaanku selama ini, kau selalu memperhatikan bentuk tubuh kekasihku saat bertemu dengannya. Kau menjemput mautmu sendiri dude"

"Masa bodo.."

Singto dan Newie saling menatap tajam.

Hhhhh... Krist lelah melihat mereka.

"Newie.." Sontak kedua pria yang sedang bersitegang itu memalingkan wajahnya pada Krist secara bersamaan. "Tolong bawa tuan Tum Sinamuwang menemuiku dirumah sakit besok, dan pastikan dia datang.. Bisa?" Newie mengagukkan kepalanya, entah kenapa perkataan Krist terasa seperti perintah (Tatapannya bahkan lebih mengintimidasi dari sahabatnya).

"Tapi untuk apa sayang?" Singto menyela perkataan Krist.

"Just do it what I want, and you.." Krist menunjuk Singto tepat ke arah wajahnya.

"Perhatikan saja apa yang akan terjadi esok, jangan berkomentar sebelum apa yang ingin ku lalukan selesai.. Paham?" Krist menekan kata "Paham" pada kalimatnya.

Tak ada jawaban dari Singto.

"Aku anggap kau paham"

"Hei.. aku bahkan belum berkata apapun sayang"

Krist hanya mengangkat bahunya tak acuh dengan semua protes yang dikeluarkan oleh kekasihnya. Krist bangkit dari duduknya meninggalkan kedua pria yang ia yakini sedang bingung saat menatapnya.

"Ahh..." Krist membalikan tubuhnya setelah berjalan beberapa langkah. "Dan pastikan kedatangan Tuan Tum tidak diketahui oleh para petinggi rumah sakit yang lain"

***

            Krist sudah mempersiapkan semua yang ia perlukan untuk operasinya hari ini, operasi terakhir sebelum ia mengambil cuti panjang dan terbang ke Amerika untuk menemui Jos. Ia sengaja memilih Gun untuk menjadi asisten utamanya, dan juga memilih perawat-perawat kepercayaannya untuk mendampingi dirinya dan Gun saat operasi berlangsung. Bukan operasi sulit  tetapi ini akan membuka jalan bagi rencananya dan Singto menghabisi iblis itu sampai tak bersisa.

            Krist melihat Singto sudah mendudukan diri didalam ruang pengawas, kebingungan terlihat jelas dari tatapan pria itu, keningnya terus saja berkerut saat matanya bertatapan langsung dengan mata Krist. Tak lama kemudian masuklah Tuan Tum yang didampingi oleh Newie, pria paruh baya itu terlihat semakin membaik setelah operasi dan treatment yang Kit anjurkan pasca operasi. Singto memberikan salam pada Tuan Tum dan menyuruhnya menempati salah satu kursi dirungan itu, ketiga pria tersebut menatap ruang operasi dengan penuh kebingungan terutama Tuan Tum yang diminta datang secara mendadak.

The Air I BreathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang